Konten dari Pengguna

Apakah FOLU Net Sink Cukup untuk Mengatasi Pemanasan Global?

Chalisa Salsabillah
mahasiswi semester 1 Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hobi desain
26 November 2024 16:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Chalisa Salsabillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
cover dari penulis
zoom-in-whitePerbesar
cover dari penulis
ADVERTISEMENT
Pemanasan global merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia saat ini. Dengan meningkatnya suhu rata-rata di bumi akibat emisi gas rumah kaca, dampak perubahan iklim semakin nyata, mulai dari cuaca ekstrem hingga naiknya permukaan laut. Indonesia sebagai negara dengan keanekaragaman hayati yang beragam dan luasnya hutan tropis, memiliki peran penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Salah satu kebijakan yang diusulkan adalah FOLU Net Sink 2030, yang merupakan singkatan dari Forest and Other Land Use Net Sink 2030. Namun, pertanyaannya adalah: apakah FOLU Net Sink 2030 cukup untuk mengatasi pemanasan global?
ADVERTISEMENT
FOLU Net Sink 2030 merupakan kebijakan penting Indonesia untuk mengatasi pemanasan global dengan menargetkan penyerapan karbon lebih tinggi dari emisi gas rumah kaca (GRK) pada tahun 2030. Kebijakan ini fokus pada pengelolaan hutan dan lahan, dengan strategi seperti konservasi hutan dan pengurangan deforestasi. Tulisan opini ini merupakan hal yang penting karena FOLU Net Sink 2030 adalah bagian dari komitmen global dalam Perjanjian Paris, dan keberhasilannya bergantung pada kolaborasi antara pemerintah, institusi, dan masyarakat.
keadaan hutan yang asri
Adapun potensi atau dampak yang dihasilkan dari FOLU Net Sink, yaitu:
1. Penyerapan Karbon yang Signifikan
Hutan tropis Indonesia menyimpan sejumlah besar karbon dalam biomassa dan tanahnya. Menurut data dari World Resources Institute, Indonesia merupakan salah satu negara dengan emisi karbon tertinggi akibat deforestasi. Dengan menerapkan praktik pengelolaan hutan yang baik dan memperluas area hutan melalui reforestasi dan afforestation, potensi penyerapan karbon dapat dimaksimalkan. Ini adalah langkah penting untuk mencapai target pengurangan emisi.
ADVERTISEMENT
2. Perlindungan Lahan Gambut
Lahan gambut adalah ekosistem unik yang memiliki kapasitas penyimpanan karbon yang sangat tinggi. Namun, banyak lahan gambut di Indonesia telah mengalami kerusakan akibat konversi menjadi lahan pertanian atau perkebunan serta deforestasi. Kebijakan FOLU Net Sink menekankan perlunya perlindungan dan restorasi lahan gambut, yang tidak hanya akan meningkatkan penyerapan karbon tetapi juga melindungi keanekaragaman hayati dan sumber daya air.
3. Peningkatan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat
FOLU Net Sink juga dapat menjadi alat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan lingkungan. Dengan melibatkan komunitas lokal dalam pengelolaan sumber daya alam, kebijakan ini dapat menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Program-program pendidikan dan pelatihan dapat membantu masyarakat memahami manfaat dari menjaga hutan dan lahan mereka.
ADVERTISEMENT
FOLU Net Sink memiliki potensi besar dalam mengatasi pemanasan global melalui penyerapan karbon dari hutan dan penggunaan lahan lainnya. Namun, untuk mencapai hasil yang maksimal, perlu adanya pendekatan holistik yang melibatkan berbagai sektor dan pemangku kepentingan. Tantangan seperti deforestasi, ketergantungan pada praktik pertanian tidak berkelanjutan, serta kebutuhan pendanaan harus diatasi secara bersamaan.
Oleh karena itu, meskipun FOLU Net Sink 2030 adalah langkah positif menuju mitigasi perubahan iklim di Indonesia, ia tidak cukup berdiri sendiri sebagai solusi tunggal. Diperlukan komitmen bersama dari pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, serta dukungan internasional untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi planet kita.
Dengan demikian, FOLU Net Sink 2030 harus dilihat sebagai bagian dari strategi lebih luas dalam menghadapi pemanasan global. Sebuah langkah menuju keberlanjutan lingkungan yang membutuhkan kolaborasi aktif dari semua pihak terkait demi mewujudkan dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang.
ADVERTISEMENT
sumber: https://wri-indonesia.org/id/wawasan/studi-terbaru-menunjukkan-bahwa-indonesia-kehilangan-hutan-primer-dengan-tingkat-yang-belum