Kisah Cinta Raja Hussein dan Susan Cabot Dijodohkan oleh CIA

Cinta dan Rahasia
Mulailah membaca dengan Bismillah, akhiri dengan Istighfar. Kisah didramatisir dari kisah nyata.
Konten dari Pengguna
7 Oktober 2020 18:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cinta dan Rahasia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Raja Hussein (kiri). Foto: Screen Youtube Huy Channel dan Susan Cabot (kanan). Foto: Screen Youtube Sebastian Bijan
zoom-in-whitePerbesar
Raja Hussein (kiri). Foto: Screen Youtube Huy Channel dan Susan Cabot (kanan). Foto: Screen Youtube Sebastian Bijan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejarah tidak kekurangan fakta yang membuat orang mengangkat alis, dan terheran-heran akan sesuatu yang sudah terjadi. Fenomena masa lalu yang terekam bisa berupa perang antara dua kerajaan atau negara, perdamaian atau persatuan dua dinasti, peninggalan arsitektur serta budaya, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Namun, bagaimana jika kita melihat sejarah dari sisi yang sedikit berbeda, seperti kisah cinta yang awalnya merupakan rencana dari sebuah badan intelijen negara? Melansir dari History Collection, berikut kisah cinta Raja Hussein dan Susan Cabot yang berawal dari rencana badan intelijen untuk 'menjodohkan' mereka.

Rencana mencari wanita penghibur papan atas untuk menemani kunjungan seorang raja

Sebuah memo diduga dari Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat menunjukkan bahwa agensi mengutus Robert Maheau. Tugas Maheau adalah menemukan seorang wanita untuk menemani Raja Hussein dari Yordania.
Raja yang berusia 23 tahun itu melakukan kunjungan bulan April 1959 di Los Angeles. Memo memerintahkan agar rencana dikendalikan oleh kantor CIA untuk memastikan kunjungan memuaskan.
ADVERTISEMENT
Namun pada kenyataannya, Maheau tidak bisa mendapatkan aktris papan atas mana pun untuk menghibur Raja Hussein. Tipe seperti Marilyn Monroe tidak tersedia, oleh karena itu Maheau harus menyesuaikan rencana lain.
Maheau mendatangi Susan Cabot, seorang aktris tahun 1950-an. Awalnya dia menolak dan memberikan respons kurang tertarik. Pada akhirnya Susan bertemu dengan Raja Hussein yang lalu dianggapnya menawan.

Ketertarikan satu sama lain

Raja Hussein dan Susan Cabot bertemu pada tanggal 9 April 1959. Ada keraguan bahwa skema tersebut mungkin salah, karena Susan merupakan seorang Yahudi dan latar belakang raja seorang Muslim. Namun tak diduga, keduanya malah tertarik satu sama lain.
Menurut memo CIA, Raja Hussein sangat rukun dengan Cabot. Hingga pada saat dia meninggalkan Los Angeles, sang raja menyatakan ingin bertemu Susan kembali. Oleh karena itu, CIA menyewa sebuah rumah di Long Beach untuk pertemuan Hussein dan Susan selanjutnya.
ADVERTISEMENT

Hubungan terlarang akhirnya terkuak

Skema untuk menjodohkan raja Yordania dengan Susan Cabot berkembang menjadi lebih dari sekadar hubungan asmara sementara. Sejak awal, skema perjodohan CIA adalah masalah sensitif. Bangkai akan tercium baunya, hubungan terlarang itu mulai muncul ke permukaan dan menjadi berita hangat di berbagai media.

Lahirnya seorang anak

Raja Hussein terus bertemu secara rahasia dengan Susan Cabot setiap kali raja Yordania mengunjungi Amerika, sampai perselingkuhannya berakhir pada 1970-an. Pada tahun 1964, Susan melahirkan anak satu-satunya yang diberi nama Timothy, diduga menjadi anak biologis Hussein.
Desas-desus tersebut didukung oleh fakta bahwa Hussein secara teratur memberikan tunjangan anak kepada Susan. Seperti yang dikatakan salah satu pengacara Timothy dalam dokumen pengadilan pada tahun 1989: “Selama yang saya bisa temukan, [Cabot] menerima jumlah $ 1.500 sebulan dari Keeper of the King’s Purse, Amman, Yordania. … Baik atau buruk, ini terlihat seperti dukungan kepada anak ”.
ADVERTISEMENT

Keluarga bermasalah

Sayangnya, skema perjodohan CIA ini tidak berakhir bahagia. Susan Cabot sakit jiwa pada 1980-an dan menjadi seorang pertapa. Putranya, Timothy lahir dengan kondisi dwarfisme, atau kondisi tubuh yang tidak dapat tumbuh tinggi. Selain itu, masalah mental juga ditemukan pada bocah malang, yang diwarisi oleh ibu, ayah, dan kakeknya, Raja Talal.
Timothy dibesarkan di sebuah perkebunan dengan kondisi memprihatinkan. Keadaan semakin diperburuk oleh keputusan Cabot yang keliru mengobati dwarfisme putranya dengan hormon eksperimental yang diekstraksi dari kelenjar pituitari orang mati. Perawatan dihentikan pada 1980-an setelah diketahui bahwa hal itu memberi beberapa pasien penyakit otak degeneratif, dan tidak menyembuhkan Timothy dari dwarfisme.

Akhir yang tragis

Susan Cabot mengalami akhir yang tragis pada 10 Desember 1986, ketika dia ditemukan mati karena dipukul oleh benda keras. Putranya Timothy memberi tahu polisi bahwa orang asing dengan topeng ninja telah masuk ke rumah, membuatnya pingsan, lalu membunuh ibunya.
ADVERTISEMENT
Polisi dan Jaksa tidak mempercayai begitu saja, justru menuntut Timothy sebagai pembunuh ibunya saat bertengkar. Dia akhirnya mengaku tidak bersalah dengan alasan kegilaan.
Pada tahun 1989, Timothy dihukum karena pembunuhan yang tidak disengaja. Setelah menjalani hukuman dua setengah tahun di balik jeruji besi, dia dijatuhi hukuman percobaan tiga tahun. Pada akhirnya, Timothy meninggal karena gagal jantung tahun 2003.