Aku dan Suami Sama-sama Punya Pacar untuk Kebahagiaan Kami

Cinta dan Rahasia
Mulailah membaca dengan Bismillah, akhiri dengan Istighfar. Kisah didramatisir dari kisah nyata.
Konten dari Pengguna
19 Mei 2020 20:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cinta dan Rahasia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok. Pixabay.com/babienochka
zoom-in-whitePerbesar
Dok. Pixabay.com/babienochka
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Disclaimer: Cerita ini hanyalah fiksi
Pernikahan sepatutnya hanya dimiliki oleh sepasang kekasih, mungkin rumah tanggaku terbilang cukup aneh bahkan untuk semua pasangan di dunia. Namun, aku menjalaninya dengan cukup bahagia meski suamiku selalu berusaha menyembunyikannya.
ADVERTISEMENT
Lima tahun pernikahan, aku baru mengetahui kalau ada sesuatu di dalam rahimku yang mengharuskan dokter mengangkatnya. Aku dan suami sudah berusaha cukup lama untuk tetap saling mencintai tetapi sepertinya dia tidak tahan. Aku mulai melihatnya sering melirik wanita lain bahkan ketika dia bersamaku.
Beberapa kali aku melihatnya sedang menggoda wanita yang jauh lebih cantik dan muda dariku. Tetapi aku berusaha menahan diri agar tidak mempermalukan keduanya di depan umum. Ketika membahas hal itu di rumah, suamiku terus mengelak kalau dia telah menggoda wanita lain, aku berusaha diam dan hanya mengamatinya.
Aku dan suami sengaja bekerja keras karena suatu saat nanti kami ingin mengadopsi seorang anak. Semua itu memerlukan biaya, belum lagi untuk kebutuhan anak dasar dan pendidikan anak itu. Kami sepakat untuk menabung banyak uang agar bisa mewujudkannya, tetapi tidak ada satu pun dari kami yang tahan.
ADVERTISEMENT
Hampir setiap hari aku pergi ke mal bersama teman-temanku dan membeli beberapa barang mewah. Ia juga hampir setiap hari berpesta dengan teman-temannya di sebuah klub. Kami menghabiskan waktu berdua hanya dua kali dalam sebulan, itu pun untuk makan malam mewah di sebuah restoran yang sudah menjadi rutinitas kami sejak berpacaran.
“Gimana mau nabung kalo kamu terus membeli barang mewah?” Tanyanya suatu malam saat melihatku sedang mencoba gaun baru. “Putusin aja pacar kamu supaya kita bisa punya lebih banyak uang” jawabku, wajahnya terlihat sangat tegang ketika aku mengucapkan kalimat itu.
“Kamu pikir aku tidak tau? Selama ini kamu punya pacar dan sering membelikannya barang-barang mewah, izinin aku punya pacar seperti kamu. Dia akan bisa membelikanku gaun dan barang mewah lain, jadi kita punya banyak uang untuk ditabung” tambahku. Aku lalu meninggalkannya di kamar dan membiarkan dia berpikir.
ADVERTISEMENT
Selama ini aku diam ketika tahu kalau dia memiliki kekasih di belakangku, buatku itu adalah hal wajar. Mungkin dia bosan karena tidak kunjung diberikan anak atau sudah jenuh karena belakangan ini hubungan kami memang sedang berjarak.
Sejak rahimku diangkat, aku pernah mengalami depresi tetapi segera bangkit karena ia berjanji tidak meninggalkanku dan akan segera mengadopsi anak. Namun kenyataannya, hubungan kami semakin renggang dan dia kembali memiliki kekasih di belakangku. Ya, ini bukan pertama kalinya dia berselingkuh dan aku terus-menerus memaafkannya.
Setelah memberikannya penawaran seperti itu, diam-diam aku sudah memiliki kekasih untuk diriku sendiri. Rencanaku berjalan dengan baik, aku mendapatkan seorang pria yang sangat baik dan perhatian, dia membelikanku banyak barang juga tidak pernah mengingkari janjinya. Laki-laki itu adalah sahabatku sendiri, ia tahu bagaimana kondisi rumah tanggaku.
ADVERTISEMENT
Awalnya ia hanya membantu membuat suamiku cemburu tetapi seiring berjalannya waktu dia mengakui kalau selama ini menyimpan perasaan padaku. Sudah berbulan-bulan kami bersama hanya untuk sandiwara, tetapi sepertinya rasa yang sama juga sudah tumbuh di hatiku.
Kami menjalin hubungan yang semula sandiwara menjadi serius. Suatu kali ia mengirimkanku buket bunga, aku lupa kalau suamiku sedang ada di rumah dan belum berangkat kerja. Ketika aku sedang memeluk buket bunga itu sambil tersenyum, dia datang “kamu punya pacar? Apa aku tidak cukup buat kamu?” Tanyanya, “kamu juga selama ini punya pacar dan aku menanyakan hal yang, apa aku tidak cukup buatmu?” Tanyaku.
Alih-alih menjawab, dia malah berlutut dan meminta maaf padaku. “Maafin aku, aku terlalu bodoh untuk berselingkuh dari kamu. Aku akan putus sama pacarku kalo kamu juga melakukan hal yang sama” ucapnya. “Aku tidak bisa” balasku, sudah berulang kali dia mengkhianatiku dan seharusnya aku terbiasa jika memang mencintainya.
ADVERTISEMENT
Kenyataannya aku melakukan hal yang sama dan itu berarti aku sudah benar-benar tidak mencintainya. Aku sangat menikmati perselingkuhan dengan sahabatku dan bahkan cenderung tidak lagi memikirkan tentang suamiku. “Aku sudah tidak mencintai kamu lagi” ucapku kemudian meninggalkannya sambil memeluk kiriman buket bunga itu.
Beberapa bulan kemudian, aku menggugat cerai dirinya dan memilih tinggal bersama dengan sahabatku. Salah seorang temannya mengatakan kalau mantan suamiku hanya tinggal seorang diri di rumah yang dulu kami tempati bersama. Sebenarnya masih ada rasa sedih ketika mendengar kabarnya dan ingin sekali menemuinya tetapi niat itu kuurungkan karena takut ada hal yang tidak kuinginkan.
Aku menganggap kalau kami sudah memiliki kehidupan masing-masing. Hidup bersama sahabatku ternyata jauh lebih menyenangkan, aku tidak perlu lagi berpura-pura untuk terlihat sempurna. Dia juga tidak menginginkan anak dariku sehingga ‘beban’ itu terasa jauh berkurang.
ADVERTISEMENT