Konten dari Pengguna

Pedagang Kaki Lima: Pendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Pengentas Kemiskinan

Choirul Anam
Dosen Universitas Kadiri, Mahasiswa S3 Universitas Airlangga
29 Mei 2023 18:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Choirul Anam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pedagang berjualan di sekitar kios untuk pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Penataran, kawasan Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (18/1/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang berjualan di sekitar kios untuk pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Penataran, kawasan Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (18/1/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Pedagang Kaki Lima (PKL) merupakan salah satu elemen penting dalam perekonomian Indonesia. Mereka adalah para pedagang yang beroperasi di sepanjang jalan atau trotoar dengan menjajakan berbagai jenis barang, mulai dari makanan dan minuman, pakaian, aksesoris, hingga barang-barang kebutuhan sehari-hari lainnya. Meskipun seringkali dihadapkan pada tantangan dan perdebatan terkait pengaturan dan perizinan, PKL memiliki peran signifikan dalam perekonomian lokal dan memberikan kontribusi penting dalam pengentasan kemiskinan.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, keberadaan PKL merupakan cerminan dari keterbatasan lapangan kerja formal di Indonesia. Banyak individu yang memilih menjadi PKL sebagai alternatif mata pencaharian karena terbatasnya kesempatan untuk bekerja di sektor formal. PKL sering kali berasal dari kelompok ekonomi lemah dan memiliki keterampilan yang terbatas. Melalui kegiatan dagang mereka, mereka dapat memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari serta memberikan kontribusi dalam meningkatkan daya beli masyarakat di sekitarnya.
Namun, keberadaan PKL juga menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait dengan perizinan dan pengaturan operasional mereka. Beberapa kota di Indonesia telah menerapkan kebijakan untuk mengatur dan mengontrol aktivitas PKL. Tujuan dari kebijakan tersebut adalah untuk menciptakan tata kota yang lebih teratur, meningkatkan aksesibilitas bagi pejalan kaki, dan memastikan keamanan dan kebersihan di tempat-tempat umum. Sayangnya, implementasi kebijakan tersebut tidak selalu berjalan lancar dan seringkali menimbulkan konflik antara PKL, pemerintah, dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pada beberapa tahun terakhir, ada upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan koordinasi dan pengaturan PKL melalui kebijakan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Salah satu contoh kebijakan yang diterapkan adalah pembentukan Sentra Pedagang Kaki Lima (SPKL). SPKL bertujuan untuk mengkonsolidasikan dan mengelompokkan PKL ke dalam satu area yang disediakan oleh pemerintah, yang dilengkapi dengan fasilitas dan infrastruktur yang memadai. Dengan adanya SPKL, diharapkan PKL dapat beroperasi dengan lebih teratur, memperoleh akses yang lebih baik terhadap air, sanitasi, dan listrik, serta meningkatkan kerjasama antara PKL, pemerintah, dan masyarakat sekitar.
Selain itu, terdapat juga upaya untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada PKL agar mereka dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan dalam menjalankan usaha dagang mereka. Pelatihan ini meliputi manajemen usaha, keuangan, pemasaran, dan peningkatan kualitas produk. Diharapkan, dengan adanya pendampingan dan pelatihan yang memadai, PKL dapat meningkatkan daya saing mereka, meningkatkan kualitas produk dan pelayanan, serta mendapatkan penghasilan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Selain manfaat ekonomi, kebijakan yang mendukung PKL juga dapat memberikan dampak sosial yang positif. PKL sering kali menjadi sumber inspirasi dan peluang bagi individu yang ingin memulai usaha kecil-kecilan. Mereka juga berperan dalam menciptakan lingkungan sosial yang ramah dan berdaya guna, di mana masyarakat dapat saling berinteraksi dan menjalin hubungan yang lebih erat. Di samping itu, PKL juga memainkan peran penting dalam melestarikan tradisi kuliner dan kerajinan lokal, sehingga menjaga keanekaragaman budaya di Indonesia.
Penting bagi pemerintah untuk memberikan perhatian yang memadai terhadap PKL melalui pembentukan regulasi yang jelas, pelatihan keterampilan, dan fasilitas yang memadai. Selain itu, pendidikan kepada masyarakat mengenai pentingnya dukungan terhadap PKL juga perlu dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dan saling mendukung.
ADVERTISEMENT