Sabtu malam (16 September 2023), pukul 20.50, ponsel saya menerima panggilan masuk dari seorang kolega arkeolog, Muhamad Alnoza. Saya kira panggilan itu datang karena ia memiliki pertanyaan terkait Buddhisme seperti biasa, tetapi hati saya langsung mencelos ketika mengetahui ia menelepon untuk berita lain, tanpa menyapa, ia langsung menyambar “[saya] ada berita mengejutkan, Museum Nasional kebakaran!”.
Rupanya, sekitar empat puluh menit sebelum panggilan itu (pukul 20.10), ada warga yang melihat api berkobar di Museum Nasional Indonesia. Saat saya menyalakan televisi, kebakaran itu sudah jadi tajuk utama berita. Sebagai seorang yang berkecimpung di bidang sejarah, perasaan paling pertama yang menguar adalah duka kehilangan luar biasa.
Memang, hingga saat saya menulis artikel ini, kita belum dapat memastikan seberapa banyak api berdampak pada artefak koleksi museum. Belum ada pula kabar mengenai sejauh mana kerusakan terjadi pada gedung museum. Namun, bagaimanapun, ini adalah kehilangan besar mengingat fisik Museum Nasional itu sendiri adalah bangunan cagar budaya.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814