Konten dari Pengguna

Pengangguran di kalangan Gen Z: Kurang Usaha atau Kurang Peluang?

CINTA CANTIKA MISELRENI NGGILY
Mahasiswa DIV Akuntansi Sektor Publik Politeknik Keuangan Negara STAN
5 Februari 2025 14:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari CINTA CANTIKA MISELRENI NGGILY tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi pengangguran, kehilangan pekerjaan. Foto: SHUTTERSTOCKA
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengangguran, kehilangan pekerjaan. Foto: SHUTTERSTOCKA
Gen Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Sebagian besar orang yang lahir di generasi ini tumbuh bersama dengan teknologi dan internet yang sedang berkembang pesat. Berada di era digital, Gen Z juga dikenal lebih kreatif dan inovatif jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya atau Milenial. Namun, dibalik banyaknya potensi yang dimiliki, Gen Z juga dihadapi dengan tantangan, salah satunya yaitu dalam memasuki dunia kerja. Banyaknya populasi angkatan kerja khususnya di kalangan Gen Z tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia, sehingga menyebabkan fenomena pengangguran.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Per Februari 2024 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada kelompok Umur muda mencapai 16,42% atau dapat diartikan dari 100 orang penduduk berumur 15-24 tahun yang termasuk angkatan kerja, terdapat sekitar 16 orang yang menganggur. Rasio tingkat pengangguran ini didominasi oleh laki-laki dengan 16,98% dan perempuan sebesar 15,61% dan banyak terjadi di daerah perkotaan. Selain itu, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) juga mengungkapkan hampir 10 juta penduduk Indonesia berusia 15-24 tahun adalah pengangguran atau tanpa kegiatan (Not in Employment, Education, and Training/ NEET).
Kondisi ini perlu menjadi perhatian serius, sebab Gen Z mendominasi populasi angkatan kerja sebenarnya dapat memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi bangsa, sehingga diperlukan kebijakan untuk dapat memfasilitasi Gen Z dalam dunia kerja.
ADVERTISEMENT
Penyebab Pengangguran di Kalangan Gen Z
Tingginya angka pengangguran di kalangan Gen Z disebabkan oleh beberapa faktor, yang paling sering dibicarakan akibat dari ketersediaan lapangan pekerjaan yang tidak sebanding dengan jumlah tenaga kerja di Indonesia. Apalagi Indonesia saat ini mengalami krisis industri manufaktur yang ditandai dengan terjadinya penurunan aktivitas di sektor industri manufaktur.
Berdasarkan data Standard & Poor's (S&P) Global, PMI manufaktur Indonesia mengalami penurunan yaitu 49,2 pada bulan Oktober. Data ini menjadi salah satu bukti bahwa industri manufaktur tidak mampu untuk membuka lapangan pekerjaan untuk menarik para tenaga kerja. Selain itu, kesenjangan keterampilan antara apa yang diajarkan dalam pendidikan formal dengan yang dibutuhkan dalam dunia kerja juga mempengaruhi semakin tingginya angka pengangguran. Pengangguran di kalangan Gen Z didominasi oleh lulusan SMA/SMK yang masih memiliki keterampilan yang terbatas.
ADVERTISEMENT
Dampak Pengangguran di Kalangan Gen Z terhadap Ekonomi Indonesia
Pengangguran yang terjadi di kalangan Gen Z memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Semakin tinggi tingkat pengangguran maka berbanding lurus dengan tingkat kemiskinan yang akan berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan lainnya, seperti tingkat kriminalitas yang semakin tinggi, semakin banyak wilayah kumuh di daerah perkotaan, tingkat kesehatan masyarakat menurun dan masalah sosial lainnya.
Kebijakan Ekonomi untuk Mengatasi Pengangguran di Kalangan Gen Z
Cara pertama yang dapat dilakukan, yaitu dengan melakukan revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan kerja. Pendidikan vokasi di Indonesia perlu dibenahi, sehingga menghasilkan lulusan-lulusan Vokasi yang siap untuk memasuki dunia kerja dengan potensi yang sudah dibangun selama masa pendidikan. Selain itu, Sekolah Menengah Kejuruan juga perlu diperbaiki tata kelola kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga lulusan SMK/Sederajat mampu bersaing dengan lulusan Pendidikan Tinggi.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, dengan mendorong wirausahawan muda dan kolaborasi dengan industri. Pemerintah dapat memberikan insentif berupa modal usaha dengan bunga rendah bagi para usahawan muda yang benar-benar ingin memajukan usahanya, sehingga dapat membantu wirausahawan untuk berusaha dan juga dapat membuka lapangan usaha bagi masyarakat sekitar. Selain dengan memberikan insentif, juga bisa diadakan pelatihan kewirausahaan berbasis teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Jika pemerintah dapat mengelola Usahawan muda atau UMKM, selain dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, juga dapat membuka lapangan pekerjaan baru yang dapat menarik para pengangguran.
Pada akhirnya, pengangguran di kalangan Gen Z ini merupakan masalah nasional yang perlu menjadi perhatian, bukan hanya dari pemerintah saja, namun perlu adanya kolaborasi dari sektor swasta. Dengan kebijakan yang tepat, pemerintah dapat mengurangi angka pengangguran dan dapat mengoptimalkan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui kontribusi Generasi Z di sektor perekonomian Indonesia.
ADVERTISEMENT