Bandara "Sayur Kol"

Konten dari Pengguna
13 Maret 2019 0:02 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Charles Somara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Halo sahabat, tentunya kalian semua tidak asing dengan lagu “Sayur Kol” yang dinyanyikan oleh Punxgoaran bukan? Dalam lagu tersebut disebutkan bahwa tokoh dalam lagu sedang berjalan-jalan ke Siborong-borong, sebuah kota yang berada di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara. Diceritakan bahwa tokoh tersebut sedang berjalan-jalan dan bertemu seseorang (Namboru Panjaitan) lalu pergi ke rumahnya dan ditawari makanan daging beserta sayur kol. Menurut saya lagu ini menjadi populer karena lagunya sangat harmonis dan liriknya yang sedikit “nakal” dan mudah untuk diingat.
Bandara Silangit - https://www.angkasapura2.co.id/id/informasi/siaran-pers-detail/bandara-internasional-silangit-dilengkapi-fasilitas-berbasis-digital-1309
Namun dalam tulisan saya kali ini tidak akan membahas mengenai lagu “Sayur Kol” ataupun makanan yang disajikan di rumah Namboru Panjaitan. Tetapi yang ingin saya sampaikan adalah mengenai sebuah bandara yang berada di Siborong-borong, yaitu Bandara Internasional Silangit. Mengapa saya membahas mengenai bandara ini, karena menurut saya bandara ini memberikan dampak yang sangat positif bagi Provinsi Sumatera Utara.
ADVERTISEMENT
Mungkin dari pembukaan saya di atas, sahabat dapat menebak saya berasal dari suku apa. Ya benar, saya adalah orang batak dan kampung orang tua saya adalah di Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara. Pada kesempatan ini saya ingin menceritakan bagaimana pengalaman pulang kampung saya melalui Bandara Silangit pada awal 2019 yang ternyata memberikan kesan berbeda dibandingkan waktu saya pulang kampung sebelumnya melalui Bandara Polonia ataupun Kuala Namu.
Sebelum menceritakan lebih detil pengalaman saya, terlebih dahulu saya mau memberikan sedikit informasi mengenai Bandara Internasional Silangit yang saya ambil dari lama resmi Bandara Internasional Silangit (http://silangit-airport.co.id/id/general/about-us). Bandara Internasional Silangit adalah bandar udara yang terletak di Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara yang memiliki ukuran landas pacu 2.400 m x 30 m. Bandara Silangit dibangun pertama kali pada masa penjajahan Jepang, dan pembangunan kembali bandara ini mulai dilakukan sejak tahun 1995 dengan menambah landas pacu sepanjang 900 meter sehingga menjadi 1.400 meter.
ADVERTISEMENT
Pada Maret 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan langsung pengoperasian Bandara Silangit, sejak saat itu pembangunan Bandara pun mulai dilakukan dengan gencar. Pada tahun 2011, Bandara Silangit akhirnya memiliki landas pacu sepanjang 2.400 meter dan direncanakan pada tahun 2015 akan diperpanjang kembali menjadi 2.650 kali 45 ms (8.700 × 150 kaki), sehingga bisa didarati pesawat berbadan lebar secara reguler. Pada tanggal 18 Januari 2011, Bandara Silangit didatangi oleh Presiden RI beserta rombongan yang menggunakan pesawat Boeing 737-500. Dengan kedatangan Presiden tersebut, dinyatakanlah bahwa Bandara Silangit telah sanggup melayani pesawat sekelas B737.
Kesan pertama ketika akan mendarat di bandara ini adalah, wow kita terbang melintasi danau toba dengan pemandangan yang sangat indah. Sewaktu pesawat juga sudah semakin mendekati bandara, kita terbang diantara pepohonan dan hutan disekitar danau toba sehingga memberikan sensasi yang berbeda dari bandara-bandara lainnya. Pada saat pesawat telah mendarat dan menuju pemberhentian terakhir, kita dapat merasakan getaran yang tidak terlalu kencang yang menandakan bahwa runway bandara cukup halus. Waktu pesawat telah mendarat, saya dapat melihat di jendala pesawat bahwa pembangunan masih berlangsung di bandara ini. Sehingga saya masih melihat banyak gundukan tanah kapur dan alat-alat berat yang diparkir disamping landas pacu bandara.
Presiden RI meresmikan Bandara Silangit - https://angkasapura2.co.id/en/informasi/siaran-pers-detail/presiden-resmikan-bandara-internasional-silangit-1314
Cukup mengenai pengalaman didalam pesawat. Nah, sewaktu saya menuruni tangga pesawat dan menapak pertama kali di bandara ini, perasaan saya bercampur antara senang dan sedikit kecewa. Kenapa bisa begitu? Saya senang karena akhirnya saya bisa berada di bandara ini untuk pertama kalinya. Akhirnya sampai juga saya di Silangit. Namun kemudian saya menjadi sedikit kecewa waktu melihat kondisi terminalnya, karena menurut pandangan saya bandara ini hampir menyerupai terminal bis yang ada di Jakarta. Harapan bahwa saya akan melihat bandara yang canggih dan megah tidak terwujud.
ADVERTISEMENT
Mungkin sahabat berfikir bahwa harapan saya terlalu tinggi. Atau mungkin juga sahabat dapat beranggapan bahwa bandaranya kan di daerah, ya wajar donk kalau gak canggih. Memang gak salah sih. Tetapi mengapa saya mempunyai harapan yang tinggi tersebut, karena bandara ini dari namanya saja sudah bandara internasional. Sehingga saya beranggapan bahwa untuk sekelas bandara internasional yang baru, paling tidak fasilitasnya sudah cukup canggih dong dan terminalnya dapat merepresentasikan sebagai suatu bandara internasional.
Ada beberapa alasan kenapa saya berfikir seperti itu. Pertama, terminal bandara hanyalah sebuah bangunan dimana terminal kedatangan dan keberangkatan digabung menjadi satu dan tampilannya juga kurang ok. Kedua, ketika turun dari pesawat penumpang tidak menggunakan garbarata tetapi menggunakan tangga pesawat biasa sehingga bayangan bandara dengan sistem canggih buyar. Ketiga, kondisi bandara yang masih dalam proses pembangunan menimbulkan kesan kumuh dan berantakan karena banyaknya alat-alat berat dan gundukan tanah. Keempat, jalur keluar terminal hanya satu dan kecil sehingga menyulitkan lalu lintas orang. Penjagaannya pun saya lihat tidak ketat sehingga saya pribadi khawatir orang dari bagian luar bandara dapat masuk ke bagian dalam bandara. Saya waktu datang tidak membawa bagasi, sehingga tidak melihat bagaimana kondisi ruang pengambilan bagasinya.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, banyak hal positif yang dapat ditemui di Bandara Silangit. Pertama, lanskap dan pemandangan disekitar bandara sangat indah, karena kita dikelilingi bukit-bukit dengan pepohonan yang sangat lebat. Udaranya pun sangat segar, paling tidak waktu itu. Kedua, papan penunjuk informasi bandara jumlahnya banyak dan berada di posisi yang jelas sehingga mempermudah penumpang. Ketiga, waktu saya check-in untuk kepulangan, loket pengambilan tiket dan penyerahan bagasi tertata dengan rapih. Keempat, alur pemeriksaan barang dan penumpang sudah dilakukan secara profesional dan prosedural. Kelima, ruang tunggu keberangkatan relatif bersih serta tersedianya wifi dan tempat pengisian daya telepon. Kelima dan yang cukup mengejutkan, diluar bandara sudah terdapat toko-toko dan kafe kecil seperti di Jakarta yang menjual kopi sehingga kita tidak akan bosan apabila harus menunggu.
ADVERTISEMENT
Diluar dari segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki bandara ini, satu hal yang menurut saya paling penting dan berdampak besar dari keberadaan Bandara Silangit adalah semakin singkatnya waktu tempuh dan jarak dari bandara ke wilayah tengah hingga selatan Provinsi Sumatera Utara, karena lokasinya yang berada di tengah-tengah Provinsi Sumatera Utara. Sebelumnya, kalau saya ingin pulang ke Tarutung melalui Bandara Kuala Namu ataupun Polonia di Medan, saya harus menempuh perjalanan paling tidak 7 – 8 jam dari Medan. Itupun kalau jalanan tidak rusak karena longsor. Apabila ada kendala di jalan, perjalanan dapat ditempuh lebih dari 10 jam.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya Bandara Silangit, perjalanan saya ke Tarutung cukup memakan waktu 1½ jam saja. Ini tidak hanya menguntungkan untuk saya, tetapi juga untuk yang lain seperti turis yang ingin mengunjungi daerah Danau Toba. Sebelumnya, apabila ingin mengunjungi Danau Toba, butuh paling tidak waktu perjalanan 4½ jam dari Medan. Namun dengan adanya bandara ini, perjalanan ke Danau Toba cukup ditempuh dalam waktu 2 jam saja. Kebayang kan gimana bandara ini akan sangat membantu juga orang-orang yang tinggal di wilayah lain seperti di selatan Sumatra Utara (Padang Sidempuan) yang sebelumnya dari Medan butuh minimal 12 jam kesana.
Walaupun tulisan ini hanya menceritakan sekilas mengenai pengalaman saya di Bandara Silangit dan perjalanan waktu pulang kampung, namun saya yakin sahabat pasti dapat membayangkan kira-kira dampak positif (multiplier effect) lain apa yang dapat diperoleh berkat adanya bandara ini, selain turisme dan kemudahan untuk melakukan perjalanan. Kalau tahu, coba dong sahabat memberikan komentar di artikel ini.
ADVERTISEMENT
Ok, sampai disini dulu ya sahabat tulisan saya mengenai Bandara Internasional Silangit. Saya berharap setelah membaca tulisan ini, sahabat dapat semakin tertarik untuk mengunjungi Provinsi Sumatera Utara dan Tarutung pada khususnya. Banyak hal menarik loh disana. Tapi sayangnya belum bisa saya jelasin satu per satu kali ini. But don't worry, kalau memang sahabat tertarik untuk kesana, saya jamin sahabat tidak akan menyesal dan perjalanan itu akan menjadi perjalanan yang mengesankan.
Oh iya, saya tidak disponsori oleh Pemerintah Provinsi Sumatra Utara ya.. Saya hanya bangga bahwa Indonesia telah mempunyai bandara internasional yang baru, dan kebetulan berada di dekat kampung halaman saya. Eh, tapi kalau memang mau disponsori ga nolak juga sih..
ADVERTISEMENT