Angka Kehamilan di Cirebon Jabar Naik 10 Persen, Efek WFH?

Konten Media Partner
2 Juni 2020 12:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi. (Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. (Kumparan)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon - Angka kehamilan di rumah sakit Ibu dan Anak (RSIA) Cahaya Bunda Kota Cirebon, Jawa Barat, selama pandemi COVID-19 meningkat. Anjuran pemerintah kepada perusahaan untuk menerapkan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah, menjadi salah satu alasannya.
ADVERTISEMENT
"Kalau secara keseluruhan di Kota Cirebon saya kurang tahu persis. Tapi, kalau untuk di rumah sakit kita ada peningkatan pasien kehamilan sekitar 10 persen selama pandemi dibandingkan biasanya," kata pemilik RSIA Cahaya Bunda, Yasmin Dermawan di ruangannya, Selasa (2/6/2020).
Yasmin mengatakan setiap bulannya menangani sekitar 1.400 orang pasien. Dari angka tersebut, lanjut Yasmin, sekitar 80 persennya merupakan pasien hamil.
"Dari 1.400 pasien ini, sekitar 80 persen atau 1.000 pasien yang hamil. Setelah pandemi ada peningkatan 10 persen, artinya ada penambahan 100 pasien hamil per bulannya. Jadi, totalnya ada 1.100 pasien hamil yang ditangani selama pandemi," papar Yasmin.
Owner RSIA Cahaya Bunda, Yasmin Dermawan. (Ciremaitoday)
Yasmin mengatakan, kebijakan WFH dan staf at home menjadi salah satu faktor melonjak pasien hamil di rumah sakit miliknya. Menurut Yasmin selama pandemi hubungan pasangan suami istri (pasutri) semakin meningkat.
ADVERTISEMENT
"Ini terjadi pada pasutri baru, maupun pada pasangan yang sudah lama belum kehamilan. Saya punya pasien yang tujuh tahun baru hamil. Alhamdulillah dia hamil tanpa program, suaminya bekerja dari rumah," kata dokter spesialis kandungan itu.
Lebih lanjut, Yasmin menjelaskan tentang persiapan rumah sakitnya untuk menangani pasien positif COVID-19 yang hendak melahirkan, utamanya untuk persalinan secara normal. Yasmin mengaku saat ini sedang merancang kaca pembatas bagi pasien melahirkan yang terinfeksi COVID-19.
"Ya masih kita rancang alatnya. Kalau untuk yang pasien positif sesar, kita gunakan APD level 3. Kalau untuk pasien yang tidak positif (COVID-19), ya kita biasa saja. Tapi, tetap sesuai protokol kesehatan," kata Yasmin.