Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Hati yang Tumbuh di Laboratorium, Masa Depan Transplantasi Organ
18 Juni 2024 6:24 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Chika Ayu Pramestri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Transplantasi organ telah lama menjadi penyelamat bagi banyak pasien dengan penyakit organ terminal. Namun, keterbatasan jumlah donor organ merupakan tantangan besar yang belum terpecahkan sepenuhnya. Setiap tahun, ribuan pasien meninggal karena tidak dapat menerima transplantasi tepat waktu. Kini, inovasi teknologi membuka babak baru dalam bidang medis: hati yang ditumbuhkan di laboratorium. Teknologi ini tidak hanya berpotensi mengatasi kekurangan donor organ, tetapi juga menjanjikan masa depan yang lebih cerah untuk transplantasi organ.
ADVERTISEMENT
Hati yang ditumbuhkan di laboratorium, atau dikenal sebagai hati bio-artifisial, diciptakan melalui teknik rekayasa jaringan dan bioteknologi canggih. Proses ini dimulai dengan pengambilan sel induk dari pasien, yang dapat berasal dari darah, kulit, atau jaringan lainnya. Sel-sel ini kemudian direprogram menjadi sel induk pluripoten (iPS), yang memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel, termasuk sel hepatosit, sel utama yang membentuk jaringan hati.
Setelah sel hepatosit berhasil dikembangkan, langkah berikutnya adalah menanamkan sel-sel tersebut pada kerangka biologis yang mendukung pertumbuhan dan struktur organ. Kerangka ini bisa terbuat dari bahan alami atau sintetis yang biokompatibel. Selanjutnya, sel-sel tersebut ditumbuhkan dalam bioreaktor, sebuah perangkat yang menyediakan lingkungan optimal dengan nutrisi dan oksigen yang cukup untuk pertumbuhan sel.
ADVERTISEMENT
Salah satu tantangan terbesar dalam menciptakan hati yang fungsional adalah pembentukan jaringan yang kompleks dengan sistem vaskularisasi yang memadai. Teknologi seperti bio-printing 3D digunakan untuk menciptakan jaringan hati dengan struktur yang menyerupai hati asli, termasuk pembuluh darah yang mendukung aliran darah dan nutrisi. Dengan demikian, diharapkan hati yang ditumbuhkan di laboratorium bisa menjalankan fungsi-fungsi vital layaknya hati alami.
Transplantasi hati yang ditumbuhkan di laboratorium menawarkan berbagai keuntungan signifikan dibandingkan dengan transplantasi konvensional. Pertama, ketersediaan organ tidak lagi terbatas oleh donor organ. Hal ini berarti lebih banyak pasien yang bisa mendapatkan transplantasi tepat waktu, mengurangi angka kematian akibat keterlambatan transplantasi. Selain itu, karena hati dibuat dari sel-sel pasien sendiri, risiko penolakan oleh sistem kekebalan tubuh jauh lebih rendah dibandingkan dengan transplantasi organ donor. Ini berarti pasien tidak perlu menjalani terapi imunosupresif seumur hidup yang seringkali memiliki efek samping yang berat.
ADVERTISEMENT
Namun, perjalanan menuju penggunaan luas hati lab-grown masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Kompleksitas biologis hati yang memiliki berbagai fungsi kritis membuat penciptaan hati yang sepenuhnya fungsional menjadi tugas yang sangat menantang. Selain itu, biaya produksi saat ini masih sangat mahal dan membutuhkan infrastruktur teknologi tinggi. Sebelum teknologi ini bisa digunakan secara luas, hati lab-grown harus melalui berbagai tahap uji klinis dan mendapatkan persetujuan dari badan regulasi medis, yang memerlukan waktu dan sumber daya yang signifikan.
Meski demikian, dengan kemajuan terus-menerus dalam teknologi bioteknologi dan rekayasa jaringan, banyak ahli optimis bahwa hati yang ditumbuhkan di laboratorium akan menjadi solusi praktis dalam beberapa dekade mendatang. Penelitian yang terus berlanjut dan dukungan yang kuat untuk pengembangan teknologi ini sangat penting untuk mewujudkan potensi penuh dari inovasi medis ini.
ADVERTISEMENT
Hati yang ditumbuhkan di laboratorium menawarkan harapan baru bagi ribuan pasien yang membutuhkan transplantasi organ. Inovasi ini tidak hanya berpotensi mengatasi masalah keterbatasan donor organ, tetapi juga membawa kita lebih dekat ke era medis di mana organ buatan menjadi bagian integral dari perawatan kesehatan. Dengan terus mendukung penelitian dan pengembangan di bidang ini, kita dapat mewujudkan masa depan yang lebih baik dan lebih sehat bagi semua.