news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kesehatan Mental Itu Penting dan Krusial

Christy Tolukun
Mahasiswi Jurnalistik, Politeknik Negeri Jakarta
Konten dari Pengguna
15 Juli 2021 19:43 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Christy Tolukun tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi wajah wanita yang menghadapi gangguan mental. Sumber foto : Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wajah wanita yang menghadapi gangguan mental. Sumber foto : Unsplash
ADVERTISEMENT
Mental disorder atau yang biasa kita kenal mental illness adalah kondisi yang umum dan dapat terjadi pada siapa saja. Terutama, para remaja yang akan beranjak dewasa. Bagaimana cara kita menghadapinya? Akankah kita dapat memperbaiki mental kita?
ADVERTISEMENT
Ketidakpastian akan berakhirnya penularan virus corona, social distancing, stigma mengenai vaksin, hingga korban berjatuhan memiliki dampak terhadap kesehatan mental masyarakat luas. Adaptasi terhadap perubahan-perubahan kebiasaan ini menjadi suatu tantangan baru.
Tidak sedikit orang yang mengalami kesulitan untuk beradaptasi terhadap kondisi ini. Bagi sebagian orang, hal ini bisa dirasakan sebagai suatu tekanan atau beban yang sangat besar. Bila tidak dikendalikan, tekanan tersebut akan berdampak negatif pada kesehatan mental. Sama halnya, dengan yang dihadapi Josephine Esther Meira. Sebagai mahasiswi salah satu perguruan tinggi negeri, ia pernah mengalami gangguan mental selama menghadapi pandemi Covid-19. Hal tersebut menjadi kendala yang cukup besar bagi dirinya.
Gadis berparas cantik ini pernah berada di titik terendahnya saat ia terbiasa untuk bertemu dan bercengkrama dengan teman-temannya. Namun, pandemi membuatnya enggan dan menahan diri di rumah. Hal itu yang membuatnya tidak bersemangat dan tidak mendapat dukungan dari orang lain. Mentalnya menjadi lemah dan tersungkur. Tak ingin berlarut lama dalam mental illness, ia pun melakukan berbagai cara untuk segera sembuh.
ADVERTISEMENT
Saat ini, kesehatan mental sangat penting baginya. Josephine yang berusia 20 tahun ini, menjadikan kesehatan mental sesuatu yang harus selalu diperhatikan. Ditambah lagi masa pandemi ini. Menurutnya, sebelum pandemi kesehatan mental sudah menjadi sesuatu hal yang cukup penting dan krusial. Mental akan mempengaruhi kelangsungan hidup kita sehari-hari. Ia merasa mental yang sehat akan membantunya dalam melakukan aktivitas kuliah dan berkomunikasi dengan orang-orang terdekatnya di rumah.
Terlebih situasi sekarang yang tidak memungkinkan untuk bertemu dengan orang lain. Dukungan fisik dari orang-orang terdekat menjadi berkurang. Kita harus pintar dalam menerima dan mengelola setiap masukan dari orang lain. Sepatah kata dukungan sudah cukup baginya, walaupun hanya via online.
Josephine atau yang biasa dipanggil Yoshi merupakan anak yang tidak terlalu suka bermain gadget. Masalah komunikasi dengan orang lain menjadi tantangan yang harus dihadapinya sekarang. Namun, pandemi ini mengubah perilaku dan pola hidupnya. Tak disangka, gadis cantik ini menjadi sosok yang aktif dalam merespons temannya di chat. Baginya saat ini orang-orang harus merasakan bahwa ia ada, baik secara langsung ataupun tidak. Menurutnya, menebarkan semangat dan dukungan kepada teman-teman merupakan hal positif dan harus dilakukan di situasi ini.
ADVERTISEMENT
Meluangkan waktu bersama orang-orang terdekat merupakan hal penting baginya. Ia selalu menyediakan waktu hanya untuk bercengkrama bersama teman-temannya melalui video call. Baginya dapat melihat wajah teman-temannya jauh lebih baik dibanding hanya melihat sebuah tulisan chat.
Situasi dan kondisi saat ini membuat beberapa orang tidak dapat mengatur mentalnya. Namun, banyak hal yang dapat dilakukan agar suasana hati dan mental kita membaik. Meluangkan waktu dan menjaga komunikasi bersama orang terdekat, merupakan salah satu cara untuk mempertahankan kesehatan mental kita. Apa pun yang kita hadapi dalam hidup, mental yang kuat adalah solusinya. Tetap bersemangat dan melakukan aktivitas positif agar pikiran yang baik selalu mengelilingi kita.
Christy Tolukun, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta