Hukum Pernikahan dan Kekerasan Seksual pada Bangsa Celtic

Cinta dan Rahasia
Mulailah membaca dengan Bismillah, akhiri dengan Istighfar. Kisah didramatisir dari kisah nyata.
Konten dari Pengguna
28 September 2020 20:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cinta dan Rahasia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bangsa Celtic. Foto: Screen Youtube Captivating History
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bangsa Celtic. Foto: Screen Youtube Captivating History
ADVERTISEMENT
Siapa sangka, kehidupan wanita di kalangan Celtic kuno sekitar 2.000 tahun yang lalu secara mengejutkan sangat didambakan. Wanita mendapatkan perlakukan yang spesial daripada sebagian besar peradaban kuno lainnya.
ADVERTISEMENT
Wanita Celtic berhak bekerja berbagai macam profesi yang ditawarkan. Tak hanya itu, mereka memegang hak hukum terutama dalam bidang pernikahan, dan memiliki hak ganti rugi jika terjadi pelecehan seksual dan pemerkosaan. Melansir dari Thought Co, berikut ini penjelasan tentang hukum pernikahan dan kekerasan seksual pada bangsa Celtic.

Hukum Celtic Mendefinisikan Pernikahan

Menurut sejarawan Peter Berresford Ellis, bangsa Celtic awal memiliki sistem hukum yang canggih dan terpadu. Wanita memiliki peran penting dalam mengatur kehidupan politik, agama, dan seni, dan bahkan bertindak sebagai hakim dan pemberi hukuman. Tak hanya itu, mereka dapat memilih kapan dan siapa yang akan dinikahi. Dalam perkara perceraian, wanita dapat menggugat dan menuntut ganti rugi jika mereka ditinggalkan atau dianiaya.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, dua hukum tetap Celtic bertahan. Pertama, The Irish Fénechas atau Hukum Brehon, dikodifikasi pada masa pemerintahan Raja Tinggi Laoghaire (428-36 M). Kedua, Welsh Cyfraith Hywel atau Hukum Hywel Dda, dikodifikasikan pada abad kesepuluh oleh Hywel Dda.
Ilustrasi Ratu Boadica, Pemimpin Bangsa Celtic. Foto: Screen Youtube Captivating History

Pernikahan Bangsa Celtic

Dalam Hukum Brehon, wanita Celtic yang telah menginjak setidaknya 14 tahun bebas menikah dengan salah satu dari sembilan cara yang ditawarkan. Seperti pada peradaban lain, pernikahan seringkali dikaitkan dengan penyatuan ekonomi.
Pernikahan Celtic Irlandia memberikan tiga opsi pernikahan yang membutuhkan perjanjian pranikah yang formal. Sedangkan yang lainnya, pernikahan berarti seorang pria memikul tanggung jawab finansial untuk membesarkan anak.
Sistem Fénechas mencakup sembilan kategori di bawah ini, sedangkan Sistem Welsh Cyfraith Hywel hanya terdiri dari delapan poin pertama.
ADVERTISEMENT
Dalam hukum Celtic, pria dapat menikahi lebih dari satu wanita, namun pembagian keuangan diantara para istri ditentukan berbeda-beda. Selain itu, tidak ada mas kawin yang diperlukan dalam pernikahan. Meskipun begitu, ada “mahar” yang disimpan oleh wanita dalam kasus perceraian tertentu. Terdapat tujuh alasan perceraian termasuk pengembalian mahar, yaitu:
ADVERTISEMENT

Hukum Pemerkosaan dan Pelecehan Seksual

Kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual melibatkan hukuman untuk membantu korban pemerkosaan secara finansial, sementara mengizinkan pemerkosanya tetap bebas. Namun, kegagalan membayar denda dapat menyebabkan pengebirian bagi pria pemerkosa.
Wanita juga dituntut untuk jujur, dalam bentuk keyakinan akan identitas pria yang memperkosanya. Jika dia terbukti memberikan keterangan salah, maka dia tidak akan mendapatkan bantuan untuk membesarkan keturunan. Wanita juga tidak bisa menuntut lebih dari satu pria dalam kejahatan yang sama.
Pelecehan seksual ditekankan pada pelaku harus memberikan kompensasi pada korbannya. Pelecehan verbal juga menyebabkan denda yang dihargai sesuai harga kehormatan seseorang. Pemerkosaan mencakup beberapa kejadian, yaitu pemerkosaan paksa, kekerasan dan rayuan saat korban tertidur, gila secara mental, dan mabuk. Namun, jika seorang wanita memang berniat untuk tidur dengan pria lalu kemudian dia berubah pikiran, maka wanita tersebut tidak memiliki hak untuk menuntut ini sebagai pemerkosaan.
Ilustrasi Kehidupan Bangsa Celtic. Foto: Screen Youtube Captivating History