Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Rencana Anakku Hampir Menggagalkan Pernikahanku
7 Oktober 2020 12:42 WIB
Tulisan dari Cinta dan Rahasia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Disclaimer: Cerita ini hanyalah fiksi
Sejak usia 17 tahun, aku sudah tidak lagi menikmati masa muda. Aku harus disibukkan mengurus anak laki-lakiku yang bahkan tidak diakui oleh pacarku sendiri. Aku tidak memiliki siapa pun saat itu, orang tuaku sudah lama meninggal dunia dan aku hanya tinggal bersama nenekku.
ADVERTISEMENT
Di usia yang sudah senja, tidak mungkin aku membiarkan dia mengurus anakku. Terpaksa aku harus keluar dari sekolah dan bertekad untuk membesarkannya seorang diri. Aku ingin memberikan anakku semuanya dan menjadikan dia anak yang paling bahagia.
Kurasa semua impian itu pasti dimiliki oleh ibu mana pun di dunia ini. Keinginan itulah yang membuat aku memiliki kekuatan untuk tetap bertahan dan menjalani hari-hariku. Aku memulai karierku sebagai pelayan di sebuah kafe dan dengan kebaikan hati pemilik kafe tersebut, dia memberikan aku kesempatan untuk melanjutkan sekolah.
Dia bahkan memberikan aku kebebasan untuk memilih jam kerja dengan menyesuaikan sekolahku. Setelah lulus, aku mengambil beberapa pekerjaan paruh waktu dan menabung untuk melanjutkan universitas. Tetapi sepertinya Tuhan berkata lain, aku mendapat beasiswa penuh di salah satu universitas yang tak jauh dari tempat tinggalku.
ADVERTISEMENT
Saat itu aku merasa sangat bahagia karena tidak perlu meninggalkan anakku terlalu lama. Bertahun-tahun aku harus membagi waktu antara pendidikan, pekerjaan, anak, mengurus rumah dan nenek. Semua terasa sangat melelahkan dan tak semudah yang kubayangkan. Meski sudah bisa melanjutkan pendidikan tetapi aku tidak bisa menghabiskan waktuku seperti teman yang lain.
Sudah banyak pekerjaan yang harus kulakukan ketika jam perkuliahan selesai. Singkatnya, aku berhasil lulus dan mulai bekerja di salah satu universitas terbaik di kotaku. Ted, anakku, memilih universitasku untuk menjadi tempatnya melanjutkan pendidikan.
Aku bersyukur, dia tidak memberitahukan identitasnya sebagai anakku. Dia ingin merasakan seperti mahasiswa lain dan tidak ingin diperlakukan berbeda. Aku bangga dengan pemikirannya yang tak ingin diperlakukan istimewa hanya karena ia adalah anakku. Meski begitu, di sisi lain aku sedih karena merasa dilupakan olehnya
ADVERTISEMENT
Penampilanku masih terlihat sangat muda dari yang seharusnya, tak jarang mahasiswa menganggap aku tak jauh berbeda dengan mereka. Beberapa dari mereka sering memberikan aku perhatian ekstra dan mengajakku berkencan. Anakku merasa terganggu dengan hal itu, jadi aku menolak mereka dan menjauh.
Ada pria yang merupakan salah satu dari mahasiswaku, dia tidak pernah lelah untuk mengejar dan membuktikan cintanya padaku. Pria itu usianya hanya tiga tahun lebih tua dibandingkan Ted, namanya Ryan. Setelah sekian lama, aku pun luluh dibuatnya dan kami mulai berkencan tanpa sepengetahuan Ted.
Aku jatuh cinta pada Ryan, memang benar usianya jauh lebih muda dariku tetapi dia sangat dewasa. Aku merasakan perasaan yang selama ini tidak pernah kurasakan. Rasa aman, perhatian, dan merasa menjadi wanita seutuhnya sangat kurasakan ketika bersama Ryan.
ADVERTISEMENT
Suatu malam ketika Ted sedang menginap di rumah temannya, aku mengundang Ryan untuk datang. Aku belum siap untuk memberitahunya tentang Ryan, tetapi tiba-tiba Ted sudah berada di rumah, tepatnya di belakang Ryan. "Mama" ucapnya, "sayang aku kira kamu sedang berada di rumah temanmu, Ted ini Ryan" balasku sambil menyembunyikan apa yang sedang terjadi.
Perilaku Ted berubah sejak melihat Ryan datang ke rumah, ia selalu berusaha menghindar dan tak menjawab pertanyaan dariku. Ketika Ryan sudah pulang, Ted membentakku "Mama kamu membuat aku malu! Apa yang akan teman-temanku katakan jika melihat ini? Kamu juga akan kehilangan pekerjaan" ucapnya. "Sayang, jangan katakan pada siapa pun tentang ini. Aku mencintainya" jawabku.
Aku sangat berharap Ted akan menyelamatkanku dengan merahasiakan hal ini. Aku benar-benar sangat mencintai Ryan dan tidak ingin kehilangannya. Harapanku rupanya terkabul, saat itu Ted tidak menjawab ucapanku tetapi ia benar-benar membantuku merahasiakan semuanya.
ADVERTISEMENT
Dua tahun berlalu, Ryan melamarku tepat di depan Ted. Namun kali ini Ted tidak bisa menerima kenyataan itu, ia membocorkan rahasia kami dengan menulis surat aduan kepada administrasi universitas. Ted mengatakan kalau ada dosen yang berkencan dengan mahasiswa.
Apa yang kulakukan memang sangat melanggar peraturan. Pimpinan universitas berniat untuk mengeluarkan aku jika masih melanjutkan hubunganku dengan Ryan. Aku merasa sangat khawatir karena pekerjaan ini sangat penting bagiku tetapi di sisi lain aku juga tidak ingin kehilangan Ryan.
Ketika keluar dari ruang pimpinan, aku menceritakan semuanya pada Ryan. Berhari-hari kami memikirkan masalah ini, namun suatu malam Ryan datang dengan solusi. "Aku akan pindah ke universitas lain, dengan begitu aku bukan lagi mahasiswamu dan kita bisa bersama" ucapnya. Ted mendengar semua percakapan kami dan merasa malu karena melihat Ryan begitu mencintaiku.
ADVERTISEMENT
Ryan siap berkorban banyak hal untuk bisa tetap bersamaku. Akhirnya, Ryan mengurus semua berkas perpindahannya ke universitas lain dan aku tidak lagi melanggar peraturan universitas. Kami masih tetap bersama dan Ted mulai menerima Ryan, mereka bahkan mulai berteman. Tak lama dari kepindahan Ryan, kami pun menikah dan Ted mulai belajar untuk hidup bersama orang baru.