Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Prinsip Hidup dan Mantra Sukses Sandiaga Uno untuk Jadi Pebisnis Ulung
25 Maret 2019 18:06 WIB
Tulisan dari Cermati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada yang berbeda di ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Seorang politikus muda, keren, dan menjadi idola baru emak-emak serta generasi milenial Indonesia. Ya, itulah Sandiaga Uno, Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02 yang juga merupakan pengusaha tajir yang hartanya mencapai Rp5 triliun.
ADVERTISEMENT
Tingkah laku, kegiatannya sehari-hari kini menjadi sorotan publik. Sering tampil dengan setelan kasual, polo t-shirt berwarna putih atau kemeja biru laut, berpadu celana krem. Pemilik nama lengkap Sandiaga Salahuddin Uno itu pun kerap dijumpai saat berolahraga lari maupun bermain basket.
Pantas ya kalau pria tampan ini selalu tampak bugar sehingga Sandi begitu panggilan akrabnya, sudah berkeliling ke lebih dari 1.500 titik di Indonesia selama lima bulan terakhir. Apalagi kalau bukan untuk kampanye.
Asal tahu, jauh sebelum mencalonkan diri jadi orang nomor dua di Indonesia, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini lebih dikenal sebagai seorang pengusaha. Sudah makan asam garam dalam kehidupan, termasuk soal karier. Pernah jadi pengangguran sampai tak punya uang untuk bayar sewa rumah. Padahal Sandi masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia versi Globe Asia tahun 2018.
ADVERTISEMENT
Family Man yang Dididik Tegas
Sandiaga Uno lahir di Pekanbaru, Riau pada 28 Juni 1969. Ibunya, Rachmini Rachman Uno adalah seorang pakar pendidikan kepribadian. Sang ayah, Razif Halik Uno bekerja di perusahaan Chevron di Rumbai, Pekanbaru. Meski dididik dengan sangat tegas oleh sang ibu, Sandi tumbuh menjadi sosok dengan kepribadian baik. Ia bahkan pernah dihukum berat, karena kedapatan meniru teman-temannya mengucapkan sebuah umpatan.
Di usia menginjak 40 tahun, Sandi telah memiliki tiga anak dari pasangannya, Noor Asiah Abdul Aziz. Politikus dari Partai Gerindra ini merupakan suami sekaligus ayah yang mengutamakan keluarga. Ia selalu berusaha meluangkan waktu bersama istri dan anak-anak. Bahkan begitu dekat dengan putra bungsunya, Sulaiman Saladdin Uno.
ADVERTISEMENT
Kuliah dan Berkarier di Luar Negeri
Setelah tamat dari SMA Pangudi Luhur, Jakarta, Sandi yang berdarah Gorontalo ini memilih melanjutkan kuliah di Amerika Serikat. Ia lulus berpredikat summa cumlaude dan meraih gelar Sarjana Administrasi Bisnis di Wichita State University
Sandi mengawali karier di tahun 1990 sebagai karyawan di Bank Summa. Di sini, ia ditempat dan mendapatkan mentoring dari pemilik Bank Summa, William Soeryadjaya. Selang satu tahun kemudian, ia meraih beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di bidang ilmu yang sama seperti sebelumnya.
Berbekal gelar M.B.A dari George Washington University, AS pada tahun 1993, Sandi memilih berkarier di Singapura sebagai manajer investasi pada perusahaan Seapower Asia Investment Limited. Pada tahun berikutnya, mengambil kesempatan bekerja di MP Holding Limited Group.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya pada 1995, Sandi didapuk sebagai Wakil Presiden Eksekutif di NTI Resources Ltd. Ia menikmati gaji sangat fantastis sebesar USD8.000 per bulan. Namun badai krisis moneter (krismon) di tahun 1997 menyebabkan perusahaan tersebut bangkrut, dan harus rela kehilangan pekerjaan.
Mulai dari Pengangguran sampai Jadi Pebisnis Andal
Akibat krismon, investasinya di pasar saham mengalami kerugian besar. Akhirnya Sandi pulang ke Indonesia sebagai seorang pengangguran. Tak putus asa, ia mulai melamar pekerjaan ke sana kemari. Sayang disayang, tak ada satupun yang melirik lamaran pekerjaannya. Kondisi ekonomi di Tanah Air saat itu memang sangat sulit sehingga Sandi tak mampu membayar uang sewa rumah dan harus pindah ke rumah orangtua di Jakarta.
Ketika Sandi mulai hampir menyerah, namun pikirannya kembali terbuka. Ia melihat peluang usaha di tengah kondisi krisis yang masih membelit Indonesia. Bersama rekannya, Sandi mendirikan perusahaan penasihat keuangan PT Recapital Advisors. Ia menjalankan bisnis tersebut di bawah asuhan mantan bosnya, William Soeryadjaya.
ADVERTISEMENT
Pada 1999, Sandi berkolaborasi dengan Edwin Soeryadjaya mendirikan PT Saratoga Investama Sedaya, sebuah perusahaan investasi di bidang pertambangan, telekomunikasi, serta produk kehutanan. Saratoga bekerja dengan cara mengumpulkan investasi untuk mengakuisisi perusahaan ‘sakit’, lalu membenahi kinerja perusahaan tersebut. Setelah kondisi perusahaan membaik, aset perusahaan dijual dengan harga lebih tinggi.
Bisnis Sandi mengelola Saratoga terbilang sukses. Dalam waktu 10 tahun, perusahaan tersebut berhasil mengambilalih 12 perusahaan, di antaranya yang berhasil dijual kembali adalah PT Dipasena Citra Darmaja, PT BTPN, serta PT Astra Microtronics.
Tak hanya itu, Sandi tercatat dalam jajaran direksi berbagai perusahaan. Setidaknya ada lima perusahaan juga dikelolanya, yakni PT Adaro Indonesia, PT Indonesia Bulk Terminal, PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia, Interra Resources Limited, dan PT. iForte Solusi Infotek.
ADVERTISEMENT
Masuk Jajaran Orang Terkaya di Indonesia
Karier Sandi dalam membangun bisnis membuahkan hasil. Pada 2007, Majalah Globe Asia menempatkannya di deretan orang terkaya di Indonesia peringkat 63 dengan total kekayaan USD245 juta. Setahun kemudian, Sandi meraih gelar orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes di urutan ke-29 dengan nilai kekayaan USD400 juta. Namun di tahun 2018, kekayaan Sandiaga Uno tercatat sebesar USD300 juta atau sekitar Rp4,2 triliun (kurs Rp14.000) dan menjadi orang terkaya di Indonesia di posisi 85 versi Globe Asia.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN) pada Rabu, 15 Agustus 2018 yang diumumkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), politikus dari Partai Gerindra yang berlatarbelakang sebagai pengusaha ini memiliki kekayaan senilai Rp5 triliun.
ADVERTISEMENT
Pernah Memimpin Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI)
Selain sukses di dunia bisnis, Sandi dikenal sebagai seorang organisator ulung. Di bawah kepemimpinannya sebagai Ketua Umum HIPMI periode 2005-2008, jumlah pengusaha yang bergabung dengan organisasi tersebut meningkat 40%, yaitu 35 ribu pengusaha.
Sandi tak pelit berbagi ilmu ataupun rahasia suksesnya kepada para pengusaha, termasuk skala Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Ia mengajak pengusaha menjalankan etos kerja 4S, yaitu kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan jangan pernah kerja setengah-setengah. Sandi selalu mengatakan, kesuksesan berawal dari rasa berani dan optimisme. Meski relasi penting, namun unsur kesuksesan yang utama adalah bekerja keras dan menjaga kepercayaan.
Terjun ke Dunia Politik
ADVERTISEMENT
Darah politik ternyata mengalir di dalam tubuh Sandi. Sang Kakek, Raden Abdullah Rachman adalah tokoh pendiri partai politik Gerkindo (Gerakan Kebangsaan Indonesia) di Gorontalo. Pada 2015, Sandi resmi melepas jabatan Direktur Utama di PT Saratoga dan jabatan lain di berbagai perusahaan. Ia ingin fokus melanjutkan perjuangan politik sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina di Partai Gerindra bersama Prabowo Subianto, sosok yang "meminang " Sandi untuk menjadi Cawapres di Pilpres 2019.
Karier politik Sandi dimulai ketika mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta bersama Anies Rasyid Baswedan. Hingga akhirnya terpilih pada 16 Oktober 2017. Namun belum genap satu tahun memimpin Jakarta pada 18 September 2018, ia mundur dari jabatannya untuk fokus memenangkan Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Di samping pengusaha mapan, Sandi senang sekali dengan olahraga, termasuk basket dan lari. Ia pernah ditunjuk sebagai manajer tim basket putri saat ajang Sea Games 2005 di Filipina dan dipercaya menjadi Ketua Umum Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI). Hobi olahraga dan main basket sejak di bangku sekolah, membuatnya mudah dekat dengan para pemilih, terutama generasi milenial dengan harapan mampu menyebarkan virus gaya hidup sehat.
Mantra Suksesnya: Selalu Ada Kesempatan dari Setiap Kegagalan
Menurut Sandi, sebelum mencapai kesuksesan, setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan. Pria yang gemar membaca ini telah membagikan kisah hidupnya dalam sebuah buku yang terbit pada 2017, dengan judul “Kerja Tuntas, Kerja Ikhlas: One Way Ticket to Success.”
ADVERTISEMENT
Banyak orang yang mudah menyerah ketika gagal, tapi tidak dengan Sandi. Kebalikannya, ia menganggap kegagalan selalu memberikan banyak kesempatan. Sandi pernah terpuruk menjadi pengangguran, namun masih ada keberanian dan optimistis mengambil kesempatan untuk sukses di dunia bisnis dan politik.
Kamu Juga Bisa
Bagaimana dengan kamu? Sebaiknya juga punya prinsip yang sama ya. Apapun kondisi yang kamu alami saat ini, kamu memiliki kesempatan sukses yang sama seperti Sandiaga Uno. Jadi, ayo kerja dan pantang menyerah.
Dapatkan informasi keuangan menarik lainnya lewat:
ADVERTISEMENT