Metaverse Menjadi Pionir Pendidikan Masa Depan

Photo by Jeremy Bishop on Unsplash

Di tahun 2022 pembelajaran melalui media online sudah bukan hal yang asing ditelinga para mahasiswa di Indonesia. Dengan masuknya virus corona di awal tahun 2020, mengharuskan para mahasiswa melakukan proses perkuliahan hingga kelulusan dengan bantuan media online.

Tetapi harus kita akui, walau sudah setahun lebih para mahasiswa menjalani pembelajaran jarak jauh, namun dengan media media yang telah digunakan, interaksi yang kurang antara pengajar dan mahasiswa masih kurang optimal dalam proses pembelajaran.

Hal tersebut dikarenakan media yang sekarang digunakan, mayoritas menggunakan basis video sebagai alat interaksi antar penggunanya. Sehingga kehadiran tiap individu pada lingkungan pembelajaran tidak terlalu optimal dibandingkan perkuliahan secara langsung.

Dengan itu metaverse hadir menjadi solusi baru bagi pendidikan kita. Teknologi ini merupakan sebuah jaringan dunia virtual 3 dimensi yang berfokus pada interaksi sosialnya. Dan dengan bantuan alat VR (Virtual Reality) maka metaverse memungkinkan kita untuk berada pada dunia virtual 3 dimensi disaat yang bersamaan.

Hal ini tentu akan sangat membantu jika digunakan dalam dunia pendidikan, kondisi kelas yang telah kita rindukan dapat tercipta kembali tanpa harus pergi ke gedung kampus secara langsung.

Dan bukan hanya itu metaverse juga memungkinkan kita untuk mengubah cara mahasiswa belajar secara besar besaran. Bayangkan saja jika seorang dosen dapat menunjukkan pada mahasiswa sebuah mobil balap secara 3 dimensi, kemudian menampilkan bagaimana itu setiap bagiannya secara terperinci, dan berapa suhu dan kecepatan pada ban mobil tersebut.

Dengan pengalaman bak film superhero seperti itu , relevansi teori teori yang telah dipelajari akan diperlihatkan secara langsung secara 3d, dan detail detail yang selama ini tidak bisa hanya dijelaskan akan dapat tergambarkan dengan baik.

Selain menjelaskan materi secara 3 dimensi, dengan setiap orang memiliki karakternya masing masing pada dunia ini, maka akan memungkinkan bagi pihak universitas untuk melakukan pertukaran pelajar ke kampus kampus luar negeri tanpa adanya bantuan transportasi.

Dengan mobilitas yang begitu mudah juga akan membuka kemungkinan bagi acara acara kampus untuk mengundang narasumber, atau bahkan artis internasional tanpa harus mendatangkan langsung publik figur tersebut secara langsung.

Dan tentu untuk menggunakan metaverse sebagai alat bantu pendidikan merupakan langkah yang besar dan baru bagi kita semua, namun pada kenyataannya beberapa universitas di dunia telah memulai konsep pembelajaran ini. Mereka menyebut hal ini dengan istilah "Metaverse University".

Salah satu contohnya adalah Amman Arab University, di Yordania, mereka bekerja sama dengan perusahaan EON Reality, dan meluncurkan EON XR sebagai Metaverse Hub. Universitas ini memiliki 6 program studi yang menerapkan konsep metaverse pada kelas kelas yang berlangsung.

Namun, Indonesia tentu tidak kalah dengan universitas di luar negeri, Universitas Muhammadiyah juga mulai memperbanyak kajian dan artikel ilmiah terkait metaverse. Dan dengan dukungan dari Balai Penelitian Teknologi Informasi (BPTI) UHAMKA, mereka memiliki visi untuk membangun Metaverse Muhammadiyah dan menjadi pionir penerapan metaverse di dunia pendidikan di Indonesia.

Dan dengan masuknya metaverse di era digital ini, akan sangat membantu, dan patut dilakukan untuk Indonesia yang lebih baik, khususnya dalam bidang pendidikan. Namun kita harus tetap bijak dalam penggunaannya di kemudian hari, jangan sampai tujuan membuat proses belajar yang lebih interaktif, dan efisien, berubah arah menjadi hal negatif bagi kita semua.