Konten dari Pengguna

Terpesona dengan Keindahan Candi Mendut

Chatarina Intan Ekasari
Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Universitas Jember
23 April 2022 10:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Chatarina Intan Ekasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Candi Mendut. Foto oleh Balaji Srinivasan dari Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Candi Mendut. Foto oleh Balaji Srinivasan dari Pexels
ADVERTISEMENT
Belum adanya kejelasan mengenai agama Buddha masuk ke Indonesia. Akan tetapi, terdapat pendapat dari beberapa ahli bahwa agama Buddha masuk ke Indonesia sejak tahun 400 Masehi. Untuk mengetahui lebih detail lagi tentang masuknya agama Buddha di Indonesia, terdapat 5 teori masuknya agama Buddha di Indonesia yaitu:
ADVERTISEMENT
a. Teori Brahmana
Menurut pendapat Van Leur, masuknya agama Buddha di Indonesia melalui kaum Brahmana.
b. Teori Kesatria
R.C Majundar menyatakan pendapatnya bahwa agama Buddha masuk ke Indonesia melalui kaum Kesatria atau para prajurit India.
c. Teori Waisya
Agama Buddha masuk di Indonesia melalui para pedagang.
d. Teori Sudra
Van Faber mengemukakan pendapatnya bahwa agama Buddha ada di Indonesia melalui sekelompok orang yang sedang berperang di India.
e. Teori Arus Balik
Menurut teori ini dijelaskan bahwa penyebaran agama Buddha di Indonesia melalui orang-orang Indonesia sendiri yang datang ke India untuk belajar agama.
Kedatangan agama Buddha di Indonesia menimbulkan akulturasi budaya antara India dengan Indonesia. Akulturasi budaya tersebut terlihat pada bahasa, sistem kepercayaan, seni bangunan, dan kesenian. Akulturasi budaya sangat terlihat pada seni bangunan di Indonesia yaitu candi. Bentuk bangunan Candi di Indonesia merupakan akulturasi budaya Indonesia dengan budaya agama Buddha. Salah satu bentuk akulturasi budaya pada seni bangunan yaitu Candi Mendut.
ADVERTISEMENT
Candi Mendut merupakan candi agama Buddha yang terletak di Jawa Tengah, lebih tepatnya berada di Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Menurut pendapat J.G de Casparis menyatakan bahwa Candi Mendut ini dibangun oleh raja pertama Wangsa Syailendra. Hal ini dikarenakan terdapat sebuah prasasti Karangtengah yang berisi bahwa raja pertama Wangsa Syailendra ini mendirikan sebuah bangunan suci yang kemudian disebut dengan Candi Mendut.
Candi Mendut ini berbentuk segiempat dengan tinggi bangunan mencapai 26 meter. Dinding kaki Candi Mendut dihiasi dengan 31 buah relief yang sangat indah. Di sepanjang dinding luar Candi Mendut terdapat saluran untuk membuang air yang disebut dengan Jaladwara. Candi bercorak Buddha ini memiliki pintu masuk dan pintu keluar yang berupa lorong, namun di pintu ini tidak terdapat gapura yang membingkai di sepanjang pintu.
ADVERTISEMENT
Pada dinding dalam Candi Mendut ini dihiasi oleh relief Kuwera dan relief Hariti. Kuwera dan Hariti merupakan sepasang suami istri yang telah bertobat karena telah melakukan kesalahan yaitu suka memakan manusia. Namun setelah bertemu Buddha, maka sekarang mereka adalah dewa kekayaan dan juga menjadi pelindung bagi manusia. Sedangkan, di dalam dinding tubuh candi Mendut ini terdapat relief yang berkaitan erat dengan kehidupan agama Buddha.