Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Wisata Kampung Sate Maranggi Plered
30 Desember 2024 17:11 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Chandra Nurdiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sajarah sate maranggi
ADVERTISEMENT
Pertama yang akan dipaparkan di sini adalah awal mula penamaan sate maranggi. Kenapa disebut dengan nama “Maranggi”? Informasi yang dberikan oleh informan mengerucut pada penjual sate maranggi di Plered. Kata “Maranggi” dalam Sate Maranggi merupakan sebuah nama panggilan yang ditujukan pada seorang penjual Sate Maranggi, yaitu Mak Anggi. dari Jawa Tengah. Sekitar tahun 1960-an, ia berjualan sate dengan menggunakan tenda di daerah tempat tinggalnya, yakni daerah Cianting. Beliau menjajakan sate yang sudah cukup dikenal di daerah tersebut. Masyarakat atau penyuka sate, pada waktu itu, apabila hendak merasakan sate tersebut akan mengatakan hendak ke sate Mak Anggi. Keseringan menyebutkan nama tersebut membuat sate tersebut dinamakan Sate Maranggi. Tambahan huruf “R” dalam “MaRanggi” digunakan untuk mempermudah pengucapan dalam memberikan nama kuliner tradisional tersebut.
ADVERTISEMENT
Tidak diketahui secara pasti tanggal berapa nama kuliner Sate Maranggi mulai terkenal. Data yang diperoleh dari informan menyebutkan bahwa seorang penjual Sate Maranggi bernama Bustomi Sukmawirdja atau dikenal dengan sebutan Mang Udeng, telah berjualan Sate Maranggi pada tahun 1962 di Kecamatan Plered. Informasi tersebut sekaligus mematahkan permasalahan lokasi asal mula Sate Maranggi yang sebelumnya juga diklaim oleh Kecamatan Wanayasa. Adapun angka tahun awal adanya Sate Maranggi di Wanayasa adalah lebih muda dibandingkan dengan angka tahun informasi keberadaan Sate Maranggi di Plered, yaitu tahun 1970, atau lebih muda 8 tahun. Informasi atau data awal mula adanya penjual Sate di Wanayasa datang dari seorang dengan nama panggilan Mak Unah.
Kampung sate maranggi
Kampung Sate Marnggi Plered kabupaten Purwakarta terus berkembang dan semakin ramai dikunjungi wisatawan, semakin banyak wisatawan yang menikmati maka makin banyka pula perubahan yang terjadi di wilayah plered.
ADVERTISEMENT
Sehingga pada tahun 2013 dengan keputusan pemerintah daerah dengan merelokasi pasar Plered ke pasar Citeko, pemerintah menyediakan tempat untuk para pedagang Sate Maranggi. Yang bertujuan untuk menjadi tempat wisata kuliner khas Plered, yakni Kampung sate Maranggi Plered. Samapi saat ini para wisatawan semakin banyak untuk menikmati kelazatan sate Maranggi yang sudah terkenal, bukan hanya di wilayah kabupaten bahkan nasional.
Kampung sate maranggi adalah tempat yang disediakan untuk para pelaku usaha sate yang berada di wilayah plered, sehingga seluruh pelaku usaha berkumpul pada satu wilayah tersebut, sehingga akan menudahkan para wisatawan dalam menikmati kelzatan sate maranggi plered, fasilitas penunjang seperti parkiran yang luas dan toilet membuat wisatawan lebih nyaman menikmati makana kahs tersebut.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan pencinta kelazatan dari Jakarta, Bandung dan sekitarnya sengaja datang hanya untuk menikmati sate maranggi, terutama pada waktu akhir pekan, dengan jarak yang tidak terlalu jauh mereka senantiasa memburu kenikmatan yang disajikan di Kampung Sate Maranggi Plered.
Chandra Nurdiansyah, mahasiswa ITB Ahmad Dahlan Jakarta, program study Manajemen