Ekonomi Digital Menjadi Peluang Besar atau Ancaman bagi UMKM?

Foto oleh Anna Tarazevich: https://www.pexels.com/id-id/foto/stok-daring-14751274/

Teknologi digital telah mengubah cara UMKM beroperasi, membuka peluang besar sekaligus menghadirkan tantangan baru. Revolusi Industri 4.0 menuntut pelaku usaha untuk cepat beradaptasi, atau mereka akan tertinggal.

Peluang Digitalisasi untuk UMKM

Platform e-commerce dan media sosial memungkinkan UMKM menjangkau pasar lebih luas, bahkan hingga global. Pemerintah juga terus mendorong digitalisasi UMKM untuk meningkatkan kapasitas dan distribusi. Teknologi seperti pemasaran digital, analitik data, dan model bisnis baru seperti dropshipping membantu meningkatkan efisiensi dan daya saing. Selain itu, e-commerce membuka akses bagi kelompok yang sebelumnya sulit bersaing, seperti perempuan dan kaum muda.

Ancaman dan Tantangan

Namun, tanpa kesiapan digital, UMKM berisiko kehilangan relevansi. Persaingan dengan produk impor yang membanjiri pasar daring juga menjadi ancaman serius. ByteDance,induk TikTok,mulai menjual produk langsung ke konsumen, bersaing dengan raksasa seperti Amazon dan Shein, yang bisa menggerus pasar UMKM lokal.

Masa Depan UMKM di Ekonomi Digital

Pemerintah menargetkan 30 juta UMKM masuk ekosistem digital pada 2024, dengan bimbingan untuk menembus pasar ekspor. Konsep shoppertainment juga menjadi tren baru dengan potensi pasar di Asia Pasifik mencapai US$1 triliun pada 2025.

Oleh karena itu, digitalisasi UMKM bukan hanya pilihan, tetapi keharusan agar mereka tetap relevan di era ekonomi digital. Pemerintah harus memastikan kebijakan yang melindungi UMKM dari persaingan tidak seimbang dengan produk impor, sekaligus menyediakan program pelatihan digital yang lebih efekt

Transformasi digital bukan hanya tantangan, tetapi peluang besar bagi UMKM untuk berkembang. Dengan inovasi, adaptasi, dan dukungan dari pemerintah serta sektor swasta, UMKM bisa menjadi tulang punggung ekonomi digital yang kuat dan berkelanjutan.