Elaborasi 2 Lintas Disiplin yang Berbeda dalam Pameran Van Gogh di Mexico City

Catatan Kaki Cindy
Indonesian lives in abroad, and interested to share her story Youtube : Catatan Kaki Cindy Instagram : @catatankakicindy
Konten dari Pengguna
13 April 2021 10:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Catatan Kaki Cindy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Van Gogh Alive Museum, Mexico City. Foto: Cindypn
zoom-in-whitePerbesar
Van Gogh Alive Museum, Mexico City. Foto: Cindypn
Post-impressionism adalah sebuah gerakan seni Prancis yang berkembang antara tahun 1886 dan 1905, di mana ini merupakan bentuk perlawanan para impresionis yang menyangkut penggambaran naturalistik dari cahaya dan warna.
ADVERTISEMENT
Dan salah satu seniman post- impressionism yang paling terkenal adalah Vincent Van Gogh. Lahir di Zundert, Belanda pada tanggal 30 Maret 1853. Yang di mana warna merupakan simbol dari ekspresinya.
Selain Van Gogh, ada Paul Cézanne, Georges Seurat, Paul Gauguin. Mungkin kita tidak asing dengan nama Paul Gauguin. Paul Gauguin dan Vincent dulunya adalah teman dekat, mereka pernah berkorespondensi bersama di seni tepatnya di Rumah Kuning Vincent (Vincent’s yellow house) pada tahun 1888. Tapi sayangnya tidak berlangsung lama, hanya 9 minggu.
Gauguin pun memutuskan untuk pergi, dan mungkin kita tahu cerita Vincent tentang ia memotong sendiri telingannya dan itu tepat disaat yang sama pada malam hari setelah Gauguin pergi.
ADVERTISEMENT
Kebetulan sekali, di Mexico City terdapat "Van Gogh Alive Museum". Sebuah museum yang menampilkan karya-karya Vincent Van Gogh di mana pameran ini sudah berlangsung dari Februari 2020. Dengan harga tiketnya sebesar 325 peso Mexican (sekitar Rp 235.910 untuk kurs saat artikel ini ditulis) yang bisa dibeli melalui website ataupun langsung di loketnya.
Pameran di museum ini merupakan sebuah pameran yang jauh berbeda dari pameran seni rupa pada umumnya, karena pameran ini mampu mengelaborasikan antara dua lintas disiplin yang berbeda yaitu seni rupa dan kemajuan teknologi. Dengan menggunakan 40 proyektor dan 3.000 karya Van Gogh digubah dalam balutan motion graphic dalam layar yang berukuran 5 m yang bukan hanya ditempatkan pada dinding, melainkan lantai, dan juga langit-langit ruangan.
ADVERTISEMENT
Gambar yang sangat mendetail ditambah suara yang memenuhi ruangan, simfoni dari cahaya dan warna yang dihasilkan seakan membawa kita terlarut dalam goresan-goresan khas Vincent. Bayangkan saja ladang, bunga matahari, starry night tepat berada di kedua bola mata kita. Seperti seolah diundang untuk menemani perjalanan Van Gogh, dari Netherland, Arles, Saint Remy dan Auvers-sur Oise.