Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Kenapa Bentuk Hati Menjadi Simbol Cinta?
17 Februari 2021 8:23 WIB
Tulisan dari Cinta dan Rahasia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di dunia ini bentuk hati sering dijadikan sebagai sebuah simbol percintaan. Memang hal ini sudah lumrah. Tapi pernahkah kalian berpikir, kenapa bisa bentuk ini sering dijadikan simbol cinta. Dari mana asal muasalnya? Seharusnya, yang sering menggunakan simbol ini kepada pasangannya mulai bertanya-tanya.
ADVERTISEMENT
Ternyata, usut punya usut, bentuk hati sebagai simbol cinta tak datang begitu saja. Ada perjalanan yang cukup panjang mengapa stereotip ini bisa datang dan menjadi hal yang ngetren di dunia ini. Butuh waktu berabad-abad untuk membentuknya.
Dikutip dari beberapa sumber, kami akan mengusut bentuk hati yang menjadi simbol cinta di dunia ini. Salah satu hal yang membentuk stereotip ini tumbuh dari orang-orang Yunani dan Romawi Kuno. Mereka sering menggunakan tanaman bernama Silphium yang bentuknya mirip dengan bentuk hati yang digunakan sebagai simbol cinta.
Tanaman ini digunakan sebagai alat kontrasepsi demi mengendalikan angka kelahiran. Bentuknya yang mirip dengan logo cinta di era modern membuat tanaman ini terasosiasi dengan unsur percintaan. Persinggungannya dengan cinta dan seksualitas mungkin turut membantu logo ini dikaitkan dengan cinta.
Karena harus diakui, Silphium memang memiliki bentuk love yang kita sering lihat di berbagai media baik cetak maupun internet. Lantas hal selanjutnya yang membantu membangun stereotip tersebut adalah bahwa di abad pertengahan, gambar anatomi tubuh hati terlihat seperti logo cinta yang kita kenal.
ADVERTISEMENT
Cendekiawan seperti Pierre Vinken dan Martin Kemp berpendapat bahwa hati sebagai simbol cinta berakar pada tulisan Galen dan filsuf Aristoteles, yang menggambarkan hati manusia memiliki tiga bilik dengan lekukan kecil di tengahnya.
Tentunya masih minimnya teknologi medis di era tersebut membuat teori-teori seperti ini lebih mudah diterima masyarakat. Apalagi yang berbicara adalah orang dengan pola pikir yang sudah diakui di dunia.
Pada abad ke-14, misalnya, fisikawan Italia Guido da Vigevano membuat serangkaian gambar anatomi yang menampilkan jantung yang sangat mirip dengan yang digambarkan oleh Aristoteles.
Karena hati manusia telah lama dikaitkan dengan emosi dan kesenangan, bentuk itu akhirnya dipilih sebagai simbol romansa dan cinta sejak era abad pertengahan. Ungkapan ini sangat populer di era Renaissance.
ADVERTISEMENT
Bentuk ini semakin naik popularitasnya ketika memasuki abad ke-18 dan ke-19 bahkan hingga hari ini. Memang tidak ada teori pasti mengenai hal tersebut. Namun, dua hal yang barusan kita bahas sudah cukup memberikan gambaran.
**
Sumber: History.com