Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Namanya Menghiasi Bangku Cadangan: Cerminan Pancasila yang Sering Terabaikan
10 Maret 2022 18:56 WIB
Tulisan dari Cindy Graciella tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian besar orang, apalagi bukan pecinta sepak bola tanah air, nama Lerby Eliandry Pong Babu tak pernah terlintas. Padahal ia pernah tergabung dalam Tim Nasional Indonesia tahun 2016 di bawah asuhan Alfred Riedl. Kini, masih berposisi sebagai penyerang atau yang biasa kita kenal dengan sebutan striker, Lerbys membela klub Bali United setelah tiga tahun bersama Borneo FC. Namanya kian mencuat, meskipun tak melonjak tinggi seperti Pratama Arhan ataupun Sandy Walsh, saat Bali United menang melawan Persija dengan skor 2-1. Gol kedua Bali United tak lain dan tak bukan dicetak oleh Lerby yang masuk menggantikan Ilija Spasojević . Tak lupa ia panjatkan doa sebagai selebrasi selepas mencetak gol tersebut.
ADVERTISEMENT
Meskipun masuk sebagai pemain pengganti, tetapi Lerby selalu tampil maksimal di setiap pertandingan. Tidak ada rasa iri atau benci terhadap rekan satu timnya ketika ia tidak dipilih sebagai pemain inti. Bahkan hampir semua unggahan di instagram pribadi miliknya, Lerby selalu mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan dan memberikan atmosfer positif kepada orang lain. Tindakan ini merupakan bentuk realisasi Pancasila yang mungkin hanya dianggap “ya memang sebagai atlet seharusnya begitu” atau “sebagai pencetak gol wajar kalau bersyukur kepada Tuhan, apalagi timnya menang”. Kenyataannya, Pancasila tidak terbatas dalam pendidikan atau budaya. Pancasila bisa diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia.
Oleh karena itu, mari kita telaah sila apa saja yang tercermin dari sekilas kehidupan seorang penyerang pengganti ini.
ADVERTISEMENT
Pertama, tentu saja, sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam sila ini, bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan serta menjunjung tinggi nilai ketuhanan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Dapat kita lihat bentuk nyata dari sila pertama melalui selebrasi Lerby setelah mencetak gol ialah berdoa. Selain itu, sila pertama ini juga ditunjukkan lewat unggahan instagramnya dengan kata-kata yang merujuk untuk selalu bersyukur kepada Tuhan.
Kedua, sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Sila kedua mengajarkan kepada kita untuk memiliki etika yang baik serta pengendalian diri dalam situasi kurang menguntungkan. Di sini kita tahu bahwa Lerby tidak termasuk ke dalam pemain inti yang dipilih coach Teco (pelatih Bali United). Ia baru dimasukkan ketika Spaso (sapaan akrab Ilija Spasojević) dirasa sudah tidak mampu bermain maksimal. Menjadi pemain cadangan bukan perkara hati yang mudah. Tak jarang timbul rasa iri kepada rekan yang masuk dalam pemain inti. Mungkin saat dimainkan, karena hati sudah kecewa terlebih dahulu, atlet tersebut tidak menampilkan performa terbaiknya. Namun hal itu tidak kita temukan dalam permainan Lerby. Ia bermain maksimal, mengeluarkan kemampuan terbaiknya, mencari celah lawan, dan menuntaskan tugasnya sebagai seorang striker untuk mencetak gol yang membawa Bali United unggul dari Persija.
ADVERTISEMENT
Terakhir yaitu sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Sila ini berbicara mengenai musyawarah atau diskusi untuk mendapatkan hasil terbaik. Tentunya dalam satu tim sepak bola, staf pelatih dan para atletnya tidak saling diam untuk mengerti maksud masing-masing. Pasti ada waktu untuk berdiskusi apa yang harus dilakukan di lapangan atau permainan seperti apa yang diinginkan pelatih. Tentu saja, ini dilakukan agar terjalin pengertian antara pelatih dan para atletnya, juga terjalin hubungan yang baik pada sesama atlet. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam permainan di lapangan. Saat Lerby masuk di babak kedua, tentu saja setelah perbincangan antara coach Teco dengan staf pelatih lainnya, coach Teco dengan Lerby, dan Lerby dengan rekan satu timnya. Meskipun hal ini tidak dapat kita lihat secara tersurat, namun pasti terjadi.
ADVERTISEMENT
Dari penjelasan di atas, meskipun kata banyak orang hal itu terlihat ‘biasa saja’, Pancasila melekat erat dalam kehidupan seorang Lerby Eliandry. Sebagai warga negara Indonesia, sudah sepantasnya hidup kita juga mencerminkan nilai-nilai Pancasila yang bisa berdampak bagi orang lain. Karena Pancasila bukan sekedar ideologi negara Indonesia, tetapi harus mengakar kuat dalam kehidupan manusianya.