Generasi Muda dan Pemilu

Gading Kasih
Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana
Konten dari Pengguna
19 Januari 2024 11:55 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gading Kasih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pemilu. Foto: Dok Kemenkeu
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pemilu. Foto: Dok Kemenkeu
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dilansir dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), tercatat 22,85% pemilih adalah Generasi Z (kelahiran tahun 1997-pertengahan 2010) dan 33,60% adalah Generasi Milenial (kelahiran 1981-1996). Oleh sebab itu, generasi muda adalah penentu dari keberhasilan pemilu tahun ini. Lantas, menjelang pesta demokrasi 14 Februari mendatang, tantangan apa saja yang dihadapi dan bagaimana sikap proaktif generasi muda dalam menyukseskan perhelatan demokrasi 5 tahunan ini?
ADVERTISEMENT

Tantangan Pemilu 2024

Tidak seorang pun generasi muda yang tidak terhubung dengan aplikasi media sosial modern ini. Menyikapi hal tersebut, seluruh pihak saat ini pun berbondong-bondong memanfaatkan media sosial sebagai wadah untuk berkampanye dan “menjual” idenya sebagai bentuk dukungan terhadap paslon tertentu. Lantas, media sosial yang seharusnya menjadi media hiburan yang menyenangkan, akhir-akhir ini berubah menjadi arena pertandingan yang tanpa disadari juga dapat mengundang emosi dan pertikaian dari para penggunanya.
Generasi muda merupakan generasi yang praktis. Di era yang serba canggih dan modern ini, kaum muda cenderung memiliki prinsip untuk mendapatkan segala sesuatu yang baik dengan usaha yang minimal. Hal ini yang menjadi sasaran empuk berita-berita kontroversial, yang tidak jarang juga digunakan untuk menggiring opini publik demi memojokkan pihak tertentu.
ADVERTISEMENT
Generasi muda pun mudah terjerumus oleh potongan-potongan berita yang viral ini. Akibatnya, tanpa terlebih dahulu berinisiatif untuk memvalidasi informasi tersebut melalui sumber-sumber lain, kaum muda dengan mudah meyakini berita tersebut sebagai suatu kebenaran dan kemudian terpengaruh untuk ikut menyebarkan berita yang tidak akurat tersebut. Tujuan utama konten media massa dan media sosial yang seharusnya untuk mengedukasi audiens agar bijak memilih pun kemudian dikaburkan oleh emosi sesaat yang menggebu-gebu karena isu-isu viral tersebut.
Demokrasi memberikan kebebasan sepenuhnya kepada rakyat untuk memilih, dipilih, dan berpendapat. Namun sayangnya, generasi muda saat ini sangat mudah dipengaruhi terutama oleh tren-tren yang berseliweran, baik di media sosial maupun di kelompok pergaulan sehari-hari.
Anggapan bahwa kalau tidak mengikuti tren akan dicap aneh atau tidak selaras dengan gaya komunitas tertentu pun berdampak negatif terhadap kepercayaan diri kaum muda untuk berpikir kritis, menentukan pilihan, dan yakin dengan keputusan yang diambilnya sendiri.
ADVERTISEMENT

Sikap Proaktif Generasi Muda Menyikapi Pemilu 2024

Budaya berpikir kritis dibutuhkan dalam menanggapi isu-isu politik yang memenuhi berbagai platform media sosial. Membiasakan diri untuk membaca atau menonton berita secara utuh dan melakukan verifikasi dengan membandingkan kebenaran berita di sumber-sumber terpercaya lainnya dapat membantu generasi muda menjadi audiens sekaligus pemilih yang bijak.
Berbeda pendapat merupakan hal yang biasa dan kebebasan berpendapat merupakan hak setiap orang dalam sistem demokrasi ini. Masing-masing dari kita pun pasti memiliki jagoan paslonnya sendiri. Namun dalam menanggapi hal tersebut, ada baiknya apabila kita tidak memaksakan kehendak dan tetap dapat menerima opini publik yang berseberangan dengan opini pribadi.
Tetap mendengarkan dan mempertimbangkan opini orang lain sebagai bahan kalibrasi terhadap pendapat pribadi merupakan hal yang positif untuk dilakukan, dibandingkan menutup diri dari keterbukaan informasi dan pandangan lain hanya karena telanjur hanyut dalam emosi akibat perbedaan yang ada.
ADVERTISEMENT
Sebagai generasi penerus yang bertanggung jawab, kaum muda diharapkan menggunakan hak pilihnya pada 14 Februari mendatang. Kegemilangan dan kesuksesan bangsa ini ke depannya tentu tidak lepas dari peran generasi muda dalam memilih pemimpin yang visioner dan akuntabel untuk 5 tahun ke depan. KPU dalam hal ini pun telah berupaya maksimal untuk memfasilitasi para pemilih, salah satunya melalui layanan “Pindah Hak Pilih”.
Dengan datang ke TPS dan nyoblos, kaum muda menunjukkan sikapnya yang berani mengambil keputusan untuk memilih ke tangan siapa nasib bangsa ini akan dipercayakan, dan lebih dalam lagi, dengan berkontribusi dalam proses pemungutan suara ini generasi muda memperlihatkan kesiapannya untuk berjalan bersama pemerintah dalam mempersiapkan Indonesia Emas di tahun 2045.
ADVERTISEMENT
Dari poin-poin yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa kontribusi aktif generasi muda sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan dan kesuksesan pemilu 2024. Aspirasi bangsa menentukan arah kemajuan Indonesia, karena hanya dengan bersatu untuk bersuara, kita dapat mewujudkan negeri yang demokratis.