Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
Diplomat Zaman Now: My Way
18 Maret 2018 15:43 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Chairil Anhar Siregar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tanpa bantuan youtube, anak sekarang mungkin tidak kenal lagu My Way yang dipopulerkan penyanyi Frank Sinatra sejak tahun 1969. Namun para diplomat zaman now tetap memegang teguh pesan Paul Anka, sang penulis lirik lagu, saat memperjuangkan kepentingan nasional di forum internasional.
Sesdilu: Diplomat Zaman Now
Diklat Diplomat Muda (Sesdilu) Angkatan Ke-60 tengah menginjak penghujung Minggu keempat sejak dibuka Wakil Menteri Luar Negeri, Bapak A.M. Fachir pada tanggal 19 Februari 2018 lalu di Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Kemenlu.
Menerjemahkan pesan Presiden Joko Widodo setelah membuka Rapat Kerja Kepala Perwakilan RI di Kantin Diplomasi, Kemenlu pada 12 Februari 2018, para peserta Sesdilu dididik menjadi diplomat zaman now dan diajarkan berbagai materi perkembangan terkini isu-isu strategis yang menyangkut kepentingan nasional.
Dewasa ini diplomat dituntut mampu menghadapi tantangan perkembangan zaman, sehingga diharapkan memiliki kualitas kekinian seperti:
1. Melek IT
Saat ini penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam mendukung pelaksanaan tugas diplomasi telah menjadi suatu keharusan. TIK dibutuhkan untuk mengolah informasi yang diperoleh menggunakan teknik dasar kualitatif dan kuantitatif, sehingga secara cepat dapat menyampaikan laporan ke pihak-pihak yang membutuhkan, termasuk Pimpinan.
ADVERTISEMENT
2. Responsif
Perkembangan di berbagai belahan dunia dapat diakses melalui smartphone secara real time. Para diplomat diharapkan dapat meningkatkan awareness dalam menyikapi situasi terkini yang terjadi di wilayah kerjanya dan langsung melaporkannya ke Pimpinan dengan tetap menyisipkan hasil pengamatan dan rencana penanganan tindak lanjut.
Dalam menjalankan tugasnya, diplomat zaman now diharapkan lebih responsif, bukan reaktif.
3. Media Friendly
Sebagai sumber pengetahuan, saat ini informasi paling banyak bisa didapatkan dari media, baik media massa maupun media sosial. Oleh karena itu, untuk menjalankan fungsi intelijen di luar negeri, para diplomat harus rajin mengakses media setempat, baik media massa berbentuk cetak, elektronik, dan audio visual maupun media sosial.
Di samping itu, para diplomat juga diharapkan dekat dengan wartawan dan jurnalis dalam rangka menjalin hubungan simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan. Karena selain untuk memperoleh informasi terkini, kalangan media juga dapat dimanfaatkan untuk promosi Indonesia.
4. Merakyat
Diaspora Indonesia tersebar di berbagai belahan dunia dewasa ini. Bahkan banyak WNI tinggal di suatu negara yang belum memiliki Perwakilan RI. Oleh karenanya diplomat harus lebih sering menyapa dan mendekatkan diri dengan para WNI di wilayah kerjanya.
Dalam kesempatan-kesempatan informal, para diplomat dapat menyampaikan pesan-pesan terkini Pemerintah sehingga sosialisasi dan diseminasi informasi dapat berjalan secara kontinu dan efektif tanpa harus mengadakan pertemuan-pertemuan yang bersifat formal dan protokoler.
Di sisi lain, silaturahmi dimaksud juga dapat menjadi ajang bagi para diplomat untuk mengetahui kondisi para WNI sekaligus mengembangkan networking karena dengan berbagai macam latar belakang, para WNI dapat menjadi jaringan yang efektif untuk mewujudkan misi diplomasi.
5. Inovatif
Tantangan zaman menuntut diplomat zaman now mengembangkan daya kreasi dan melakukan inovasi dalam pelaksanakan tugas sehari-hari. Permasalahan yang dihadapi dewasa ini semakin rumit dan menggunakan cara-cara yang mutakhir sehingga meski tetap mengutamakan jalur birokrasi formal, namun penyelesaiannya harus menggunakan pendekatan yang kekinian. Para diplomat harus mampu berpikir inovatif, out of the box untuk memberi solusi yang baru dan lebih segar.
My Way
Lagu May Way diaransemen ulang dari lagu berbahasa Perancis dengan judul Comme d'habitude karya milik Claude Francois. Lagu tersebut dibuat ketika suasana hati Frank Sinatra kurang kondusif dan sempat berpikir untuk berhenti bermusik.
Bagi pendengarnya, My Way sangat menggugah dan penuh motivasi. Liriknya menceritakan perjalanan hidup seseorang yang penuh lika liku. Meski sering menemui tantangan dan hambatan serta diremehkan orang, namun sosok dalam lagu tersebut tetap memegang teguh prinsip hidupnya hingga akhirnya berhasil menyelesaikan seluruh tugasnya menggunakan caranya, My Way.
My Way sudah banyak dinyanyikan ulang pemusik papan atas seperti Raja Rock n Roll Elvis Presley, pentolan band punk Sex Pistols, Sid Vicious, hingga artis 90an, Robbie Williams.
Lagu ini telah dikenal sebagai salah satu lagu wajib pejabat di seluruh dunia. Lagu ini diputar saat pesta pelantikan Presiden AS, Donald Trump dan pernah diviralkan netizen sebagai video clip perpisahan mantan Presiden Obama.
Di dalam negeri setidaknya Presiden Kelima RI Megawati Sukarnoputri, Pejabat Partai Golkar yang juga mantan Menko Perekonomian dan Menko Kesra, Aburizal Bakrie pernah menyanyikan lagu tersebut. Selain mereka, masih banyak lagi Pejabat Pemerintah Pusat dan di Daerah yang pernah menyanyikan My Way dalam berbagai kesempatan.
My Way juga tidak pernah luput dari playlist lagu yang dibawakan Bapak A.M. Fachir, Wamenlu yang dikenal jago menyanyi. Seorang diplomat ulung dengan pengalaman selama hampir 34 tahun, diantaranya untuk KBRI Baghdad, PTRI New York, dan KBRI Kuala Lumpur dan pernah menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Mesir dan Kerajaan Arab Saudi.
Diplomat Zaman Now: My Way
Meski My Way sudah berusia hampir 50 tahun, penulisnya sudah sepuh, dan penyanyi yang pertama kali mempopulerkannya sudah meninggal 19 tahun lalu, namun lagu tersebut masih tetap relevan bagi diplomat zaman now.
Dengan tantangan perkembangan zaman yang semakin kompleks ditambah beban pekerjaan dan rutinitas yang semakin rumit, para diplomat tetap harus memperjuangkan kepentingan nasional dan mampu menyelesaikan permasalahan global dengan pendekatan yang lebih kekinian, populis dan modern.
I did what I had to do
And saw it through without exemption
I planned each charted course
Each careful step along the byway
And more, much more than this
I did it my way
ADVERTISEMENT