Konten dari Pengguna

Hidup Seorang Anak Dibully Oleh Orang Tua

Chelsea Theresia Wang
Mahasiswa Psikologi Universitas Pembangunan Jaya
2 Januari 2023 21:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Chelsea Theresia Wang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Perilaku orang tua hanya memperburuk kehidupan seorang anak”
https://www.canva.com/design/DAFV1RGzj34/Xf9Ih6awCKEfWwVWnhxVLQ/view?utm_content=DAFV1RGzj34&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_source=publishsharelink
Apakah Anda pernah mendengar kata bullying? Kata bullying merupakan kata yang sudah sering kali kita dengar dan pastinya sudah kita ketahui pada zaman ini. Tak disangka, bullying merupakan hal yang sudah sering terjadi di kalangan anak-anak. Bullying bisa terjadi dikarenakan banyak faktor, seperti adanya senioritas, adanya perasaan tidak suka dengan seseorang, iri dengan seseorang, dan banyak faktor lainnya.
ADVERTISEMENT
Banyak orang berpikir dan memercayai bahwa kejadian pembullyan hanya dilakukan oleh teman sebaya ataupun seseorang dengan usia yang berbeda beberapa tahun di atas kita baik terjadi di lingkungan sekolah maupun di tempat lain. Nyatanya, orang tua juga bisa menjadi pelaku aksi pembullyan terhadap seorang anaknya sendiri. Oleh karena itu, mari kenali lebih dekat dengan aksi bullying yang dilakukan oleh orang tua.
Mengenal Lebih Dekat dengan Bullying
Kata bullying merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang mengartikan banteng yang senang merunduk kesana kemari. Menurut bahasa Indonesia secara etimologi, bully berarti penggertak atau seseorang yang mengganggu orang yang lemah. (Zakiyah et al., 2017)
Jika, menurut Olweus definisi bullying adalah sebagai masalah psikososial dengan menghina dan merendahkan orang lain secara berulang kali dengan memberikan dampak yang negatif terhadap pelaku dan korban bullying. Bullying dilakukan oleh si pelaku dikarenakan pelaku memiliki kekuatan yang lebih dibandingkan dengan si korban. (Darmayanti et al., 2019)
ADVERTISEMENT
Perilaku bullying adalah sebuah tindakan negatif dan agresif, baik secara fisik maupun verbal (Darmayanti et al., 2019) yang dilakukan secara berulang kali oleh individu yang bersifat menyerang karena terjadinya ketidakseimbangan kekuatan antara satu individu dengan individu lainnya. (Nurhayanti et al., 2013)
Perilaku Bullying yang Tidak Disadari Oleh Orangtua
Adapun hal yang perlu disadari oleh orang tua akan perilaku orang tua terhadap seorang anak dikarenakan secara tidak sadar orang tua bisa menjadi pelaku aksi bullying terhadap anaknya sendiri. Berikut perilaku yang merupakan tindakan bullying terhadap seorang anak yang bisa dilakukan oleh orang tua :
• Mengomentari fisik anak
Tak jarang, orang tua mengomentari bentuk fisik ataupun penampilan dari seorang anak dalam bentuk penyampaian yang negatif, seperti terlalu gemuk. Mungkin alasan penyampaian hal tersebut dilakukan oleh orang tua dikarenakan mereka khawatir akan kesehatan anaknya dan mereka juga ingin untuk anak nya bisa menjalani gaya hidup yang sehat. Dari alasan ini, memang penyampaian tersebut terlihat baik dan membawa kesan yang positif. (Lestari, 2021)
ADVERTISEMENT
Namun, perlu diingat juga bahwa kata-kata itu bisa menjadi hal yang sensitif dan bisa membuat anak menjadi tersinggung. Ketika, anak diberikan komentar tentang bentuk fisik atau penampilan secara terus-menerus bisa memberikan pengaruh yang tidak baik pada pikiran seorang anak.
• Mengatakan, “Jangan tersinggung, ya, tapi…”
Kalimat ini merupakan kalimat yang sering disampaikan oleh orang tua kepada anaknya. Secara tidak sadar bahwa kalimat ini sebenarnya dapat membuat seorang anak tersinggung bahkan merasakan rasa sakit hati.
Pada kalimat awalnya saja, orang tua sudah meminta agar anak untuk tidak tersinggung dengan apa yang akan disampaikan oleh orang tua. Padahal, dengan menyampaikan hal tersebut sudah dapat dipastikan bahwa apa yang akan disampaikan merupakan hal yang dapat menyinggung seorang anak. (Menge, 2022)
ADVERTISEMENT
• Sering menuntut anak sesuai “standar” orangtua
Banyak orang tua berpikir bahwa orang tua memiliki hak untuk mengkritik sesuatu yang tidak sesuai dengan “standar” yang ditetapkan oleh orang tua. Nyatanya, standar yang ditetapkan oleh orang tua kepada anaknya bisa di kategorikan sebagai perilaku bullying. Hal ini bisa terjadi dikarenakan harapan yang ingin dicapai oleh orang tuanya tidak tercapai dan diproyeksikan pada anaknya. (Lestari, 2021)
• Mendidik anak dengan cara agresif
Mendisiplinkan anak merupakan suatu hal yang baik, tetapi kalau mendisiplinkan anak dengan adanya teknik yang lebih keras dan agresif bisa membuat pengaruh yang tidak baik kepada anaknya. Bentuk agresif bisa dengan mengancam anak untuk melakukan sesuatu, mencaci dengan bahasa kotor, dan memarahinya di depan umum. Bahkan, ada kasus ekstrem yang berupa pukulan, tendangan, cubitan, ataupun melemparkan barang ke arah anak sambil marah. (Lestari, 2021)
ADVERTISEMENT
• Memanggil dengan nama ledekan
Tak kala, orang tua pasti memiliki nama panggilan bagi anaknya, tetapi secara tidak sadar bahwa ada beberapa orang tua yang memberikan nama panggilan yang kesannya lucu tetapi kalau didengar hal tersebut merupakan hal yang negatif, seperti “ndut, jenong”, dan lainnya.
Nama panggilan seperti itu, mungkin digunakan orang tua sebagai candaan, tetapi bagi anak bisa saja tidak memiliki pemahaman untuk membedakan antara lelucon dan kritik. Karena, kurangnya akan pemahaman bisa membuat anak menganggap bahwa apa yang disampaikan merupakan ejekan atau sindiran baginya. (Menge, 2022)
Apakah Berbahaya Bullying yang Dilakukan Oleh Orang tua Terhadap Perkembangan Seorang Anak?
Tentu saja, bullying yang dilakukan oleh siapa pun termasuk orang tua bisa memberikan dampak yang berbahaya bagi perkembangan seorang anak. Dampak yang bisa terjadi pada seorang anak jika mengalami pembullyan oleh orang tua, yaitu dapat memengaruhi kesehatan mental, low self esteem, dan dapat membentuk seorang anak juga menjadi pelaku aksi pembullyan.
ADVERTISEMENT
Anak yang mendapatkan bullyan dari orang tua dapat memengaruhi kesehatan mental mereka. Hal ini dapat memengaruhi kesehatan mental mereka dari segi kesejahteraan psikologisnya. Ketika, anak yang menjadi korban bullying akan merasakan tidak nyaman, tidak aman, dan merasa tidak dicintai. Bahkan, ada dampak yang ekstrem yang bisa terjadi pada anak, yaitu mengalami gangguan kecemasan, depresi, insomnia, ataupun melakukan bunuh diri. (Sukmawati et al., 2021)
Selain itu, perilaku bullying yang diterima oleh seorang anak yang dilakukan orang tua dapat membuat anak memiliki kepercayaan diri yang rendah atau bisa disebut dengan low self esteem yang bisa memberikan efek kepada kehidupan sosial seorang anak. (Lestari, 2021)
Terakhir, pengaruh anak yang mendapatkan perilaku bullying oleh orang tuanya bisa memberikan contoh kepada anaknya untuk melakukan pembullyan terhadap temannya. Hal ini bisa terjadi dikarenakan pola asuh yang dilakukan oleh orang tua salah dan pada usia anak-anak, mereka akan lebih banyak observational learning atau belajar dari mengamati seseorang. Jika, berdasarkan Albert Bandura yang pernah melakukan eksperimen yang dinamakan bobo doll yang menghasilkan bahwa ketika seseorang diperlihatkan perilaku agresif, maka kedepannya apa yang telah diamatinya akan dilakukan. Selain itu, Piaget maupun Kohlberg sependapat bahwa orang tua memiliki peran yang besar dan penting dalam pembentukan dan perkembangan moral seorang anak. (Nurhayanti et al., 2013)
ADVERTISEMENT
Banyak pembelajaran yang bisa diambil yang dapat membantu orang tua untuk lebih waspada dengan perilaku yang akan dilakukan karena perilaku yang mungkin tidak disadari bisa saja membuat seorang anak memiliki dampak yang tidak baik serta bisa menjadi seorang pelaku aksi bullying. Dengan kewaspadaan pada pola asuh orang tua terhadap anaknya bisa membantu untuk mengurangi terjadinya bullying.