Indonesian Diplomacy on Tackling Marine Plastic Debris

Chindy Rinjani Putri
Mahasiswa Program Megister Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada
Konten dari Pengguna
14 Desember 2022 20:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Chindy Rinjani Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
RAN dalam penanggulangan sampah plastik laut sebagai alat diplomasi lingkungan Indonesia untuk menangani krisis sampah plastik laut dunia
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo dalam ASEAN SUMMIT KE-34 di Bangkok. (Sumber: KBRI Bangkok)
Sampah plastik di laut telah menjadi ancaman lingkungan terbesar di dunia. Tingginya tingkat penggunaan plastik dan manajemen daur ulang yang buruk telah menyebabkan sampah plastik melimpah dan menjadi sumber utama pencemaran laut dunia. Bukan hanya mengancam lingkungan dan ekosistem laut dunia namun juga mengganggu kesehatan, menyebabkan bencana alam hingga kerugian ekonomi yang dapat dirasakan oleh seluruh elemen masyarakat dunia yang tidak bisa dihindari.
Sebagai negara berkembang dengan jumlah populasi terbesar kedua di dunia dan luas lautan terbesar di dunia, Indonesia juga dinyatakan sebagai penyumbang terbesar kedua sampah plastik di lautan setelah China yaitu sebesar 3,22 ton/tahun. (World Bank: 2017) Namun alih-alih menjadi ancaman visi Indonesia sebagai poros maritim dunia, sampah plastik di laut yang melimpah justru membawa keuntungan untuk peningkatan national branding Indonesia dalam kepemimpinan penanggulangan masalah lingkungan laut yang menarik banyak perhatian masyarakat dunia melalui Rencana Aksi Nasional (RAN) dalam penanganan sampah plastik laut yang tertuang di dalam Peraturan Presiden No.83 Tahun 2018.
ADVERTISEMENT
RAN Implementation: As a Tool of Indonesian Environmental Diplomacy
RAN memuat lima strategi utama yang ditargetkan dapat mengurangi 30-70% sampah plastik di perairan Indonesia dengan tenggat waktu selama tujuh tahun mulai dari tahun 2018 sampai tahun 2025. Penyusunan dan penerapan RAN bukan hanya digunakan untuk menyelesaikan masalah sampah plastik laut ditingkat domestik saja akan tetapi juga digunakan untuk memimpin agenda penanggulangan sampah di tingkat regional melalui diplomasi lingkungan dalam forum-forum regional maupun internasional.
Diplomasi lingkungan adalah perangkat atau pendekatan yang digunakan oleh suatu negara untuk menyelesaikan masalah pihak yang berselisih atau menciptakan peluang kerjasama terkait isu lingkungan. Diplomasi ini dapat dilakukan dengan cara propaganda dan negosiasi yang menghasilkan kesepakatan atau kerjasama tentang nilai-nilai yang harus dipatuhi dalam menjaga kelestraian alam termasuk dalam isu ancaman sampah plastik di laut.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks diplomasi lingkungan sampah plastik laut, Indonesia memimpin inisiasi terbentuknya kerjasama regional dalam menanggulangi masalah tersebut di wilayah Asia Tenggara melalui organisasi ASEAN. Misi tersebut diawali dengan propaganda Indonesia tentang krusialnya masalah sampah plastik laut dan pentingnya komitmen bersama dalam menanggulangi masalah tersebut dengan menyelenggarakan East Asia Summit (EAS) tentang isu lingkungan hidup dan bencana alam di wilayah Asia Tenggara. Data tentang masuknya empat negara anggota ASEAN yaitu Thailand, Vietnam, Filipina dan termasuk Indonesia sebagai negara dengan penyumbang sampah plastik laut terbesar di dunia mendukung propaganda Indonesia terkait bahaya sampah plastik laut di wilayah Asia Tenggara. (Hannah Richie: 2021)
Penekanan terhadap masalah sampah plastik laut yang bersifat transboundary dengan narasi bahwa “masalah laut adalah tanggung jawab seluruh negara di dunia” sesuai dengan konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) juga mendukung negosiasi Indonesia untuk membangun komitmen bersama dan menciptakan kerjasama dalam penanggulangan sampah plastik laut di kancah regional. Propaganda yang dilakukan Indonesia tersebut secara konsisten memperkenalkan RAN sebagai sebuah program nasional yang memiliki peluang keberhasilan yang besar dalam menanggulangi masalah sampah plastik ditingkat domestik dimana USAID dan World Bank bahkan memberikan bantuan ekonomi untuk mensukseskan agenda tersebut. (The World Bank: 2020) Dengan propaganda tersebut, Indonesia berusaha menegosiasikan terbentuknya RAN dalam penanggulangan sampah plastik laut ditataran regional ASEAN yang dapat diterapkan oleh seluruh negara anggota ASEAN.
ADVERTISEMENT
Propaganda dan Negosiasi tersebut kemudian menempatkan Indonesia pada posisi penting ditataran regional yaitu sebagai pengelola pusat data dan kapasitas regional ASEAN dalam menangani sampah plastik laut di wilayah Asia Tenggara. Lebih lanjut, propaganda dan negosiasi yang dilakukan oleh Indonesia tersebut terus berkembang menjadi kerangka aksi ASEAN untuk sampah laut yang disepakati oleh seluruh negara anggota ASEAN pada tahun 2019.
Puncak dari keberhasilan diplomasi lingkungan yang dilakukan oleh Indonesia dalam menangani sampah plastik laut adalah kesepakatan setelah ASEAN Summit ke-34 di Thailand tahun 2019, Indonesia berhasil menjadikan RAN sebagai kerangka acuan terbentuknya Rencana Aksi Regional (RAR) dalam menanggulangi masalah sampah plastik laut ditingkat regional yang diterapkan oleh seluruh negara anggota ASEAN dengan merujuk pada Indonesia sebagai inisiator ulung dalam isu ini.
ADVERTISEMENT
From RAN to RAR: Indonesia leading by example
Diplomasi lingkungan yang dilakukan Indonesia dengan menggunakan RAN sebagai alat diplomasi yang berhasil diadopsi menjadi RAR ditingkat regional ASEAN melalui propaganda dan negosiasi dalam forum regional dan internasional, menunjukkan upaya Indonesia dalam kepentingannya untuk meningkatkan national branding sebagai negara dengan kapasitas dan kapabilitas yang baik untuk menjadi poros maritim dunia dengan komitmen tinggi dan perencanaan yang matang dalam menjaga wilayah maritim dari segala bentuk ancaman termasuk ancaman terhadap ekosistem maritim di Asia Tenggara. Sedangkan ditingkat global, RAN digunakan sebagai alat untuk menagih komitmen negara-negara maju untuk menanggulangi masalah sampah plastik laut melalui kerjasama dalam bentuk pemberian bantuan ekonomi untuk menyelesaikan masalah sampah plastik laut dari hulu ke hilir. Oleh karena itu, dengan pengalaman dan keberhasilan dalam penyusunan dan penerapan RAN ditingkat domestik, Indonesia berhasil mendorong komitmen negara anggota ASEAN dalam menanggulangi sampah plastik di laut khususnya di wilayah Asia Tenggara. Dapat dikatakan bahwa dengan keberhasilan program RAN dalam menanggulangi masalah sampah plastik laut di tingkat domestik, Indonesia memimpin aksi penanggulangan sampah plastik laut ditingkat regional dengan menjadi inisiator terbentuknya RAR yang merujuk kepada RAN.
ADVERTISEMENT
Referensi
World Bank, Kemenko Maritim, Royal Danish Embassy Indonesia (2017). Indonesia Marine Debris Hotspots Rapid Assessment. Jakarta: Kemenko Maritim
The World Bank (6 Oktober 2020). Stemming the Plastics Tide in Indonesia: Policy,
Investments and Research. Diakses melalui https://www.worldbank.org/en/news/feature/2020/10/06/stemming-the-plastics-tide-in-indonesia
Hannah Richie (1 Mei 2021). Where does the plastic in our oceans come from? Our World Data. Diakses melalui https://ourworldindata.org/ocean-plastics