Antisipasi Musibah, Pohon Rindang di Kota Cirebon Dipangkas

Konten Media Partner
24 September 2021 18:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemangkasan pohon rindang di Kota Cirebon.(Humas Pemkot Cirebon)
zoom-in-whitePerbesar
Pemangkasan pohon rindang di Kota Cirebon.(Humas Pemkot Cirebon)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon – Menjelang musim hujan, Pemerintah Kota Cirebon memangkas pohon yang sudah rindang. Pemangkasan dilakukan sebagai upaya meminimalisir dampak bencana alam salah satunya adalah rawan pohon tumbang. Pasalnya, ketika musim hujan tiba intensitas hujan dan angin cukup kencang. Pohon rindang memiliki potensi bahaya yang harus diwaspadai seperti rawan menimpa rumah dan pengguna jalan.
ADVERTISEMENT
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (DPRKP) Kota Cirebon Agung Sedijono mengatakan, sejumlah pohon yang berpotensi membahayakan pengguna jalan dan pemukiman akan dipangkas hingga ditebang.
“Pohon yang rimbun dan dahannya menjalar tak beraturan akan dipangkas, sedangkan pohon yang lapuk termakan usia akan dtebang,” katanya, Jumat 24/09/2021.
Pemangkasan pohon rawan tumbang dilakukan di hampir seluruh ruas jalan di Kota Cirebon seperti Jalan Nyimas Gandasari, Jalan Kesambi, Jalan Kanggraksan, Jalan Jendral Sudirman, Jalan Diponogoro, dan lainnya.
“Sebelum dipangkas, kami melakukan koordinasi dengan instansi terkait. Karena ruas jalan di Kota Cirebon ada yang tanggungjawabnya Pemerintah Daerah Kota Cirebon, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat,” terangnya.
Pihakna juga menerima permintaan masyarakat yang ingin pohon dekat rumahnya dipangkas atau ditebang. Jika pohon tersebut ditebang, maka masyarakat wajib mengganti sesuai besarnya pohon.
ADVERTISEMENT
“Jika pohon besar yang ditebang, maka wajib menanam kembali sepuluh pohon. Sedangkan jika pohon ukuran sedang, wajib menanam lima pohon, dan jika pohon kecil, diwajibkan menanam dua pohon sebagai penggantinya,” ujarnya.
Meski tidak ada aturan tertulis, namun hal itu sebagai upaya menjaga keseimbangan antara pohon yang ditebang dengan pohon yang ditanam.
“Kami tidak ingin setelah pohon ditebang tidak ada lagi penggantinya, jadi kami minta kesadaran masyarakat,” pungkasnya.(Juan)