Konten dari Pengguna

Kelas ke Dunia Maya: Memperkuat Kecendekiaan Digital untuk Generasi Z di PTKI

Chalifa Chairunnisa
Saya mahasiswa semester 1, jurusan Sistem Informasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
17 Oktober 2024 8:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Chalifa Chairunnisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Desain oleh Chalifa Chairunnisa. Elemen oleh yekigai dan giuseppe ramos y dari Canva.
zoom-in-whitePerbesar
Desain oleh Chalifa Chairunnisa. Elemen oleh yekigai dan giuseppe ramos y dari Canva.
ADVERTISEMENT
Di era digital yang terus berkembang, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di Indonesia menghadapi tantangan dalam mempersiapkan generasi z untuk menjadi cendekiawan yang kompeten di dunia digital. Mengerti teknologi digital saat ini bukan pilihan, namun kewajiban. Hampir semua yang kita lakukan berkaitan dengan teknologi digital.
ADVERTISEMENT
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, yang dikenal sebagai Lembaga Pendidikan tinggi yang berpegang teguh dengan tradisi dalam islam diharuskan mampu mengatasi perkembangan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai keislamannya. Gen Z merupakan mayoritas mahasiswa aktif di perguruan tinggi keagamaan islam saat ini. Tumbuh bersama teknologi digital, tentu membuat ekspetasi yang berbeda khususnya pada proses pembelajaran.
Dalam hal ini bukan berarti mengganti keseluruhan metode pembelajaran tradisional, namun mengintegrasikan teknologi digital untuk menambah pengamalan belajar. Contohnya seperti e-learning yang sudah digunakan banyak perguruan tinggi. E-learning memudahkan kita semua khususnya gen z yang sedang kuliah agar dapat diakses dimanapun maupun kapanpun. Fleksibel adalah salah satu kesukaan gen z. selain memudahkan para mahasiswa, e-learning ini juga memudahkan dosen dan membuat kita lebih memanfaatkan waktu yang ada.
ADVERTISEMENT
Hal ini tidak terlepas dari tantangan yang akan dihadapi untuk memperkuat kecendekiaan digital. Seperti infrastruktur teknologi yang belum memadai di beberapa daerah di Indonesia. Hal ini juga dikhawatirkan akan lunturnya nilai-nilai islam. Kesenjangan kemampuan digital pasti terjadi. Namun, hal ini bisa dijadikan peluang baik. Kita dapat meningkatkan akses pendidikan tinggi keagamaan islam ke daerah pelosok. Hal ini juga memungkinkan terjadinya kolaborasi antar instusi baik nasional maupun internasional. Dan dapat mengembangkan metode pembelajaran yang relevan dan interaktif.
Memiliki strategi menjadi hal penting untuk memperkuat kecendekiaan digital. Meningkatkan kompetensi digital tenaga pengajar, dapat dilakukan program pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dosen menggunakan teknologi digital pada saat mengajar. Mengembangkan kurikulum berbasis digital juga menjadi strategi yang baik. Meningkatkan fasilitas teknologi di kampus merupakan hal penting untuk memperkuat kecendekiaan digital ini. Contohnya seperti akses internet yang stabil dan perangkat yang memadai karena tidak semua mahasiswa memiliki laptop dan wi-fi di rumahnya. Hal ini termasuk investasi infrastruktur. Memiliki kemitraan dengan perusahaan teknologi untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa dan akses ke teknologi terkini. Menciptakan platform online seperti e-learning yang memadukan nilai keislaman dengan konten akademik modern.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, implementasi kecendekiaan digital di perguruan tinggi keagamaan Islam tidak hanya tentang memodernisasi metode pembelajaran tetapi juga tentang menciptakan generasi z yang cerdas, bertanggungjawab dan beretika dalam menghadapi tantangan global. Semoga ide-ide di atas dapat membantu PTKI dalam transformasi menuju masa depan yang lebih cerah dan sejahtera bagi semua pihak yang terlibat.