Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Si Paling Tersakiti
24 Januari 2023 9:06 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Chelsea Theresia Wang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Manusia memiliki beragam sifat dan sikap yang ada pada dirinya, salah satunya adalah playing victim. Pastinya kata tersebut sudah tidak asing lagi didengar oleh telinga kita bahkan bisa saja kita sendiri menjadi pelaku playing victim ataupun menjadi korban dari seseorang yang melakukan playing victim. Hal ini bisa terjadi pada situasi dan kondisi apa pun, selain itu bisa dilakukan baik perempuan maupun laki-laki.
ADVERTISEMENT
Playing victim merupakan suatu perbuatan yang menjengkelkan dan membuat orang lain yang di posisi menjadi korban bisa mengalami rasa kesal, benci, ataupun marah dengan si pelaku. Jika, pada posisi si pelaku, ia akan merasa menjadi seseorang yang paling tersakiti. Maka dari itu, mari kenali lebih dekat dengan playing victim.
Mengenal Lebih Dekat dengan Playing Victim
Playing victim bisa disebut dengan istilah victim mentality. (Nurul, 2022) Playing victim merupakan kondisi seseorang yang merasa disalahkan maupun dirugikan dari suatu kejadian (Azmi, 2022) atau bisa dikatakan bahwa adanya kondisi seseorang yang melakukan perbuatan yang buruk, tetapi tidak mau disalahkan. Hal ini dilakukan oleh si pelaku agar reputasi si pelaku tetap dipandang baik oleh orang lain. (Rejeki, 2021)
ADVERTISEMENT
Menurut Auliya Ulil Irsyadiyah, M. Psi., Psikolog menjelaskan bahwa playing victim merupakan istilah yang digunakan untuk memberi gambaran tentang seseorang yang memposisikan dirinya sendiri sebagai korban. Hal tersebut biasanya dilakukan untuk melindungi dirinya sendiri atau melakukan perubahan alur cerita dan bersikap seolah dirinya sebagai korban. (Rejeki, 2021)
Tanda-tanda orang yang memiliki perilaku playing victim adalah selalu menghindar dari tanggung jawab, berfokus pada masalah dibandingkan solusi, tidak percaya diri, egois, dan merasa selalu disudutkan oleh orang lain (Nurul, 2022)
Apa Pemicu Terjadinya Seseorang Mengalami Playing Victim?
Adapun pemicu yang bisa menyebabkan seseorang menjadi pelaku playing victim, yaitu adanya trauma masa lalu, pernah menjadi korban pengkhianatan, bentuk manipulasi, dan mencari keuntungan dengan menjadi korban.
ADVERTISEMENT
Trauma pada masa lalu bisa menyebabkan munculnya seseorang berperilaku playing victim. Walaupun begitu, tidak semua orang yang mengalami trauma pada masa lalu memiliki perilaku tersebut. Seseorang yang memiliki perilaku tersebut bisa dikarenakan trauma yang menimbulkan rasa sakit secara emosional yang membuat orang tersebut merasa tidak berdaya dan memilih untuk menyerah dengan keadaan saja. (Nurul, 2022)
Seseorang yang bisa menjadi pelaku bisa dipicu dari kejadian di masa lalunya yang menjadi korban pengkhianatan dan secara berulang terjadi. Hal tersebut bisa membuat seseorang tersebut merasa kehilangan rasa percaya kepada orang lain. (Permana, 2022)
Pelaku yang melakukan juga dipicu karena adanya bentuk manipulasi yang memiliki beragam tujuan, seperti membuat orang lain merasa bersalah, menarik simpati dari orang lain, menghindar dari tanggung jawab, maupun hal yang lainnya. (Permana, 2022)
ADVERTISEMENT
Selain itu, pelaku yang memiliki perilaku playing victim bisa dipicu dengan adanya perasaan nyaman dengan keuntungan yang didapat dengan menjadi korban, seperti dapat menghindar dari kemarahan, orang lain terdorong untuk memberi bantuan, serta si pelaku merasa tidak perlu bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan. (Nurul, 2022)
Adakah Cara Untuk Menghadapi Seseorang yang Melakukan Playing Victim?
Ada cara untuk menghadapi seseorang yang memiliki perilaku playing victim, yaitu dengan kenali tanda-tanda seseorang yang memiliki perilaku tersebut, buatlah catatan dan tentukan batasan, jangan menggunakan emosi saat terlibat dengan mereka, jangan menawarkan diri menjadi penyelamat, hindari menuduh, dan putuskan hubungan jika terus menerus membuatmu kelelahan. (Azmi, 2022)
Selain itu, ada cara lain untuk menghadapinya dengan cara beritahu kepada si pelaku dengan penyampaian yang baik bahwa sikapnya tersebut mengganggu orang lain, tidak memberikan perhatian maupun melakukan perdebatan dengan si pelaku, hindari mengikuti drama yang dilakukan agar tidak membuat masalah makin besar maupun tidak memancing kekesalan lainnya, serta adanya jaga jarak dan mengontrol kedekatan dengan si pelaku. (Rejeki, 2021)
ADVERTISEMENT
Banyak pembelajaran yang bisa diambil. Ternyata, masa lalu banyak memiliki pengaruh besar pada kehidupan selanjutnya dan waspadalah dengan orang yang memiliki perilaku playing victim dikarenakan bisa saja kita menjadi korbannya ataupun kita membantu pelaku untuk melancarkan rencananya. Ketika berhadapan langsung dengan seorang pelaku, janganlah memberikan perhatian lebih kepada si pelaku, itu hanya membuat seorang pelaku makin senang dan makin merasa benar bahwa dirinya adalah seseorang yang paling tersakiti.