Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Kato Svanidze, Wanita yang Membuat Joseph Stalin Mengenal Keterpurukan
12 Februari 2021 21:32 WIB
Tulisan dari Cinta dan Rahasia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ekaterine “Kato” Svanidze merupakan seorang wanita yang menjadi istri pertama Joseph Stalin sekaligus menjadi ibu dari anak tertuanya, Yakov. Dia adalah seseorang yang lahir di Racha, Georgia bagian barat. Svanidze bisa dibilang bertemu dengan Joseph Stalin karena dikenali oleh kakaknya, Alexander.
ADVERTISEMENT
Sebagai wanita dari kalangan keluarga sederhana, bertemu dengan Stalin adalah sesuatu yang sangat luar biasa bagi Svanidze. Apalagi kita tahu bahwa Stalin punya pengaruh yang sangat luar biasa bagi perpolitikan Uni Soviet.
Lewat ketulusan hatinya, Kato Svanidze berhasil memperkenalkan rasa kekecewaan pada Stalin. Bagaimana kisahnya? Apakah kekecewaan yang dimaksud itu? Karena jika melihat dari fakta sejarah, Svanidze dan Stalin adalah pasangan romantis yang selalu bersama.
Dikenalkan dan Kemudian Menjalin Hubungan
Seperti yang telah disampaikan di atas, Svandize dan Stalin bertemu karena dikenalkan oleh kakak Svanidze, Alexander. Dia merupakan orang kepercayaan Stalin. Pada saat itu, Stalin masih menggunakan nama kelahirannya yaitu Ioseb Jughashvili.
Dalam perkenalannya, mereka bertemu pada tahun 1905 dan menikah satu tahun kemudian tepatnya pada 1906. Tak lama dari situ, Svanidze melahirkan Yakov. Menurut sejarawan, pernikahan keduanya digelar dikarenakan Svanidze sudah mengandung Yakov.
ADVERTISEMENT
Yang jelas, pernikahan keduanya berhasil digelar meskipun harus bertemu dengan beberapa batu sandungan. Pasalnya, ketika ingin menikah, tak ada pendeta yang mau menikahi mereka karena Jughashvili menggunakan dokumen palsu atas nama Galiashvili.
Akhirnya keduanya menemukan pendeta yang menikahkannya. Pernikahan digelar larut malam tepatnya pada pukul 02:00 pada 16 Juli 1906 di sebuah gereja di sebelah kediaman Svanidze. Dalam pernikahan itu, Jughashvili tak mengundang ibunya atau memberitahunya bahwa dia menikah.
Svanidze Dipenjara, Melarikan Diri dari Kota
Pernikahan yang menggunakan dokumen palsu ini berbuntut panjang. Singkat cerita Svanidze ditangkap bersama dengan sepupunya, Spiridon Dvali. Svanidze dipenjara enam minggu sebelum akhirnya dilepaskan karena kondisinya yang sedang hamil empat bulan sedangkan Dvali yang tadinya dituntut hukuman mati karena dituduh membuat bom dikurangi hukumannya.
ADVERTISEMENT
Setelah bebas dari penjara Svanidze tak lantas pulang ke rumah. Dia harus ditampung dulu di rumah kepala polisi selama enam bulan. Uniknya, Jughashvili kerap mengunjunginya karena petugas tidak mengenalinya.
Setelah masalah soal penjara selesai, kini giliran Jughashvili yang menjadi incaran. Beberapa bulan usai kelahiran Yakov, Jughashvili terlibat dalam perampokan bank terkenal di Tiflis, dan mereka bertiga melarikan diri ke Baku untuk menghindari penangkapan.
Ketika pindah, Jughashvili sering keluar untuk bekerja sehingga Svanidze ditinggalkan sendirian bersama anaknya. Stres karena mengkhawatirkan Jughashvili, serta isolasi dan iklim yang mengganggu kesehatannya, Svanidze sakit. Dia disuruh pindah bersama keluarganya, tapi enggan melakukannya karena khawatir dengan Jughashvili.
Pada bulan Oktober, kondisinya semakin memburuk, dan Jughashvili cukup khawatir sehingga dia membawanya kembali ke Tiflis, kota kelahirannya. Dalam perjalanan itu, Svanidze meminum air yang terkontaminasi sehingga membuatnya kena penyakit tifus.
ADVERTISEMENT
Di Tiflis, dia mulai mengeluarkan darah dari ususnya. Pada 22 November 1907, dia meninggal dunia.
Kecewa Karena Kematian Sang Istri
Tak bisa dipungkiri, kematian sang istri membuat Jughashvili atau Stalin terpukul. Sepanjang hidupnya, dia selalu menyempatkan waktu hadir untuk Svanidze meski sibuk mencari nafkah. Bahkan dia rela kembali ke Tiflis demi kesehatannya meski statusnya adalah buronan.
Kematian ini membuat Svanidze juga meninggalkan Yakov. Walhasil, untuk mengobati kekecewaannya, dia mencari kegiatan lain yakni berbagai aktivitas revolusioner yang menuntunnya menjadi orang besar di Uni Soviet.
Dia juga meninggalkan sang anak, Yakov selama beberapa tahun. Yakov sendiri dibesarkan oleh keluarga Svanidze meskipun ketika sudah beranjak dewasa, keduanya sempat bertemu kembali. Kematian Svanidze adalah pukulan telak bagi Stalin.
ADVERTISEMENT