Konten dari Pengguna

Utang Nasional Amerika Serikat: Ancaman Bagi Stabilitas Ekonomi Dunia?

Christina Sendow
Mahasiswa Aktif Hubungan Internasional Universitas Mulawarman
19 Februari 2025 22:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Christina Sendow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pixabay
ADVERTISEMENT
Utang nasional Amerika Serikat terus bertambah, mencapai USD 34 triliun pada akhir 2023, atau sekitar 123% dari PDB. Ini bukan sekadar angka, tetapi masalah serius yang berdampak luas. Salah satu penyebab utamanya adalah defisit anggaran yang terus terjadi, di mana pengeluaran pemerintah jauh lebih besar daripada pemasukan.
ADVERTISEMENT
Selama bertahun-tahun, pemerintah AS menghabiskan dana besar untuk program sosial, layanan kesehatan, dan pertahanan. Pada 2023, defisit anggaran mencapai USD 1,7 triliun. Selain itu, kebijakan seperti pemotongan pajak dan stimulus ekonomi saat krisis semakin menambah beban utang. Selama pandemi COVID-19, pemerintah menggelontorkan dana tambahan sebesar USD 5 triliun dalam dua tahun.
Masalah semakin parah dengan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve. Pada 2023, pembayaran bunga utang mencapai USD 475 miliar dan diperkirakan akan meningkat hingga USD 1 triliun per tahun pada 2030. Dengan angka sebesar ini, biaya bunga utang bisa melebihi anggaran untuk infrastruktur atau pendidikan.
Dampak yang Mengkhawatirkan
Utang yang terus membengkak membawa dampak besar bagi ekonomi AS dan dunia. Semakin banyak dana yang dialokasikan untuk membayar bunga utang, semakin sedikit yang tersisa untuk sektor lain. Inflasi juga menjadi ancaman serius. Pada 2022, inflasi AS sempat menyentuh 9,1%, tertinggi dalam 40 tahun, sebagian besar akibat kebijakan fiskal yang terlalu longgar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, utang yang tinggi bisa mengurangi kepercayaan investor dan menyebabkan ketidakstabilan di pasar keuangan. Pada 2023, imbal hasil obligasi AS melonjak hingga 4,5%, jauh lebih tinggi dibandingkan 1,5% pada 2021. Di sisi politik, perdebatan soal batas utang yang terus berulang menunjukkan sulitnya mencari solusi di tengah perbedaan kepentingan antarpartai.
Utang nasional AS bukan sekadar angka di laporan keuangan, tetapi ancaman nyata bagi stabilitas ekonomi global. Dengan proyeksi utang yang terus meningkat, dampaknya akan meluas, mempengaruhi kebijakan domestik hingga ekonomi internasional.
Pertanyaannya, sampai kapan AS bisa terus berutang sebelum krisis terjadi? Tanpa kebijakan fiskal yang lebih bijaksana, bukan hal tidak mungkin utang ini akan menjadi bom waktu bagi negara ekonomi terbesar di dunia ini.
ADVERTISEMENT