news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

STRATEGI INDUSTRI PARIWISATA DALAM MENGHADAPI NEW NORMAL

Konten dari Pengguna
8 Juni 2020 17:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Choirotun Nisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
New Normal atau tatanan kehidupan baru yang saat ini tengah menjadi rancangan pemerintah guna mengatasi perekonomian akibat pandemi Covid-19, tengah banyak diperbincangkan dikalangan masyarakat. Presiden Joko Widodo pernah mengatakan masyarakat kini harus bersiap menghadapi new normal untuk hidup berdampingan dengan covid-19. Salah satunya di sektor pariwisata yang akan memasuki new normal dengan membuka destinasi wisata serta diberlakukannya protokol khusus new normal di sektor pariwisata.
ADVERTISEMENT
Beberapa masyarakat memiliki pandangan berbeda mengenai adanya New Normal, pasalnya daerah yang telah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagian masyarakatnya belum menaati peraturan tersebut. Selain itu beberapa rangkaian lainnya yang seharusnya dilakukan sebelum menerapkan New Normal belum dilakukan oleh pemerintah, sehingga masyarakat merasa pemerintah kurang concern dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini. Beberapa UMKM dan sektor pariwisata mengalami perubahan yang cukup signifikan selama pandemi ini terjadi, terlebih saat adanya New Normal. Kebijakan maupun tatanan New Normal telah dipersiapkan terutama pada sektor pariwisata yang nantinya akan beroperasi kembali dengan protokol khusus untuk new normal di sektor pariwisata. Dikutip dari katadata.co.id Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan bahwa penerapan new normal di sektor pariwisata telah disusun untuk nantinya akan diterapkan pada daerah yang telah dinyatakan siap, karena kesiapan daerah ialah salah satu faktor yang sangat penting.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menyusun program CHS (Cleanliness, Health and Safety) sebagai tatanan new normal di destinasi wisata dengan melibatkan para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang nantinya diharapkan pariwisata dapat produktif dan aman dari covid-19. Dikutip dari CNN Indonesia "Protokol ini akan melalui beberapa tahapan, mulai dari melakukan simulasi, lalu sosialisasi dan publikasi kepada publik, dan yang terakhir melakukan uji coba. Pelaksanaan tahapan-tahapan ini harus diawasi dengan ketat dan disiplin serta mempertimbangkan kesiapan daerah," kata Wishnutama dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (29/5). Sehingga dalam pemberlakuan protokol ini dilakukan secara bertahap serta perlu adanya penelusuran secara berkelanjutan.
Dikutip dari detik.com, Presiden Joko Widodo meminta jajarannya untuk melakukan inovasi dan perbaikan di sektor pariwisata. Sehingga dengan adanya perubahan tren di pariwisata global saat ini diharapkan Indonesia mampu beradaptasi. Dalam hal ini perubahan tren di pariwisata akan bergeser ke alternatif liburan yang tidak banyak orang seperti solo travel tour, virtual tourism, serta staycation dimana isu health, hygiene, dan safety akan menjadi pertimbangan utama bagi wisatawan yang ingin berwisata. Kemudian bagi para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif harus betul-betul mengantisipasi dan tidak tergesa-gesa untuk membuka destinasi wisata agar tak ada lagi imported case yang dapat berdampak buruk pada citra pariwisata.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu belum ada kepastian kapan new normal akan diberlakukan, itu bergantung pada kondisi R0 (basic reproductive number, R-naught) atau potensi penularan covid-19 di bawah satu dan Rt (R effective) di bawah satu tiap daerah dan kesiapan masing-masing tiap daerah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang ada. Dilansir dari bbc.com (per-Mei 2020), pemerintah menetapkan Provinsi Bali, Yogyakarta dan Kepulauan Riau menjadi proyek percontohan pertama penerapan protokol new normal dalam rangka pemulihan ekonomi di sektor pariwisata yang terpuruk akibat pandemi virus corona. Dalam hal ini perlu dilakukannya identifikasi daerah tujuan destinasi wisata yang sudah memiliki R0 di bawah satu, Rt di bawah satu sehingga pembukaan di sektor pariwisata dapat dilakukan secara bertahap.
ADVERTISEMENT
Disamping itu media memiliki peran yang penting dalam pembentukan stigma masyarakat terutama di masa pandemi saat ini. Media menjadi salah satu pusat jembatan informasi antara pemerintah dengan masyarakat, termasuk informasi mengenai perkembangan sektor pariwisata yang seharusnya dapat menjadi harapan bagi masyarakat untuk survive dan bersiap memulai New Normal dengan protokol khusus sektor pariwisata. Namun realitanya justru banyak berita negatif yang beredar, tingginya antusiasme masyarakat dalam memandang berita panas seperti angka kematian menyebabkan media terus menggoreng isu tersebut untuk mendapat travic penonton dengan jumlah yang tinggi, sehingga terbentuk kepanikan masyarakat yang membuat sebagian masyarakat kehilangan harapan untuk bertahan di situasi sulit seperti saat ini. Jika hal ini dikaitkan dengan Teori Uses and Gratification yang dikemukakan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz (1974) yang memandang bahwa publik secara aktif untuk memilih mana media yang akan dipilih dengan konten tertentu untuk memuaskan kebutuhannya.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini media seharusnya memberikan stigma yang baik dalam pemberitaan mengenai sektor pariwisata yang akan memasuki tatanan new normal dimana isu health, hygiene, dan safety menjadi faktor utama yang harus diperhatikan. Sehingga penting bagi media dalam mempublikasikan kepada publik dengan diberlakukannya protokol khusus new normal guna mengembalikan tingkat kepercayaan wisatawan serta meningkatkan antusias masyarakat untuk traveling kembali ke sejumlah destinasi di Indonesia dengan protokol kesehatan, kebersihan, dan keamanan yang diterapkan sesuai standar operasional prosedur (SOP). Sembari menunggu masa pemberlakuan protokol new normal dan geliat wisatawan yang kembali muncul, para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif diharapkan dapat berinovasi secara digital untuk memasarkan usaha yang mereka geluti sehingga dapat bersaing secara global dan bangkit dari keterpurukan akibat pandemi covid-19.
ADVERTISEMENT