Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Awalnya Ingin Hindari Tunanganku yang Mesum, Aku Malah Jadi Sugar Baby Atasanku
29 April 2020 13:31 WIB
Tulisan dari Cinta dan Rahasia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ini pengalaman pertamaku menjadi sugar baby, sebenarnya aku merasa jahat karena sudah memiliki tunangan di kampung halaman. Tetapi entah kenapa rasanya memiliki tunangan atas paksaan orang tua itu sulit. Kedua orang tuaku sangat memuja tunanganku karena dianggap sangat agamis.
Belum menikah saja, ia sudah memaksaku memakai cadar dan membatasi pertemananku. Namun bukan itu yang menjadi permasalahan utama, jika tidak ada orang di rumah ia selalu melecehkanku dan memelukku dari belakang.
Aku merasa tertekan, tapi siapa yang peduli? Bilang pada orang tuaku tentu mereka tidak akan percaya. Aku mulai melamar kerja di sebuah perusahaan menjadi asisten pribadi melalui aplikasi online.
Tunanganku mengizinkan “silahkan saja paling kamu tidak lolos, itu perusahaan besar, kualifikasinya pasti tinggi” katanya meremehkanku. Beberapa hari kemudian, aku dihubungi untuk masuk ke tahap selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Saat yang dinantikan pun tiba, aku datang ke perusahaan itu untuk melakukan sesi wawancara. Ada beberapa orang di sana dengan pakaian yang sangat rapi. Mereka cantik-cantik dan sepertinya jauh lebih berpengalaman daripada aku.
Ketika namaku dipanggil, aku memasuki ruangan kaca yang di dalamnya terdapat meja kayu dengan pemandangan gedung-gedung tinggi. Saat aku masuk, aku tidak menemukan siapa pun. Aku hanya berdiri di sudut ruangan hingga seorang laki-laki keluar dari satu ruangan lain.
“Silahkan duduk” katanya, lelaki ini sangat menawan dengan berewok tipis, dadanya bidang, dan terlihat gagah saat mengenakan jas. Sesi wawancara telah selesai, mereka akan memberi kabar jika aku diterima bekerja di sana.
Sudah dua bulan sejak sesi wawancara itu, tetapi aku masih tidak mendapatkan kepastian. Selama menunggu, aku terus-menerus dilecehkan oleh tunanganku. Aku semakin gerah, tetapi sejak dilecehkan seperti itu keingintahuanku terhadap seks menjadi lebih besar.
ADVERTISEMENT
Dua minggu kemudian, aku mendapat kabar kalau diterima bekerja di perusahaan tersebut. Aku girang bukan main, akhirnya aku bisa menjauhkan diri dari lelaki mesum. Saat meminta izin, orang tuaku menentang dan mengancam tidak akan membiayai hidupku selama merantau.
Malam itu aku putuskan untuk kabur dari rumah, membawa semua baju dan uang tabungan yang tidak seberapa. Aku menghubungi temanku yang tinggal di luar kota untuk menumpang hingga aku masuk kerja. Beruntung dia mau menerimaku.
Pada awal masuk kerja, semua pekerjaanku dimonitor oleh asisten sebelumnya. Sebulan berlalu, asisten sebelumnya sudah tidak memonitor pekerjaanku lagi, aku bekerja langsung di bawah pengawasan bosku. Aku dan bosku memiliki perbedaan usia 20 tahun, tetapi wajahnya masih tampak muda dan karismatik sehingga orang lain tidak akan menyangka kalau umur kami terpaut cukup jauh.
ADVERTISEMENT
Orang tua dan tunanganku, terus-menerus meminta aku untuk pulang. Aku menolak dan berbohong kalau ijazahku ditahan sehingga baru bisa pulang satu tahun lagi.
Sebagai asisten, aku mengikuti ke mana pun dia pergi dan menyiapkan semua keperluannya, termasuk pakaian sebelum berangkat ke kantor. Hubungan terlarang ini bermula ketika aku dan dia pergi ke luar kota untuk rapat dengan salah satu klien.
Klien itu meminta rapat diadakan di tepi pantai, sepertinya hubungan antara keduanya sudah dekat karena mereka merencanakan untuk camping bersama.
Aku menyiapkan dua tenda yang kupikir satu untuk para asisten dan satu lagi para bos.
Sesampainya di sana, ternyata asisten klien itu laki-laki! Aku mulai bingung memikirkan di mana harus tidur nanti. Perjalanan dinas kali ini, dia tidak membawa serta supir karena anaknya sedang sakit dan butuh kendaraan jika sewaktu-waktu ingin ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Rapat itu berlangsung hingga malam, tanpa disadari hanya tinggal kami berempat di sana. Selesai rapat, aku menyiapkan keperluannya untuk mandi sedangkan asisten klien sibuk mempersiapkan ikan dan jagung.
Aku ingin membantu asisten klien itu, tetapi sepertinya aku tidak bisa meninggalkan bosku begitu saja, jaga-jaga kalau dia membutuhkan sesuatu. Aku menunggunya di luar tenda hingga ia menyuruhku untuk masuk ke dalam.
Saat itu aku hanya mengenakan sarung Bali dengan atasan tanpa lengan, itupun sudah basah sebagian “kamu tidak bawa sarung Bali lagi?” Tanyanya, aku hanya menggelengkan kepala. Tiba-tiba ia menciumku dan mulai beraktivitas hingga terdengar suara langkah dari luar.
Aku terkejut dan segera keluar dari tenda. Aku melihat klien tadi sudah berada di depan tenda kami, “pestanya sudah mau dimulai” ucapnya santai kemudian berbalik pergi. Dari nada bicaranya, ia sangat paham apa yang terjadi di antara kami.
ADVERTISEMENT
Aku menyampaikan pesannya itu kepada bos. Ia kemudian bersiap dan berjalan ke tepi pantai untuk menghadiri pesta itu. Perasaanku canggung sekali sampai-sampai aku tidak berani menatap wajah klien itu.
Klien itu memberi saran agar tenda kami dipindah ke tempat lain karena tanah di sana basah sehingga tidak nyaman untuk ditiduri. Bosku menyetujuinya, tak lama klien itu pamit untuk tidur dan kembali ke tenda bersama asistennya.
Di tepi pantai tinggallah kami berdua “kamu engga dingin?” Tanyanya, aku mengangguk “dingin kok” jawabku. Dia mengajakku untuk memindahkan tenda ke tempat yang cukup jauh dari sebelumnya dan kemudian masuk ke dalam.
Di dalam tenda, bos menanyakan banyak hal dan aku menceritakan semuanya. Tunangan mesumku, orang tuaku yang tidak mau membiayaiku selama merantau, dan masih banyak lagi. Belum selesai aku bercerita, tiba-tiba ia menciumku sangat lama dan memintaku memuaskan nafsunya.
ADVERTISEMENT
Keesokkan harinya saat perjalanan pulang, ia memintaku untuk menjadi kekasihnya. Ia berkali-kali menegaskan kalau ia sudah beristri dan kalau aku mau ia akan menanggung biaya hidupku. Aku menyetujui permintaan itu.
Setelah sekian lama menjalin kasih dengan bosku, pertunangan antara aku dengan anak kepala desa itu akhirnya dibatalkan. Kedua orang tuaku cukup bangga denganku karena kehidupan kami sudah jauh lebih baik, mereka tidak tahu saja apa yang kukerjakan di sini.
Sumber: https://id.quora.com/Bagaimana-rasanya-menjadi-Sugar-Baby-1/answers/211654418?ch=10&share=2b94d2d0&srid=uC0h00