news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cinta dalam Dunia Suku Aztec dan Maya

Cinta dan Rahasia
Mulailah membaca dengan Bismillah, akhiri dengan Istighfar. Kisah didramatisir dari kisah nyata.
Konten dari Pengguna
22 Oktober 2020 15:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cinta dan Rahasia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Wanita Aztec dan Pendatang Eropa. Foto: Screen Youtube Mexico Unexplained
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wanita Aztec dan Pendatang Eropa. Foto: Screen Youtube Mexico Unexplained
ADVERTISEMENT
Orang-orang yang dikenal sebagai 'Aztec' dan 'Maya' tinggal di Meksiko dan Amerika Tengah saat ini. Kedua peradaban itu muncul dari abad yang berbeda. Mexico Lore mencatat Peradaban Maya diperkirakan ada sekitar 1500 SM. Sedangkan Suku Aztec berada di Lembah Meksiko sebelum tahun 1300.
ADVERTISEMENT
Berbagai peninggalan membuktikan keberadaan orang-orang kuno tersebut. Nampaknya, membahas tentang bagaimana anak muda dari kedua peradaban jatuh cinta menjadi topik yang menarik. Situs independent.com mengulas kisah Malinalli, sebagai perwakilan budaya romansa dalam masa Aztec dan Maya.
Banyak catatan kuno bisa saja dihancurkan, tetapi tidak sedikit pula yang bertahan dan menjadi bukti sejarah peradaban terdahulu. Meskipun budaya di abad ke-16 sangat berbeda dengan budaya di abad ke-21, tidak diragukan lagi emosi manusia sangat mirip dengan yang dialami saat ini.
Kisah cinta karakter fiksi dalam ‘Malinalli of the Fifth Sun’ menunjukkan kerumitan orang-orang yang hidup di Meksiko selama abad ke-16. Beberapa cerita diantaranya, cinta tragis Metzli untuk seorang pemuda yang berkorban, cinta burung air kepada seorang prajurit bernama Shield yang dianggap terkutuk, cinta abadi dari pasangan petani Willow dan Smoking House, dan masih banyak lagi.
Ilustrasi yang Diduga Malinalli dan Cortes. Foto: Screen Youtube Mexico Unexplained
Satu kisah yang paling terkenal, Malinalli adalah gadis muda yang dijual sebagai budak oleh ayah tirinya yang jahat. Dia adalah salah satu dari dua puluh budak yang diberikan kepada Hernan Cortes oleh penduduk asli Tabasco, karena kalah dalam pertempuran. Malinalli dapat berbicara bahasa Nahuatl dan Maya, sehingga dia menjadi penerjemah yang membantu Cortes berkomunikasi dengan penduduk asli.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, Malinalli juga cepat belajar bahasa Spanyol, jadi dia menguasai tiga bahasa. Cortes ingin tetap selalu dekat dengan Malinalli sebagai asisten andalannya. Bahkan penduduk asli Tlaxcala menyebut mereka berdua ‘Malintzin’, yang berarti 'wanita' dan 'tuan'. Pengucapan bahasa Spanyol kemudian berubah menjadi ‘Malinche’.
Orang Tlaxcalans dan Aztec menawarkan beberapa putri mereka sebagai istri untuk Cortes. Sejarah mencatat bahwa Cortes menjadi bapak dari banyak anak dengan wanita yang tidak dia cintai. Tak terkecuali Malinalli yang melahirkan seorang anak laki-laki, sebagai hasil hubungannya dengan Cortes. Cortes diduga belajar untuk mencintai Malinalli, sebab dia melegitimasi bayi tersebut dan diberi nama Martin setelah namanya.
Dalam perjalanan ke Honduras pada tahun 1523, salah satu kapten Cortes jatuh cinta dengan Malinalli. Cortes memberikan izin Malinalli untuk menikahi Juan Jaramillo. Kedua pasangan itu kemudian pergi ke Spanyol dan melahirkan seorang anak perempuan.
ADVERTISEMENT
Tokoh-tokoh dalam cerita menggambarkan adat istiadat budaya kuno tersebut. Gadis-gadis dari kelas atas diawasi dengan ketat untuk menjaga keperawanan mereka. Ayah Malinalli, Flint Arrow, berharap memilih seorang suami untuk anaknya dia. Seringkali, cinta tidak dianggap penting untuk pernikahan, tetapi wanita yang belum menikah akan segera kehilangan status sosial.
Gadis-gadis pada zaman Malinalli bisa menjadi pendeta di Kuil Quetzalcoatl. Oleh karena itu, mereka harus tetap perawan selama belum menikah. Beberapa menjadi pengikut kamp yang pada akhirnya jatuh cinta dengan prajurit. Tetapi, jika mereka menjadi wanita penghibur, itu akan membawa aib bagi keluarga. Untungnya, semua karakter fiksi berhasil menemukan cinta dalam hidup mereka.
Chichén Itzá, Peninggalan Suku Maya. Foto: IaGuffry from Pixabay