Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Budidaya Anggrek Bulan sebagai Daya Tarik Regenerasi Petani Muda
10 Juni 2022 21:40 WIB
Tulisan dari CHINTIA MILANDA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bunga Puspa Pesona
Perlu diketahui bahwa anggrek bulan termasuk salah satu bunga nasional Indonesia. Bunga nasional bersimbol sebagai sebuah lambang atau karakteristik suatu bangsa, seperti bunga tulip yang menjadi bunga nasional Belanda. Indonesia juga memiliki bunga nasional, salah satunya anggrek bulan yang dijuluki sebagai bunga puspa pesona. Meskipun tidak memiliki aroma harum, bunga anggrek bulan tetap menarik perhatian dengan pesonanya yang terlihat indah dan ukurannya yang besar. Anggrek bulan memberikan kesan elegan dan mewah sehingga memiliki daya tarik tersendiri.
ADVERTISEMENT
Selain itu, corak dan motif yang indah memperkuat bahwa anggrek bulan sangat tepat dengan julukan bunga puspa pesona. Sehingga, peminat tanaman hias ini bukan hanya dari kalangan lokal, tetapi juga telah memikat mata pada ligkup internasional dan banyak orang yang mulai membudidayakannya.
Krisis Petani Muda
Sumber daya manusia menjadi salah satu komponen penting dalam pelaksanaan aktivitas pertanian di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya zaman, pembangunan pertanian berkelanjutan menjadi tujuan utama dalam memupuk masa depan bangsa yang sejahtera, khususnya pada sektor pertanian.
Pembagunan pertanian berkelanjutan melalui penyeimbangan pengelolaan berbagai aset komunitas pertanian seperti sumber daya alam, manusia, ketatanegaraan, dan teknologi diharapkan mampu meratakan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga kerja yang berkualitas dan inovatif untuk menggerakkan sektor pertanian Indonesia agar dapat mencapai tujuan bersama.
ADVERTISEMENT
Dijumpai fakta mengenai krisis regenerasi petani muda salah satunya di Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung. Hal tersebut terjadi karena minimnya anak muda yang berkontribusi di bidang pertanian dan lebih memilih berkecimpung di bidang pertambangan. Citra buruk pada bidang pertanian merupakan salah satu faktor perubahan struktural tenaga kerja petani. Kebijakan yang perlu dilakukan untuk menarik generasi muda masuk ke sektor pertanian yaitu :
1. Adanya kebijakan intensif kepada petani muda dalam hal penguasaan lahan.
2. Peningkatan kompetensi di bidang pertanian dan kegiatan penumbuhan karakter minat bertani pada anak sejak dini.
3. Menyadarkan orang tua pentingnya keberlanjutan pertanian.
4. Sosialisasi yang tepat dan berkelanjutan untuk mengembangkan minat petani muda.
5. Pengembangan usaha agribisnis yang berkelanjutan di desa.
ADVERTISEMENT
6. Pemberian kredit usaha untuk mempermudah petani muda dalam menghadapi risiko.
Menurut hasil yang diperoleh oleh sensus pertanian berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2013, terjadi penurunan signifikan terhadap jumlah petani yang terdapat di Indonesia. Pada tahun 2003-2013, diperoleh data dari 31,23 juta menjadi 26,14 juta orang petani. Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan jumlah petani yang begitu drastis. Apabila hal tersebut terus berlanjut, maka dapat mengakibatkan krisis produksi pangan yang terjadi di Indonesia. Hal ini juga disampaikan oleh Arvianti et al., (2019) yang membahas tentang perubahan struktur demografi yang kurang menguntungkan bagi sektor pertanian dan mengarah pada penuaan petani dengan berbagai faktor-faktor penyebabnya.
Berdasarkan fakta tersebut, langkah apa yang tepat agar krisis petani muda berkesudahan?
ADVERTISEMENT
Budidaya Anggrek Bulan
Dengan mengikuti perkembangan zaman yang semakin marak terhadap tanaman hias, budidaya tanaman anggrek bulan dapat menjadi solusi terbaik sebagai alternatif daya tarik regenerasi petani muda. Salah satu bidang pertanian yang saat ini sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat adalah hortikultura, terutama budidaya tanaman hias.
Tanaman anggrek merupakan salah satu primadona tanaman hias. Budidaya tanaman anggrek umumnya dilakukan oleh para pelaku hortikultura melalui kawin silang antar jenis anggrek (hibridisasi) dalam upaya meningkatkan kualitas anggrek yang baru untuk memenuhi kebutuhan dan selera pasar (market pull) (Hidayat & Pancoro, 2008). Adanya budidaya tanaman anggrek yang memberikan berbagai keuntungan akan menjadi daya tarik bagi petani muda. Sektor pertanian akan semakin digemari pemuda seiring berkembangnya inovasi di bidang pertanian.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut bisa menjadi salah satu solusi untuk menarik minat para generasi muda karena berhubungan dengan estetika yang sedang ramai di kalangan anak muda, khususnya jenis anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis). Dengan demikian, tingkat penambahan petani muda akan semakin tinggi dan profesi petani dapat mengalami regenerasi.
Budidaya tanaman anggrek merupakan salah satu bisnis yang menguntungkan. Jenis anggrek ini memiliki harga jual yang tinggi dipasaran. Selain karena memiliki tampilan yang cantik, populasi anggrek bulan ini juga tergolong jarang ditemui sehingga mendorong harga jual yang tinggi.
Pada lahan dengan ukuran 1,25 m x 12 m, setiap tanaman umumnya berisi 2-3 tangkai anggrek dengan masa tanam 6-7. Biaya produksi yang diperlukan sebesar Rp.5.207.000 dan didapatkan hasil Rp.9.000.000 per 7 bulan. Jadi, keuntungan bersih yang didapat dari budidaya anggrek bulan sebesar Rp.3.793.000 dalam waktu 7 bulan. Apabila dikalkulasikan, pengembalian modal akan terlunasi dalam selang waktu 2 tahun dari dimulainya usaha bisnis tanaman anggrek bulan.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa yang kita tunggu?
Mari selamatkan generasi petani muda Indonesia dengan berinovasi melalui budidaya tanaman anggrek. Salam Lestari.
Referensi
Badan Pusat Statistik (BPS). 2014. Sensus Pertanian 2013.
Hidayat, T. dan Pancoro, A. 2008. Kajian Filogenetika Molekuler dan Peranannya Dalam
Menyediakan Informasi Dasar Untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Genetik Anggrek. Jurnal Agro
Biogen 4(1): 35-40.
Arvianti, E. Y., Masyhuri., Waluyati, L. R., Darwanto, D. H. 2019. Gambaran Krisis Petani Muda di
Indonesia. Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 8(2): 168-180