Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Kampung Naga: Bisakah Tradisi Bertahan di Era Modern?
15 Desember 2024 11:55 WIB
·
waktu baca 1 menitTulisan dari Chica Andara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kampung Naga adalah sebuah perkampungan tradisional Sunda yang terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.Â
ADVERTISEMENT
Nama "Kampung Naga" berasal dari kata "Na" dalam bahasa Sunda yang berarti "di," dan "ga" yang berarti "gawir," Seperti permukiman Badui, Kampung Naga menjadi objek kajian antropologi,  mencerminkan kehidupan masyarakat pedesaan Sunda pada masa transisi dari pengaruh Hindu ke Islam.Seringkali, Kampung Naga dianggap sebagai simbol pelestarian budaya tradisional di tengah arus modernisasi.Namun,pandangan ini hanya sebagian dari cerita yang lebih kompleks. Kampung Naga menunjukkan dinamika adaptasi yang menarik, di mana tradisi leluhur berinteraksi dengan perubahan zaman.Â
Artikel ini akan membahas dinamika tersebut dalam beberapa aspek kehidupan masyarakat Kampung Naga:
•Transformasi Sistem Pengetahuan
pengetahuan di Kampung Naga selama berabad-abad bersumber dari warisan turun-temurun,  dikenal sebagai "petuah" atau "wahyu" leluhur yang merupakan petunjukuntuk mematuhi semua peraturan yang diwariskan oleh nenek moyang.Kearifan lokal ini sangat tertanam dalampraktik pertanian berkelanjutan dan pengelolaan lingkunganyang harmonis.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, akses pendidikan formal, terutama bagi generasi muda yang menuntut ilmu di luar Kampung Naga,serta paparan teknologi informasi sepertiinternet,telah memperkenalkan pengetahuan dan wawasanbaru.Pertemuan antara pengetahuan tradisional dan modern ini menciptakan situasi yang unik.
•Evolusi Struktur Sosial
Struktur sosial Kampung Naga yang hierarkis,  denganpemimpin adat sebagai pusat pengambilankeputusan,merupakan kunci dalam menjaga ketertiban dan kelangsungan tradisi. Namun,interaksi dengan dunia luar,terutama melalui sektor pariwisata,telah memunculkan Organisasi seperti Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI) Kampung Naga.
Munculnya Organisasi ini menunjukkankemampuan adaptasi masyarakat dalam memanfaatkanpeluang ekonomi modern tanpa mengorbankan struktursosial tradisional.Ini adalah contoh bagaimana sistem sosialtradisional dapat beradaptasi dan berevolusi untukmemenuhi tuntutan zaman.
•Penggunaan Teknologi dan Peralatan
Meskipun Kampung Naga dikenal dengan peralatan hiduptradisional,penggunaan teknologi modern seperti telepon seluler dan sabun telah masuk ke dalam kehidupan sehari-hari.Penggunaan teknologi ini mencerminkan pertimbanganpraktis dan efisiensi,namun tetap seimbang dengan upayamempertahankan peralatan tradisional.
ADVERTISEMENT
Proses adaptasi ini menunjukkan kemampuan masyarakat dalam memilih dan mengintegrasikan unsur-unsur modern secara selektif,tanpa mengorbankan identitas budaya.
•Dinamika Bahasa
Sunda Loma Bahasa (bahasa lemes) tetap menjadi bahasautama komunikasi dan merupakan elemen kunci dalammenjaga identitas budaya.Meskipun paparan terhadap bahasaIndonesia dan bahasa asing tidak dapat dielakkan,upaya-upaya pelestarian bahasa Sunda Loma melalui pendidikanlokal dan penggunaannya dalam upacara adat terusdilakukan.Ini menunjukkan kesadaran akan peran pentingbahasa sebagai penjaga warisan budaya dan identitas.
•Perubahan Pola Mata Pencaharian
Meskipun pertanian dan perladangan tetap menjadi tulangpunggung ekonomi, terdapat diversifikasi mata pencaharian dengan munculnya penjualan  kerajinan tangan dan aksesoris khas Kampung Naga.Beberapa warga juga bekerjadi luar Kampung Naga,menunjukkan adaptasi terhadappeluang ekonomi modern.Perubahan ini terjadi secara bertahap dan sejalan dengan upaya mempertahankan nilai-nilai tradisional.
ADVERTISEMENT
•Kelestarian Seni dan Budaya
Seni musik dan alat musik tradisional seperti Teubrang Gembrung,Teubrang sejak,dan angklung tetap dilestarikan dan diwariskan secara turun-temurun.Kesenian ini terintegrasi erat dengan ritual keagamaan dan adat istiadat, menunjukkan perannya yang penting dalam menjaga identitas budaya.Minimnya perubahan signifikan dalam sistem kesenian ini mencerminkan komitmen kuatmasyarakat dalam melestarikan warisan budaya leluhur.Â
•Sistem Kepercayaan
Mayoritas penduduk Kampung Naga menganut Agama Islam,namun beberapa kepercayaan tradisional terkait Alam dan Mahluk halus masih dipertahankan.Integrasi antaraajaran Islam dan kepercayaan lokal menunjukkankemampuan masyarakat dalam menyelaraskan sistemkepercayaan dengan perkembangan zaman.
KESIMPULAN
Kampung Naga telah mengalami berbagai perubahan budaya, termasuk dalam aspek sistem pengetahuan, kemasyarakatan, peralatan hidup dan teknologi, serta matapencaharian. Perubahan positif terlihat dalam sistem pengetahuan melalui penerimaan pengetahuan luar yang membantu pemahaman bahasa Indonesia.Transformasi sistem kemasyarakatan terjadi dengan adanya organisasi seperti Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kampung Naga. Perubahan dalam penggunaan teknologi dan peralatan hidup, seperti penggunaan HandPhone (HP) dan sabun, mencerminkan adaptasi terhadap perkembangan zaman. Mata pencaharian masyarakat Kampung Naga juga mengalami diversifikasi dengan penjualan aksesoris dan anyaman khas Kampung Naga. Kendati demikian, kebudayaan tetap bersifat dinamis, dan masyarakat Kampung Naga dapat mengakomodasi perubahan ini sambiltetap mempertahankan nilai-nilai budaya lokal.
ADVERTISEMENT
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel tentang Kampung Naga. Semoga kalian terinspirasi dan mendapatkan wawasan baru tentang kekayaan budaya Sunda.
Semoga artikel ini menginspirasi kalian untuk lebih menghargai dan melestarikan budaya lokal di sekitar kita. Sampai jumpa di artikel-artikel menarik lainnya!