Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Serunya Mengalun di Sembalun
28 Oktober 2017 22:58 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Vander Lesnussa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejuk, damai, ramah. Kira-kira ketiga hal itulah yang akan kita rasakan di desa kecil kaki Gunung Rinjani. Selama ini, sebagian besar dari kita mungkin mengira bahwa Sembalun hanyalah gerbang untuk menuju puncak Rinjani.
ADVERTISEMENT
Setelah kami mengeksplorasi Sembalun dalam dua hari ini, ternyata Sembalun memiliki sisi lain yang fantastis selain Gunung Rinjani. Terlebih lagi, BNI telah hadir di tengah-tengah masyarakat Sembalun dalam konsep pemberdayaan masyarakat untuk mendorong pariwisata Sembalun. Percayalah, mengalun di Sembalun sayang untuk dilewatkan. Apa saja eksotismenya?
Bukit Selong
Pemandangan cantik dari atas Bukit Selong.
Salah satu kecantikan Sembalun tercermin dari atas bukit ini. Perbukitan dan gumpalan awan menemani penglihatan kami. Sejauh mata memandang membuat kami berdecak kagum.
Sebelum menikmati keindahan dari atas Bukit Selong, kami mendapat edukasi mengenai kearifan lokal suku Sasak Lombok di Desa Beleq.
Rumah Adat Desa Beleq
Bagi pecinta budaya dan kearifan lokal, rumah adat Desa Beleq yang berjumlah tujuh ini kami singgahi sebelum melanjutkan trekking ke Bukit Selong. Sebab komplek rumah adat ini berada tepat di bawah Bukit Selong.
Tujuh rumah adat Desa Beleq.
ADVERTISEMENT
Salah satu informasi yang didapat dari guide, komplek rumah adat yang berjumlah tujuh ini adalah yang berhasil survive dari ganasnya letusan Gunung Samalas (awal mula Gunung Rinjani) ratusan tahun silam.
Rumah Tenun
Eksplorasi selanjutnya yakni berkunjung ke rumah pengrajin tenun. Selain menyaksikan sendiri proses menenun, ternyata menenun juga memiliki nilai yang bisa dipetik.
Proses menenun membutuhkan keterampilan dan kesabaran.
Bagi masyarakat Sembalun, khususnya kaum hawa, keahlian menenun sejak masa gadis menandakan bahwa ia telah dewasa dan siap untuk berkeluarga, karena dianggap telah mampu mengurus suami dan anak.
Pertunjukkan Cupak Gerantang
Lagi-lagi kearifan lokal. Kami mendapat kesempatan menyaksikan pertunjukkan kesenian lokal dari kelompok pelestarian Cupak Gerantang yang bernama ‘Jati Suara Rinjani’. Ya, sebuah seni musik gamelan Sasak yang dipadupadankan dengan seni tari yang mengandung nilai-nilai falsafah hidup.
Cupak Gerantang; Inak Bangkol dan Amak Bangkol.
ADVERTISEMENT
Berkisah tentang nasib baik dan buruk yang dititikberatkan pada kehidupan kita di dunia. Inilah Cupak Gerantang; Inak Bangkol dan Amak Bangkol.
Paralayang di Bukit Siswa
Bukit Siswa, spot paralayang terbaik di Pulau Lombok
Mengalun-alunkan badan kita di langit Sembalun bukanlah angan belaka. Di atas bukit ini adalah spot terbaik untuk ber-paralayang ria. Kami mendapat kesempatan merasakan indahnya Sembalun melalui atraksi paralayang ini, namun sayang karena keterbatasan waktu hanya 2 orang terpilih lah yang berhasil “terbang”.
Pemandangan Gunung Rinjani dari teras kamar hotel kami, yaitu Hotel Pesona Rinjani.
Berkunjung ke Lombok tanpa singgah di Sembalun, ibarat mendaki Gunung Rinjani lupa membawa kamera, menyesal.
Sembalun adalah pilihan tepat untuk relaksasi, dan Kumparan telah membantu kami untuk melepas jenuh akan hingar bingar kota.
ADVERTISEMENT
Terima kasih Kumparan dan BNI! Sampai jumpa di penjelajahan berikutnya.