Menelusuri 3 Bakery Tertua di Jakarta

Konten dari Pengguna
11 Juli 2019 17:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Caca ChubbyTraveler - Food Reviewer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun belakangan, sering banget muncul gerai makanan dengan konsep yang cukup menarik. Enggak bertahan lama, banyak dari mereka yang tergusur dengan kehadiran yang lebih baru. Jadi, konsep lucu dan Instagrammable aja enggak cukup 'kan untuk sebuah industri food and beverage?
ADVERTISEMENT
Nah, kali ini kita mau kasih rekomendasi dari yang jadoel. Karena, pada umumnya “merekalah yang sudah ada dari zamannya” hahaha. Penghuni lama yang sudah melewati berbagai generasi dengan pertumbuhan zaman dan globalisasi. Tapi yang gue salut adalah mereka tetap konsisten dan masih terus hidup di Jakarta yang keras ini! Perlu diingat, mereka sudah ada dari sebelum zaman Instagram!
1. Sakura Anpan Menteng
Tampak dalam Sakura Anpan Bakery, Menteng. Foto: Caca ChubbyTraveler
Secara lokasi, tempat ini gampang ditemukan karena terletak di sepanjang Jalan Sabang, Menteng. Memang di belakang Sarinah ini cukup banyak toko yang sudah ada dari zaman dulu. Kalau dilihat dari luar, toko ini memang biasa saja, enggak ada yang mencolok kecuali papan nama dengan tulisan berwarna merah. Tampak luarnya didominasi dengan kaca dan ada dua pintu besar berwarna putih yang dilengkapi dengan kacanya.
ADVERTISEMENT
Ketika masuk, ternyata luas banget dan kosong. Sederhana banget, enggak banyak dekorasi. Ruangannya berbentuk letter U yang di sisinya tersedia pastry case kue dan roti. Di bagian tengah lebih fokus untuk menjajakan kue dan roti, di sebelah kiri untuk kue tradisional, bolu, roti kecil, sedangkan di sisi kanan untuk whole cake dan mini cake.
Ragam kue di Sakura Anpan Bakery. Foto: Caca ChubbyTraveler
Ragam kue di Sakura Anpan Bakery. Foto: Caca ChubbyTraveler
Dari segi menu, variatif banget! Di sini, kalian bisa menemukan pisang goreng keju, fruit pie, roti isi selai kecang, roti unyil, sampai ke yang asin seperti tahu bakso, lemper, risoles isi smoked beef dan masih banyak lagi. Yang gue suka adalah variannya yang banyak banget.
Gerai ini juga sering menerima pesanan katering seperti acara kantor. Secara packaging, sederhana aja. Hanya box yang masih sama banget sejak zaman dulu. Enggak berubah!
Roti kacang merah khas Sakura Anpan Bakery. Foto: Caca ChubbyTraveler
Untuk nama, Anpan sendiri berarti kacang merah. Jadi yang wajib dicoba adalah roti kacang merahnya. Selera sih, karena gue pribadi pun enggak suka sama kacang merah.
ADVERTISEMENT
Tapi, gue suka banget sama tekstur rotinya yang empung dan langsung ngejeblos ke dalam kalau dipegang, lembut banget! Bentuknya berongga dan bersisir gitu. Kacang merahnya juga sudah dihaluskan, jadi lembut dan rasanya manis.
Ragam kue di Sakura Anpan Bakery. Foto: Caca ChubbyTraveler
Kata mbak yang melayani, Risoles Smoked Beef di sini paling best seller. Enggak sabar dong, kepingin langsung nyobain pas sudah bayar. Eh, enggak taunya malah failed! Bentuknya besar dan lebar, tapi ternyata yang bikin bentuknya begitu adalah kulit risol yang digulung berkal-kali jadi tebal.
Tapi, secara rasa memang enak sih buat gue, mayo-nya enggak terlalu thick, creamy, telurnya juga enggak pelit dan beef-nya juga besar. Tapi, ya tadi itu. Kulit risolenya aja yang bikin kayak lagi makan tepung. Huhuhu.
Ragam kue di Sakura Anpan Bakery. Foto: Caca ChubbyTraveler
Lalu, gue juga mencoba roti unyil isi sosis keju. Tekstur roti sama enaknya kayak yang sebelumnya. Tapi, berhubung unyil, isinya pun dikit banget, hanya setitik sosis dan setitik keju. So far, favorit gue pribadi adalah kue sus cokelat! Paling suka! Wajib kalian coba, deh! Wangi dan light aromanya, enggak bikin enek kalau dimakan kebanyakan. Shell-nya airy dan berongga, ada rasa asin khas sus juga terasa jelas. Rasanya ke-blend dengan baik dengan vla dan cokelat di atasnya. Duh, nikmat!
ADVERTISEMENT
Oh ya, random. Di kasir juga gue lihat kalau mereka menyediakan nasi bungkus!
Sejak 1981
Jalan Haji Agus Salim No. 25 A, Kebon Sirih, Menteng, RT.1/RW.1, Kb. Sirih, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340.
2. Vineth Bakery
Tampak dalam Vineth Bakery. Foto: Caca ChubbyTraveler
Gerai ini ternyata milik William Wongso. Beliau merupakan Indonesian well known Culinary Expert yang terkenal sebagai pionir European bread di Indonesia beside Gandy. Karena itu, banyak customer dari golongan ekspat atau bule. Buka dari jam 8 pagi, ketika emak-emak belanja untuk nyetok roti-roti di meja rumahnya, ya 'kan? Semua produk dari Vineth Bakery ini fresh, dibuat setiap hari!
Aneka roti di Vineth Bakery. Foto: Caca ChubbyTraveler
Untuk varian, pilihan rotinya buat gue termasuk sedikit. Hanya sekitar 20 pilihan jenis roti yang di-display. Selain roti, mereka pilihan kue kering yang dijual pun enggak terlalu banyak, serta tersedia whole cake. Tetap, masih jadul-jadul gitu, rasanya yang klasik kayak mocha nougat, meses, dan lain-lain.
Vineth Bakert. Foto: Caca ChubbyTraveler
Suasana dari toko ini homey banget, beda sama suasana luar pinggir jalan di bawah jalur MRT yang panas. Dari luar, toko ini kelihatan gelap. Jadi deg-degan gue kalau sudah sampai lokasi, enggak tahunya tutup karena enggak ada tanda open atau close-nya. Hahaha. Pas toko dibuka, langsung disambut dengan kursi panjang kayu nan indah di atas karpet. Enggak ada wangi aroma roti khas bakery gitu, sih. Jadi pas masuk, impression-nya bukan ngiler, tapi lebih ke ‘nyaman sudah’. Kayak pulang ke rumah zaman dulu aja.
ADVERTISEMENT
Lalu, ada 3 pasang meja kursi, bisa untuk duduk-duduk atau makan. Minuman yang disediakan hanya air putih botolan dan teh botolan saja. Enggak ada makanan berat, jadi hanya roti dan kue aja tok. Oh ya, sebenarnya tempat ini pewe banget, tapi karena enggak ada musik atau bahkan alunan lagu, dan pelayannya juga berisik banget, jadi pengin cepat-cepat cabut. Hahaha.
Whole Cake di Vineth Bakery. Foto: Caca ChubbyTraveler
Untuk menunya, gue coba Indian Beef Curry seharga Rp 5.000. Ukurannya mini, kecil, puff-nya crusty dan flaky banget, enggak terlaly berminyak. Minced beef-nya dicincang halus banget dan cukup banyak. Lalu, ada juga Tiger Cake slice seharga Rp12.000 yang saking gue enggak sukanya, sampe enggak dihabisin. Rasanya manis saja dan enggak ada sensasi apapun, standar banget. Teksturnya pun enggak moist. Padahal ini kue pertama yang mau gue coba karena pattern-nya cantik.
ADVERTISEMENT
Sebagai pecinta pisang, gue juga kecewa sama Banana Cake slice seharga Rp12.000-nya. Dari first impression, sebenarnya memang enggak menarik karena warnanya pucat. Tapi, tetap penasaran untuk coba banana bread di sini walaupun berakhir kecewa.
Banana Cake Slice di Vineth Bakert. Foto: Caca ChubbyTraveler
Ketika dikeluarkan dari plastik, aromanya wangi banget sampai menusuk. Potongannya tipis tapi lebar dan teksturnya kurang moist, lebih crumbly. Entah kenapa, rasa dan aroma manisnya kayak buatan, jadi enggak terasa makan real ‘banana cake’.
Gue juga coba Roti Sisir Cokelat yang teksturnya empuk dan isinya banyak! Cokelat di dalamnya sedikit agak meleleh, jadi bukan yang keras gitu. Lalu, ada Berliner Vanilla seharga Rp 12.000 yang seperti donat dengan icing sugar sangat tebal di atasnya. Rotinya sama kayak donat, tapi bedanya donat ini diisi dengan vanilla cream yang light and sweet. Ada juga donat rasa cokelat dan keju seharga Rp 8.000 yang empuk dan topping-nya penuh menutupi permukaan atas. Tapi, kesan dan pesan sehabis makan donat ini biasa saja.
ADVERTISEMENT
Nah, tapi tetap ada kok favorit gue dari gerai ini. Choco Spiral yang harganya Rp 550.000/kg! Asli, enggak bisa berhenti cemilin ini! Ada cangkangnya yang crunchy banget, jadi memang pasti berantakan apalagi kalau kalap kayak gue. Isinya coklat yang melted, jadi agak cair. Rasa dari cokelat ini seimbang manis dan pahitnya, lebih kayak makan dark chocolate dibandingkan milk chocolate. Which, buat gue ya cocok banget! Bentuknya kecil-kecil. Nah, ada yang bilang kalau dulu filling cokelatnya ini jauh lebih banyak dari sekarang.
Banyak yang bilang kalau dulu ini legend banget rasanya. Tapi, sayang sekarang sudah berubah dan malah menurun secara kualiatas dan rasa. Nah, tapi sekarang bisa lebih gampang dicari karena kini sudah ada di supermarket seperti Ranch Market, Kem Chicks, and Hero.
ADVERTISEMENT
Est. 1977, family run the business, sudah pernah pindah lokasi satu kali, sekarang di Jalan Panglima Polim Street No.65A, RT.1/RW.7, Melawai, Kebayoran Baru, South Jakarta City, Jakarta 12160. Nomor telepon: (021) 7392891
3. Maison Weiner Bakery
Foto jadul di Maison Weiner Bakery. Foto: Caca ChubbyTraveler
Old-fashioned throwback with a nostalgic vibe specializing in homestyle cakes & breads.
Aneka roti dari Maison Weiner Bakery. Foto: Caca ChubbyTraveler
Yang satu ini adalah bakery tertua dari dua yang sebelumnya. Yes, bakery ini sudah ada dari 1936! Belum merdeka bahkan! Jujur, pas sampai, gue tuh kaget dan enggak yakin apakah ini tempat yang benar. Bentuknya kayak semacam rumah tua di dalam jalan belokkan dari jalan besar Pasar Senen. Lokasinya sangat strategis dan tersedia halaman parkir yang luas.
Tampak luar Maison Weiner Bakery. Foto: Caca ChubbyTraveler
Agak creepy, ya. Foto: CacaChubbyTraveler
Sempat enggak yakin apakah toko ini masih jualan. Foto: Caca ChubbyTraveler
Ada pagar di garasi. Bagian kiri dan kanannya terbuat dari besi yang sudah karatan dan sebagian besar hilang catnya. Dan ternyata, pagar di sisi kanan ini adalah sisi luar di balik dapur rahasia pembuatan kue dan roti ini sendiri! Pas masuk, lagi-lagi gue enggak yakin apakah tokonya buka atau tutup, karena eggak ada tanda open atau close-nya. Isinya pun gelap, makin enggak yakin deh. Pas masuk, eh ada pelayan yang jaga dan wangi roti semerbak pun sontak menyambut kedatangan gue.
Tampak dalam Maison Weiner Bakery. Foto: Caca ChubbyTraveler
Di dalam, tersedia empat meja untuk dine in. Pilihan rotinya termasuk sangat sedikit. Di sini juga dijual bakmi bakso kuah ternyata. Menu itu tertulis di papan gede dekat pintu masuk. Tapi sayang, pas itu enggak ready, piye toh?
Figur smurf di Maison Weiner Bakery. Foto: Caca ChubbyTraveler
Basically, Weiner menyediakan roti jadoel klasik ala belanda. Sampai saat ini, sudah diurus oleh generasi ketiga: Heru Laksana. Resep yang digunakan turun-temurun berawal dari neneknya, yang dulu kerja di masa penjajahan Belanda. Beliau membantu usaha dagang toko roti kue kering Belanda, sampai akhirnya ia memutuskan untuk membuat toko roti sendiri. Bakery tertua dengan umur 83 tahun.
Artikel mengenai sejarah Maison Weiner Bakery. Foto: Caca Chubby Traveler
Foto-foto bersejarah Maison Weiner Bakery. Foto: Caca Chubby Traveler
Langsung masuk ke review makanannya, ya! Nah, di sini tersedia Chocolate Croissant yang dipanaskan dulu sebelum disajikan. Sayangnya, kayaknya overheat jadi gue enggak tahu tekstur asli croissantnya. Jadi lebih flaky dan berlebihan crunchy-nya, enggak ada rasa lembut sisiran dari gulungan croissant. Cokelatnya tersedia di bagian luar dan juga lumer di bagian dalam. Secara rasa, manis dan pahitnya well combined! Enak!
Chocolate Croissant ala Weiner. Foto: Caca ChubbyTraveler
Beberapa roti di sini juga ditulis dengan bahasa Belanda, khususnya roti yang ada label healthy bread-nya, pasti itu roti Eropa sana. Nah, karena terkenal dengan healthy bread, gue pun mencoba Black Rice Bread. Menu ini dibungkus rapi dan erat dengan plastik karet steril. Gila, ini empuk banget padahal adonannya sangat tebal dan berbentuk bulat juga, kurang menarik dari luar. Isiannnya juga tersebar berries dan pumpkin seed yang banyak, enggak pelit! Empuk, kenyal, dan chewy, agak seret tipikal roti sehat biasanya.
Black Rice Bread a la Weiner Bakery. Foto: Caca ChubbyTraveler
Ada juga Ontbijtkoek or Peperkoek yang merupakan Dutch and Flemish Spiced Cake. Teksturnya empuk dan wangi aromanya. Paling enak kalau dimakan ketika hangat!
Susah menyebut Ontbijtkoek atau Peperkoek. Foto: Caca ChubbyTraveler
Untuk kue sus di bakery ini biasa banget, vla agak padat, aroma vanilinya enggak terlalu terasa, dan cangkang soes-nya memang kering dan asin. Mungkin ini memang cita rasa basic jadul-nya ya, tapi meningat perkembangan zaman dengan pembuatan kue sus yang sudah diperbaiki kiri kanan--ditambahin ini itu jadi lebih legit--kue sus di sini jadi kalah dengan brand lain dan jadinya gue malah enggak doyan, karena lidah ini lebih doyan di tempat lain.
ADVERTISEMENT
Maison Weiner juga terkenal dengan kue Bloeder-nya yang lembut dan bersisir. Isinya juga super banyak dan overall, rasanya sweet dan milky! Oh, super empuk tentunya!
Kata yang jaga, dulu Maison Weiner Bakery ini punya banyak outlet. Tapi, sekarang tinggal satu ini saja yang masih berdiri untuk mempertahankan warisan legendaris. Hebat banget!
Jalan Kramat II No.2, RT.6/RW.7, Kwitang, Kecamatan Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10420.
Nah, dibandingkan dengan banyaknya restoran, coffee shop, atau bakery yang datang dan pergi dengan mudah, nama-nama di atas patut diapresiasi, kan?