Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Persentase Peningkatan Segmentasi Pasar Online di Masa Pandemi COVID-19
17 Februari 2021 8:51 WIB
Tulisan dari Christy Evanda Sari Aprilia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dunia terutama Indonesia saat ini sedang dihadapkan dengan pandemi COVID-19 yang mengharuskan setiap orang untuk beraktivitas dan melakukan kegiatan dari rumah. Kegiatan itu meliputi bekerja, bersekolah, aktivitas jual beli, dan lain-lain tidak terkecuali berbelanja. Terlebih hanya berdiam diri di rumah menjadi hal yang tentu membosankan bagi banyak orang terutama generasi milenial. Meski begitu, setiap orang masih dapat memenuhi setiap kebutuhannya dengan berbelanja online. Pada dasarnya, berbelanja atau berbisnis online bukanlah hal baru tetapi di masa pandemi berbelanja atau berbisnis online menjadi alternatif utama bagi banyak orang. Menurut Sekretaris Jenderal UNCTAD Mukhisa Kituyi, pandemi COVID-19 telah mempercepat pergeseran menuju dunia yang digital dan perubahan ini akan memiliki efek yang langgeng seiring dengan pemulihan ekonomi dunia. Selain itu, perubahan keadaan karena pandemi tentunya membawa perubahan lain pada kebutuhan dan kebiasaan dalam berbelanja online.
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 membawa dampak buruk pada perekonomian negara. Hal ini disebabkan perusahaan yang tidak bisa beroperasi seperti biasanya. Namun dengan adanya bisnis online, ini membawa harapan bagi banyak orang untuk menghasilkan pendapatan meski hanya di rumah. Tidak hanya itu, bisnis online memudahkan penjual dalam meningkatkan pemaparan merek, serta bisnis online diketahui memiliki potensi pasar yang sangat luas terlebih fasilitas atau fitur yang memudahkan baik dalam proses transaksi maupun pemesanan produk atau jasa. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah baik konsumen maupun penjual. Data pada Bank Indonesia menunjukkan adanya peningkatan jumlah konsumen hingga 51% pada bulan Agustus 2020. Serta data catatan yang dilaporkan Exabytes menunjukkan kenaikan jumlah orang yang berbisnis online hingga 38,3% dibandingkan tahun 2019 dan bila jumlahnya dibandingkan dengan Februari 2019 maka menunjukkan kenaikan hingga 120%. Hal ini membuktikan semakin banyak orang yang mulai menaruh perhatian pada dunia bisnis online sebagai suatu peluang usaha yang menggiurkan.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya meningkatkan minat konsumen dan penjual dalam berbisnis online, pandemi juga menyebabkan adanya perubahan dalam kebutuhan dan prioritas produk yang ingin dibeli. Menurut survei, dalam beberapa tahun terakhir pakaian dan elektronik menjadi produk yang memiliki peminat yang tinggi dengan penjualan terbanyak. Namun, dengan kondisi sekarang banyak orang yang mulai mementingkan kebersihan dan keamanan dari suatu produk. Dilansir dari neilpatel.com, terdapat tiga sektor yang mengalami peningkatan selama pandemi yaitu sektor makanan mengalami peningkatan hingga 55%, kesehatan 19%, sedangkan farmasi naik hingga 11%. Selain itu, karena hampir semua aktivitas harus dilakukan di rumah maka konsumen akan lebih memilih untuk membeli produk yang memiliki nilai fungsional yang bisa dipakai selama di rumah saja seperti alat kebutuhan dapur. Meski begitu, tetap terdapat kenaikan pada penjualan produk seperti pakaian, elektronik, dan kecantikan.
ADVERTISEMENT
Jika melihat jumlah konsumen dan penjual yang meningkat bisa diperkirakan adanya peningkatan dalam transaksi bisnis online. Hal ini didukung dengan data yang diberikan Bank Indonesia. Menurut data pada Bank Indonesia terdapat kenaikan transaksi bisnis online sebesar 26% selama pandemi COVID-19. Serta Bank Indonesia juga menyebutkan bahwa dapat diperkirakan omzet empat perusahaan e-commerce terbesar Indonesia tembus 429 triliun rupiah pada 2020. Omzet ini lebih besar dua kali lipat dibandingkan pada tahun 2019 yaitu 201 triliun rupiah. Dari data tersebut juga dapat diketahui, meskipun dalam keadaan pandemi COVID-19 tetapi keadaan ini menghasilkan keuntungan bagi pebisnis online bahkan hingga menaikkan profit perusahaan e-commerce. Serta dibanding dengan terjadinya deflasi dapat dilihat bahwa bisnis online justru mengalami inflasi selama pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 pada akhirnya membuat setiap orang lebih melek akan teknologi yang tersedia. Jika sebelum pandemi banyak orang lebih memilih berbelanja langsung ke tempatnya tetapi karena pandemi COVID-19 setiap orang dipaksa untuk menggunakan teknologi dan mulai memilih untuk berbelanja online sebagai upaya untuk menghentikan penyebaran virus. Tidak hanya berbelanja, banyak orang juga yang menemukan keuntungan pada masa pandemi yaitu dengan mulai berbisnis online. Kenaikan jumlah penjual hingga 38,3% menunjukkan semakin banyak yang belajar melihat ketersediaan peluang usaha di tengah situasi pandemi saat ini. Selain menjadikan masyarakat melek teknologi, terdapat perubahan kebiasaan masyarakat yang diakibatkan pandemi dalam berbelanja. Peningkatan dari segi jumlah konsumen, penjual serta komoditi membawa bisnis online mengalami eskalasi hingga 200% pada omzetnya. Oleh karena itu, persentase segmentasi pasar online selama pandemi COVID-19 mengalami peningkatan serta diharapkan dengan ini bisnis online bisa menjadi pendorong perekonomian Indonesia selama masa pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT