Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Manajemen Waktu dan Efikasi Diri pada Prokrastinasi Akademik
24 November 2022 11:37 WIB
Tulisan dari CHRESTELLA IVANA WIDYAPUTRI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hai! Kalian semua pasti sudah tidak asing lagi mendengar istilah ‘pekerjaan’ baik itu pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, pekerjaan kantor atau apa pun itu. Kalian tipekal orang yang tepat waktu dalam mengerjakan pekerjaan atau justru yang hobi menunda-nunda pekerjaan? Pasti di antara kalian ada yang mengerjakan pekerjaan tepat waktu atau sebelum waktunya, atau bahkan menunda pekerjaan itu. Kalian tahu tidak jika salah satu perilaku tersebut dapat dijelaskan dalam kajian psikologi? Nah untuk lebih jelasnya, ayo simak penjelasan berikut ini.
ADVERTISEMENT
Sebagai generasi muda tentunya kita sangat menyukai dengan yang namanya kebebasan. Di mana kita cenderung berfokus pada dunia kita sendiri tanpa memedulikan lingkungan sekitar. Hal tersebut memang nyata terjadi seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia. Seperti halnya kita yang menyandang gelar mahasiswa. Mahasiswa yang seketika menjadi anak rantau yang jauh dari orang tua dan tentunya mulai lepas pengawasan dari orang tua. Kondisi tersebut membuat makin mudah menemukan kebebasan karena bersikap seenaknya. Salah satu perilaku kebebasan yang sering terjadi di kalangan mahasiswa adalah menunda-nunda pekerjaan.
Penelitian prokrastinasi di Amerika menemukan bahwa 95% mahasiswa melakukan penundaan atau prokrastinasi pada permulaan atau penuntasan tugas, dan sebanyak 70% mahasiswa sering melakukan prokrastinasi. Persentase tersebut serupa dengan penelitian di Indonesia oleh Universitas Surabaya yang menyatakan bahwa lebih dari 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi. Lalu sebenarnya apa sih prokrastinasi itu?
ADVERTISEMENT
Prokrastinasi berasal dari bahasa latin yakni “pro” yang berarti maju ke depan atau bisa juga lebih menyukai dan “crastinus” yang berarti besok. Berdasarkan asal katanya, prokrastinasi berarti lebih menyukai/ melakukan sesuatu besok. Prokrastinasi juga didefinisikan sebagai perilaku yang melibatkan unsur penundaan , baik dalam memulai ataupun menyelesaikan suatu tugas dan aktivitas, menghasilkan akibat-akibat lain yang lebih jauh (Millgram, 1998). Jadi, prokrastinasi adalah kebiasaan/ perilaku seseorang untuk menunda tugas atau aktivitas. Prokrastinasi ini seketika menjadi hal yang umum terlebih di kalangan mahasiswa. Prokrastinasi yang sering terjadi di kalangan mahasiswa adalah prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik adalah suatu perilaku menunda-nunda aktivitas ataupun tugas-tugas kuliah.
Lalu bagaimana kita tahu seseorang bersikap prokrastinasi? Ferrari, dkk (Ghufron dan Risnawita, 2011) mengatakan bahwa prokrastinasi akademik memiliki beberapa ciri-ciri berikut ini :
ADVERTISEMENT
1. Penundaan untuk memulai atau menyelesaikan tugas/ aktivitas
Seseorang yang melakukan prokrastinasi sebenarnya tahu bahwa tugas/ aktivitas yang dia hadapi harus segera diselesaikan, namun dia justru memilih untuk menunda-nunda memulainya
2. Adanya keterlambatan dalam pengerjaan dan penyelesaian tugas
Seseorang yang melakukan prokrastinasi akan membutuhkan waktu yang lama dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas. Hal ini dapat memberikan dampak negatif berupa kegagalan dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas
3. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual
Seseorang yang melakukan prokrastinasi akan cenderung kesulitan untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan batas waktu yang sudah ditentukan atau melanggar hal-hal yang sudah direncanakan ketika memulai suatu tugas
4. Memilih aktivitas lain yang lebih menyenangkan
Seseorang yang melakukan prokrastinasi terkadang dengan sengaja tidak menyelesaikan tugasnya tetapi justru memilih melakukan aktivitas lain yang menurutnya lebih menyenangkan dibandingkan harus menyelesaikan tugasnya.
ADVERTISEMENT
Mengapa itu bisa terjadi? Karena kebanyakan dari mahasiswa menganggap bahwa mereka dapat menyelesaikan semua tugasnya diwaktu dekat dengan batas waktu yang diberikan (mengerjakan secara mendadak). Selain itu, menurut Catrunada dan Puspitawati (2008) ada 10 faktor yang menyebabkan seseorang melakukan prokrastinasi akademik.
1. Kecemasan (anxiety)
Kecemasan yang tinggi terhadap harapan penyelesaian tugas-tugas menyebabkan seseorang cenderung akan menunda tugas tersebut
2. Pencelaan terhadap diri sendiri (self-depreciation)
Seseorang yang melakukan prokrastinasi biasanya didorong karena adanya rasa perasaan bersalah pada dirinya sendiri, merasa rendah atas dirinya, dan juga adanya ketidakpercayaan diri
3. Rendahnya toleran terhadap ketidaknyaman (low discomfort tolerance)
Hal ini terjadi karena tugas yang mereka dapatkan terasa sulit sehingga membuat mereka juga menjadi tidak nyaman dalam menyelesaikan tugas
ADVERTISEMENT
4. Mencari kesenangan (pleasure-seeking)
Faktor ini terjadi pada mereka yang mencari kenyamanan sehingga cenderung tidak mau melepaskan situasi yang membuatnya nyaman. Hal ini juga membuat seseorang jadi memiliki hasrat bersenang-senang dan kontrol impuls yang rendah
5. Tidak teraturnya waktu (time disorganization)
Seseorang yang melakukan prokrastinasi biasanya cenderung sulit mengatur waktu karena menganggap bahwa semua pekerjaan penting sehingga menjadi sulit untuk mendahulukan pekerjaan mana yang harus dikerjakan
6. Tidak teraturnya lingkungan (environmental disorganization)
Lingkungan yang berantakan atau tidak teratur dengan baik membuat seseorang menjadi sulit berkonsentrasi dalam menyelesaikan suatu tugas sehingga memicu seseorang untuk melakukan prokrastinasi
7. Pendekatan yang lemah terhadap tugas (poor task approach)
Hal ini terjadi karena adanya perasaan seseorang yang tidak siap untuk melakukan sebuah pekerjaan sehingga tidak tahu bagaimana harus memulai dan menyelesaikan
ADVERTISEMENT
8. Kurangnya pernyataan yang tegas (lack of assertion)
Biasanya didorong dengan perasaan “tidak enak” di mana seseorang tidak dapat bersikap tegas untuk menolak permintaan/ kegiatan yang di luar kemampuannya
9. Permusuhan terhadap orang lain (hostility with others)
Perasaan dendam atau permusuhan dengan orang lain yang dapat memicu seseorang untuk menolak apa pun dari orang tersebut
10. Stres dan kelelahan (stres and fatigue)
Merupakan faktor internal dalam diri seseorang sebagai reaksi atas tingginya tuntutan yang seseorang terima.
Di dalam kehidupan nyata, tanpa kita sadari bahwa ternyata dilingkungan perkuliahan atau mungkin diri kita sendiri sering mengalami prokrastinasi. Contohnya adalah ketika kita di kampus mengikuti beberapa organisasi yang secara organisasi tersebut adalah organisasi penting. Dalam organisasi tersebut tentunya ada tugas yang harus dikerjakan. Tetapi di sisi lain, kita juga masih mempunyai tugas kuliah yang penting dan juga harus diselesaikan. Dalam kondisi tersebut karena terlalu banyaknya kegiatan/ tugas yang kita terima, sehingga kita merasa kacau dalam membagi waktu mana yang harus didahulukan sehingga adanya keinginan melakukan prokrastinasi. Prokrastinasi itu sendiri tentunya memiliki dampak yang tidak baik jika dilakukan berulang kali seperti adanya rasa kecemasan karena pengerjaan tugas yang terburu-buru, kualitas pekerjaan yang rendah, waktu pengerjaan yang tidak efektif, bahkan dapat menimbulkan stres dan kurang fokus.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu apabila sudah telanjur melakukan prokrastinasi, agar tidak menjadi kebiasaan perlu diatasi dengan berbagai cara. Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk meminimalisir prokrastinasi yaitu manajemen waktu dan efikasi diri. Nah, kalian tahu tidak ternyata menurut penelitian, ada keterkaitan prokrastinasi dengan manajemen waktu dan efikasi diri.
Manajemen waktu adalah proses pengendalian waktu berdasarkan sebuah rencana atau rangkaian yang sudah dipertimbangkan. Menurut pendapat Lakein (sifat dalam Claessens dkk) mengatakan bahwa manajemen waktu melibatkan proses menentukan kebutuhan (determining needs), menetapkan tujuan untuk mencapai kebutuhan (goal setting), memprioritaskan, dan merencanakan (planning) tugas yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Beberapa penelitian, salah satunya adalah penelitian oleh Lay dan Schouwenburg (sifat dalam Van Eerde, 2003) tidak menemukan korelasi, tetapi mendapatkan hasil yang jelas bahwa prokrastinator menggunakan lebih sedikit manajemen waktu daripada yang bukan prokrastinator. Artinya adanya kemungkinan bahwa manajemen waktu hanya meningkatkan kesadaran seseorang. Namun meskipun begitu, manajemen waktu dapat mengurangi prokrastinasi karena pada dasarnya manajemen waktu berupa penetapan rencana tujuan atau prioritas. Seseorang yang memiliki manajemen waktu yang baik tentunya mengerti hal apa yang harus dilakukan terlebih dahulu sehingga sedikit kemungkinan terjadinya prokrastinasi.
ADVERTISEMENT
Sedangkan efikasi diri secara etimologi berasal dari kata “self” yang berarti kepribadian dan “effacy” yang berarti penilaian diri. Efikasi diri adalah suatu keyakinan atau kepercayaan diri terhadap kemampuannya dalam berorganisasi, melakukan suatu tugas, dan mencapai tujuan. Nah, hal ini mencakup perasaan mengetahui apa yang dilakukan dan juga secara emosional mampu untuk melakukannya. Bandura dalam Salim (2001) mengatakan bahwa efikasi diri dapat memengaruhi cara individu bereaksi terhadap situasi dan kondisi tertentu. Keterkaitan efikasi diri dengan prokrastinasi ini dinyatakan dalam tiga dimensi (Bandura, 1997) :
1. Magnitude
Hal ini mengacu pada level kesulitan tugas yang diyakini seseorang akan mampu mengatasinya. Level kesulitan ini tentunya berbeda satu dengan yang lainnya. Makin tinggi level kesulitan sebuah tugas makin sulit juga seseorang mengatasi tugas tersebut
ADVERTISEMENT
2. Generality
Mengacu pada penilaian tentang efikasi diri yang diterapkan dilihat dari konteks tugas mulai dari yang sering dilakukan atau bahkan tidak pernah dilakukan. Padahal ini, seseorang dapat menilai dirinya memiliki efikasi pada banyak aktivitas atau pada aktivitas tertentu saja
3. Strength
Berkaitan dengan kekuatan efikasi diri seseorang di mana seseorang yang memiliki efikasi tinggi akan mudah dalam menyelesaikan tugasnya dan sebaliknya.
Jadi, dapat kita simpulkan prokrastinasi akademik adalah perilaku menunda-nunda pekerjaan atau tugas. Apabila perilaku tersebut dibiarkan akan menjadi kebiasaan buruk yang memberikan dampak tidak baik bagi diri sendiri ataupun sekitar kita. Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa yang menjadi generasi penerus bangsa agar tidak memiliki perilaku prokrastinasi akademik, kita juga harus memanajemen waktu dengan baik agar semua rencana berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan serta milikilah efikasi diri dalam penyelesaian setiap tugas ataupun kegiatan.
Nah, apakah kalian sekarang sudah paham mengenai prokrastinasi, manajemen waktu, dan efikasi diri? Jadi, ayo belajar memiliki manajemen waktu yang baik dan efikasi diri!
Referensi:
Saman, A. (2017). Analisis prokrastinasi akademik mahasiswa (studi pada mahasiswa jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan fakultas ilmu pendidikan). Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Konseling, 3(2), 55.
ADVERTISEMENT
Fauziah, H. H. (2015). Fakor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik pada mahasiswa fakultas psikologi uin sunan gunung djati bandung. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 2(2), 123-132.
Suhadianto, S., & Pratitis, N. (2020). Eksplorasi faktor penyebab, dampak dan strategi untuk penanganan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Jurnal RAP (Riset Aktual Psikologi Universitas Negeri Padang), 10(2), 204-223.
Kartadinata, I., & Sia, T. (2008). I love you tomorrow: Prokrastinasi akademik dan manajemen waktu. Anima Indonesian Psychological Journal, 23(2), 109-119.
http://digilib.uinkhas.ac.id/1786/1/Fahrizal%20Rifaldi%20Aditiya_D20163058.pdf
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16451/1/T2_832015019_BAB%20I.pdf
https://repository.uin-suska.ac.id/6544/3/BAB%20II.pdf