Konten dari Pengguna

UNNES GIAT 11 pada Kirab: Susuk Wangan & Tirta Wening Klero di HUT Kab. Semarang

Chabiba Rahma
Psikologi Universitas Negeri Semarang
9 Februari 2025 10:15 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Chabiba Rahma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Susuk Wangan dan Pengambilan Tirta Wening Sendang Mulyo dalam Rangka Menyambut Hari Jadi Kab. Semarang ke-504

Foto bersama setelah penyelenggaraan acara. Kredit foto: UNNES GIAT 11 Desa Klero
zoom-in-whitePerbesar
Foto bersama setelah penyelenggaraan acara. Kredit foto: UNNES GIAT 11 Desa Klero
ADVERTISEMENT
SEMARANG - Pemerintah Desa Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah mengadakan acara Wangan & Pengambilan Tirta Wening “Sendang Mulyo” sebagai salah satu rangkaian dalam MBS (Merti Bumi Serasi) Kabupaten Semarang ke-504. Merti Bumi Serasi merupakan julukan bagi rangkaian acara kirab yang diselenggarakan dalam perayaan hari jadi Kabupaten Semarang. Pada perayaan yang ke-504, Sendang Mulyo yang bertempat di Desa Klero, Kabupaten Semarang dipilih sebagai salah satu lokasi perayaan hari jadi yang sarat akan budaya lokal.
Prosesi penyelenggaraan acara. Kredit foto: UNNES GIAT 11 Desa Klero
Acara ini dimeriahkan tidak hanya oleh perangkat desa sebagai penyelenggara acara, namun juga perwakilan pemerintah Kecamatan Tengaran, tokoh masyarakat, Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) Desa Klero, Babinsa (Bintara Pembina Desa) Klero, serta kedua belas anggota UNNES GIAT Angkatan 11. Acara yang diadakan pada hari Jumat pagi (07/02/2025) mulai pukul 08.00 WIB hingga 10.30 WIB ini dilakukan dengan serangkaian acara, mulai dari sambutan kepala desa dan pemerintah kecamatan, acara utama berupa pengambilan air sendang yang kemudian disimpan dalam sebuah kendi, dilanjut dengan kegiatan pelepasan burung perkutut, tabur benih ikan, serta tanam bibit buah, kemudian dilanjut dengan doa dan makan bersama.
ADVERTISEMENT
Acara ini dipandu oleh Muhammad Rifai, Kepala Urusan Keuangan Desa Klero yang mengawali pembukaan acara dengan sambutan dilanjutkan dengan pembacaan rangkaian acara yang akan berjalan. Setelahnya, dilakukan pembacaan basmalah dan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh Sumyani, S.Pd. yang menjabat sebagai Kepala Dusun Kaligandu. Acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan oleh Winarno selaku Kepala Desa Klero dan Eko Ariyanto selaku perwakilan pemerintah Kecamatan Tengaran. Kemudian, dilakukan pembacaan sejarah Embung Sendang Mulyo oleh Kepala Dusun Krajan Klero, Marno. Setelahnya, dilakukan prosesi rangkaian acara utama berupa pengambilan air sendang yang kemudian disimpan dalam sebuah kendi, dilanjut dengan kegiatan pelepasan burung perkutut, tabur benih ikan, serta tanam bibit buah yang dilakukan oleh kepala Desa Klero, sekretaris Kecamatan Tengaran, ketua BPD Klero, dan ketua RT 07 Desa Klero. Acara berlanjut dengan pembacaan doa dan ditutup deangan makan bersama.
Prosesi pengambilan tirta wening Sendang Mulyo. Kredit foto: UNNES GIAT 11 Desa Klero
Dalam sambutannya, kepala Desa Klero, Winarno, menyatakan maksud penyelenggaraan acara tersebut. “Hari ini Desa Klero mengadakan salah satu runtutan acara dalam rangka peringatan hari ulang tahun Kabupaten Semarang yang ke-504 di Desa Klero,” ujarnya. Sambutan dilanjutkan dengan harapan akan kelancaran penyelenggaraan acara dari awal hingga akhir.
ADVERTISEMENT
Acara yang berlangsung juga menunjukkan kekayaan budaya Jawa yang perlu dilestarikan keberadaannya. Hal ini dinyatakan melalui, “(Mari) melestarikan budaya, (sebab) budaya Jawa itu budaya yang adiluhung,” ujar perwakilan pemerintah Kecamatan Tengaran, Eko Ariyanto. Ia juga menuturkan, “budaya yang ada, mari kita lestarikan agar langgeng dan tidak hilang dari tanah Jawa. Itu merupakan harapan dari para pemimpin.” Ia juga menuturkan bahwa pada hakikatnya manusia hidup bersama alam, sehingga penghormatan kepada alam merupakan hal yang perlu diperhatikan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghormati alam seperti menanam pohon, membersihkan sungai, dsb.
Penanaman bibit buah. Kredit foto: UNNES GIAT 11 Desa Klero
Sendang Mulyo yang terletak di RT 07 RW 02 Desa Klero merupakan sebuah embung yang dibangun pada tahun 1989 sebagai sumber irigasi pertanian yang kemudian mengalami renovasi pada tahun 2020 dan berkembang menjadi destinasi wisata. Perbaikan ini dilatarbelakangi oleh keinginan yang dalam untuk memperkenalkan Sendang Mulyo kepada khalayak ramai serta meningkatkan perekonomian daerah. Sendang Mulyo tidak hanya menawarkan kejernihan airnya, namun juga keindahan alam Klero yang masih terjaga keasriannya. Selain itu, embung ini masih sering digunakan dalam berbagai aktivitas kebudayaan, seperti upacara tradisional, tradisi padusan, hingga perayaan hari kemerdekaan Indonesia, sehingga dapat disebut juga sebagai warisan budaya yang melekat di Desa Klero.
ADVERTISEMENT
Susuk Wangan dan Pengambilan Tirta Wening di Sendang Mulyo dilakukan secara rutin setiap tahun dalam perayaan HUT Kabupaten Semarang, sehingga eksistensinya tidak hanya sebagai bentuk perayaan, namun juga sebagai bentuk pelestarian budaya Jawa yang selaras dengan pengejawantahan nilai-nilai Pancasila. Dalam prosesnya, tim UNNES GIAT 11 yang bertugas di Desa Klero ikut menyukseskan acara dengan membantu penyelenggaraan acara dari sebelum hingga setelah acara berlangsung. Pengamalan nilai Pancasila yang kental akan budaya ini juga selaras dengan tagline UNNES GIAT yang berbunyi “Bersama UNNES GIAT, Membangun Indonesia dari Desa”.
Melalui kegiatan ini, budaya lokal dapat dipandang sebagai warisan leluhur yang perlu dilestarikan keberadaannya, bukan hanya sebagai jejak nenek moyang, namun juga warisan yang penuh nilai filosofis yang mewakili pengkhayatan diri dan masyarakat terhadap alam.
ADVERTISEMENT