Suku Ainu : Fakta-faktanya yang menarik dan unik

Melinda Lusiana Zahra
mahasiswa Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
5 April 2024 18:23 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Melinda Lusiana Zahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi Suku Ainu Sumber Canva
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi Suku Ainu Sumber Canva
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jepang merupakan negara yang modern, hal ini ditandai dengan pesatnya kemajuan teknologi yang mereka buat, hingga terkenal di berbagai manca negara, akan tetapi dibalik modern Jepang ini, terdapat suku-suku di Jepang yang masih bersifat tradisional, salah satunya yakni Suku Ainu, Suku Ainu yang merupakan Suku Asli Jepang yang telah mendiami Negara Jepang ribuan tahun lamanya, mereka masih menganut adat istiadat dan tradisi Jepang terdahulu, berikut fakta-fakta dari suku Asli Jepang satu ini :
ADVERTISEMENT
1. Wilayah Suku Ainu yang masih misterius
Pada awalnya suku Ainu bertempat tinggal di pulau besar yang ada di Jepang, yakni berada di daratan Jepang utara Honshu, kemudian hingga ke pulau Sakhalin yang kini merupakan pulau pemukiman rusia dan Pulau kuril yang menjadi bagian sengketa antara Federasi Rusia saat ini. Seiring bertambahnya waktu Suku Ainu yang dahulunya mendiami pulau-pulau besar tersebut mulai tergusur dan kini mereka tinggal di Hokkaido, Kabarnya suku Ainu sendiri berasal dari orang-orang jomon yang pindah ke Hokkaido dan menikah dengan Suku Emishi yakni suku yang dikenal sebagai orang-orang yang bar-bar berbulu, dari pernikahan tersebut hadirlah Suku Ainu yang dikenal saat ini. Sehingga pada dasarnya Suku Ainu sendiri disini berkembangnya memang di Hokkaido namun keaslian mereka sendiri disini masih dipertanyakan, hal ini dikarenakan suku mereka yang memang dikenal misterius, bahkan mereka memilih untuk menyembunyikan identitas suku mereka.
ADVERTISEMENT
2. Kepercayaan yang dianut Suku Ainu
Seperti yang diketahui Suku Ainu termasuk dalam suku tradisional Jepang, oleh karena itu kepercayaan yang mereka percayai tentu berbeda dengan kepercayaan yang dianut oleh Orang Jepang Modern saat ini, yang dimana Suku Ainu sendiri masih mempercayai kepercayaan Animisme, kepercayaan Animisme merupakan kepercayaan atau keyakinan yang berhubungan dengan roh maupun spiritual, mereka menghendaki bahwasannya segala sesuatu didunia ini pasti adanya roh dan spiritual. Adapun contoh kepercayaan yang mereka Yakini hingga saat ini, seperti Dewa Kamui yang merupakan suatu kepercayaan yang telah dianut semenjak jaman leluhur mereka, mereka percaya apabila merawat beruang sedari kecil hingga dewasa, kemudian saat beruang tersebut telah memasuki usia dewasa, mereka membunuh beruang tersebut, dengan harapan balas budi beruang yang telah mereka rawat untuk melindungi mereka dari segala sesuatu yang bersifat negatif.
ADVERTISEMENT
3. Bahasa Suku Ainu yang masih minoritas
Suku biasanya memiliki Bahasanya sendiri-sendiri dan masih memiliki hubungan kebahasaan dengan negara yang mereka tempati, namun berbeda dengan suku lainnya, Suku Ainu memiliki Bahasanya sendiri yang terbilang sangat jauh dengan Bahasa Jepang, yang disebut Bahasa Ainu, Bahasa Ainu merupakan Bahasa yang dituturkan oleh Suku Ainu di wilayah mereka seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Bahasa Ainu memang tergolong Bahasa yang tidak bersangkutan dengan rumpun Bahasa manapun, hal ini ditandai dengan perbedaan Bahasa mereka yang sangat berbeda secara signifikan, akan tetapi Bahasa Ainu sendiri memiliki perbedaan dialeknya juga di berbagai wilayah yang ditempati oleh Suku Ainu. Bahasa Ainu yang unik dan menarik rupanya justru mengalami penurunan pengguna Bahasa Ainu dikarenakan sejarah, politik dan sosial yang kompleks. Sehingga Bahasa Ainu termasuk kedalam Bahasa yang minoritas, hal ini dikarenakan kurangnya penutur Bahasa Ainu itu sendiri, dan seringkali Bahasa Ainu juga mengalami penekanan Bahasa Jepang. Namun, Bahasa dari Suku Ainu kini telah dilindungi bahasanya oleh Jepang pada tahun 2019, upaya yang dilakukan oleh Jepang ini agar senantiasa Bahasa Minoritas bisa tetap terjaga dan terlestarikan bahasanya, sehingga tidak mengalami kepunahan.
ADVERTISEMENT
4. Cara hidup Suku Ainu yang unik
Kebiasaan hidup Suku Ainu mencerminkan kehidupan yang menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual, adat istiadat yang bersifat tradisional dan kekonsistenan mereka yang tetap bertahan dalam perubahan zaman, dari sikap konsisten tersebut diperlukannya pula usaha juga dalam mengfokuskan mengikuti rentetan-rentetan kegiatan yang ditanamkan sejak zaman dahulu ke zaman saat ini, salah satunya seperti memancing, berburu dan mengumpulkan makanan sebagai sumber utama mereka untuk bertahan hidup, mereka mengandalkan alam sekitar dikarenakan rasa percaya mereka yang erat terhadap alam, kemudian menggunakan seni untuk kehidupan sehari-hari yakni menggunakan pakaian berbulu beruang sebagai bentuk perlindungan diri dari cuaca dingin.
Kumpulan Masyarakat Suku Ainu yang menggunakan Pakaian Tradisional mereka. Sumber: Canva
5. Pakaian dan atributnya yang digemari Suku Ainu
Suku-suku terkadang memiliki pakaian adat mereka masing-masing, mulai dari atribut kepala hingga tambahan atribut semacam perhiasan, Suku Ainu memiliki hal demikian pula, yakni mantel Bulu Beruang yang telah disebutkan sebelumnya, namun rupanya pakaian tersebut bukan hanya untuk melindungi mereka dari cuaca dingin tetapi juga untuk memperlihatkan status masyarakat atau identitas dari Suku Ainu itu sendiri, Bulu beruang sendiri ternyata memiliki simbol bagi Suku Ainu yang berarti keberanian kekuatan, kemudian Adapun pakaian tradisional mereka yang disebut Attus, Attus sendiri terbuat dari kulit kayu. Yang dimana pakaian tersebut terbuat dari dua lapisan, lapisan dalam yang terbuat dari kain katun atau kulit binatang dan lapisan luar terbuat dari kulit kayu yang telah dipotong tipis, seringkali pakaian ini juga digunakan Suku Ainu sebagai pakaian sehari-hari mereka, selanjutnya terdapat topi tradisional Suku Ainu, terdapat perbedaan Topi antara wanita dan pria, wanita menggunakan Topi Tradisional suku Ainu yang disebut Yanbishi, yang terbuat dari anyaman serat atau tumbuhan lainnya dan terdapat bentuk yang lebih menonjol diatasnya, sedangkan untuk topi tradisional Suku Ainu yang digunakan oleh pria disebut Supu, yang terbuat dari bulu burung hantu ataupun bahan lainnya yang hampir menyerupai bulu burung hantu, desainnya lebih sederhana dibandingkan topi wanita, karena topi pria lebih cenderung berfokus pada fungsinya yakni pelindung dari cuaca. Terakhir, perhiasan yang mereka gunakan sendiri bersifat alami, seperti gigi binatang, kulit, tulang dan kayu yang dijadikan sebagai gelang, anting-anting dan kalung yang terukir simbol-simbol Suku Ainu.
ADVERTISEMENT
6. Simbol Suku Ainu yang bermakna
Simbol-simbol yang diyakini oleh Suku Ainu berfokus pada keyakinan, pandangan dan nilai-nilai yang diyakini mereka sendiri. Pertama yakni simbol Beruang yang dimana mereka meyakini simbol ini sangat penting bagi mereka karena memiliki arti kebijaksanaan dan kekuatan apabila menghormati beruang tersebut sebagai roh suci, seperti Dewa Kamui yang dilakukan Suku Ainu sebelumnya, Beruang dijadikan untuk perlindungan diri Suku Ainu. Kedua, Ikan Salmon yang merupakan simbol dari kehidupan, kelangsungan hidup dan keberlimpahan bagi Suku Ainu. Hal ini dikarenakan mereka menganggap bahwasannya ikan salmon dapat pula menjaga keseimbangan alam dan sumber makanan yang penting untuk mereka. Ketiga, Fukuro yakni simbol spiritual yang sangat penting dalam kepercayaan Suku Ainu. Suku Ainu percaya akan Fukuro dapat menjadi kekuatan yang melindungi serta kebijaksanaan, Keempat, Simbol motif yang alami seperti matahari, bulan, binatang, daun dan bunga digunakan dalam kehidupan sehari-hari menggambarkan hubungan harmonis alam dengan Suku Ainu. Terakhir Simbol kecantikan menurut mereka yakni Tatto di wajah, mereka beranggapan bahwa Tatto di wajah adalah bentuk kedewasaan dan status sosial dalam Suku Ainu.
ADVERTISEMENT
itulah tadi fakta-fakta mengenai Suku Ainu yang cukup menarik dan unik, walaupun mereka tergolong kuno namun masyarakat Suku Ainu tetap mempertahankan kebiasaan mereka tersebut hingga saat ini.