Konten dari Pengguna

Mengenal Oksitosin, si Hormon Cinta dan Bahagia

Cinta dan Rahasia
Mulailah membaca dengan Bismillah, akhiri dengan Istighfar. Kisah didramatisir dari kisah nyata.
7 Maret 2021 11:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cinta dan Rahasia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Oksitosin dikenal sebagai hormon cinta dan bahagia. Foto. dok: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Oksitosin dikenal sebagai hormon cinta dan bahagia. Foto. dok: Pixabay
ADVERTISEMENT
Oksitosin merupakan hormon yang cukup dikenal oleh khalayak banyak. Pasalnya, hormon ini selalu dianggap sebagai hormon yang memicu perasaan cinta dan bahagia. Sehingga jika ada diskusi yang membahas soal kebahagiaan dan percintaan, pasti selalu dihubungkan dengan hormon oksitosin.
ADVERTISEMENT
Lantas hormon apa sebenarnya ini? Apakah benar hormon Oksitosin selalu berhubungan dan sejalan dengan percintaan dan kebahagiaan. Jika iya, kenapa bisa demikian? Apa yang menyebabkannya seperti itu? Menurut apa yang tertulis di laman Healthline, Oksitosin adalah hormon yang berperan sebagai neurotransmitter.
Hormon ini memainkan peran penting dalam hal reproduksi. Pada wanita, hormon ini memicu persalinan dan keluarnya ASI sedangkan pada pria, hormone ini membantu pergerakan sperma. Lantas kenapa bisa hormon ini dikaitkan dengan percintaan.
Ada sejumlah penelitian yang dikembangkan demi membahas hormon yang satu ini. Foto. dok: Pixabay
Sebuah penelitian di tahun 2012 mengungkapkan bahwa pasangan yang saling memiliki keterikatan memiliki kadar oksitosin yang jauh lebih tinggi dari pasangan yang tidak punya keterikatan. Dalam aktivitas seksual, kadar oksitosin juga kabarnya meningkat.
Beberapa ciri dari peningkatan kadar oksitosin antara lain sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
• Kepercayaan
• Empati
• Mengenang Hubungan Positif
• Kesetiaan
• Komunikasi Positif
Lantas dari mana oksitosin diproduksi? Oksitosin sendiri merupakan hormone alami. Ini diproduksi oleh hipotalamus yang merupakan wilayah kecil di dasar otak seseorang. Kemudian setelah itu disekresikan oleh kelenjar pituitary di dekatnya.
Oksitosin sendiri biasanya sejalan dengan hormon dopamine dan serotin yang sering dianggap trio pemicu hormon bahagia. Saat kalian tertarik pada orang lain, otak akan melepaskan dopamine, kadar serotin juga akan meningkat dan oksitosin yang merupakan hormone reproduksi juga meningkat.
Ternyata oksitosin jauh lebih kompleks dari yang kita duga. Foto. dok: Pixabay
Lebih dari itu semua, oksitosin adalah sebuah hormon yang luar biasa. Kenapa demikian? Pasalnya, oksitosin bisa disuntikan untuk menginduksi atau meningkatkan kontraksi selama pesalinan. Pendarahan saat melahirkan juga bisa berkurang karena hormon ini.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi tahun 2017 menemukan bahwa oksitosin dapat membantu mengobati autisme dan kondisi perkembangan dan kejiwaan lainnya yang mengganggu interaksi sosial. Saat ini penelitian mengenai oksitosin sebagai pengobatan memang sedang dikaji.
Sejatinya, peran oksitosin dalam hidup manusia jauh lebih kompleks dari yang dipikirkan. Yang jelas, jika dianggap sebagai hormone bahagia dan cinta, itu memang benar adanya.