Puteri Pemberdayaan Perempuan Kenalkan Kesetaraan Gender melalui KKN UNDIP 2023

Menyikapi permasalahan ketimpangan gender, Chintya Angesty, mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Diponegoro mengenalkan konsep dasar kesetaraan gender melalui media pembelajaran interaktif dengan siswi di SDN Sutapranan, Tegal, Jawa Tengah, pada 08 Februari lalu.

Pada kesempatan tersebut, Chintya yang juga merupakan RU 1 Puteri Pemberdayaan Perempuan Indonesia 2022 upayakan anak-anak perempuan dapat memahami bahwa perempuan memiliki kemampuan dalam diri untuk menjadi hebat dan membangun peradaban.

Perempuan bukan hanya harus kuasai tugas domestik, tetapi juga harus diberi kesempatan untuk menjadi besar bestari. Chintya menggunakan metode sastra ergodik pada buku dongeng yang digarap oleh dirinya sendiri dengan judul "Menjadi Anak Perempuan : Pangeran Impian".

Menurutnya, penggunaan metode ini tepat untuk kenalkan berbagai pilihan perempuan yang akan menentukan masa depan mereka kelak. Sastra ergodik menjadi salah satu media pembelajaran yang sangat menarik karena masih jarang digunakan selama ini. Metode ini mengandalkan interaksi pembaca pada pilihan cerita yang akan menentukan akhir dari cerita tersebut.

Para siswa di SDN Sutapranan pun merasa tertarik dengan buku cerita ini karena menawarkan pengalaman baru dan cerita yang menarik karena berbeda dari template dongeng pada umumnya yang menceritakan putri selalu menunggu pangeran untuk menyelamatkan hidupnya.

"Harapannya dengan metode ini, anak-anak perempuan memiliki pandangan yang lebih beragam dalam memilih masa depan sebagai seorang perempuan di kemudian hari, dan juga dapat percaya diri untuk meraih mimpi dan mengubah kehidupan dengan tangan sendiri," tutur Chintya (Rabu, 08 Februari 2023)

DPL : Dr. Muhammad, S.T., M.T., Naintina Lisnawati, S.K.M., M. Gizi., Slamet Raharjo, S.Pi., M.Si.

Sumber : Dokumen pribadi (Foto penyerahan buku cerita kepada pihak guru SDN Sutapranan.)