Konten Media Partner

Begini Pandangan Akademisi soal Bakal Calon Wali Kota Bandung

20 Juni 2024 8:35 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Focus Group Discussion bertema "Bebenah Bandung: Kampung Kota, Kesejahteraan & Kepemimpinan Daerah menuju Indonesia Emas 2045”. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Focus Group Discussion bertema "Bebenah Bandung: Kampung Kota, Kesejahteraan & Kepemimpinan Daerah menuju Indonesia Emas 2045”. (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Bandung - Dosen Ilmu Politik Unpad, Dr. Yusa Djuyandi, menyampaikan bahwa calon Wali Kota Bandung adalah orang yang sudah berpengalaman dan berani.
ADVERTISEMENT
"Kalau saya melihat mau itu politisi, mau itu praktisi ya mereka harus punya pengalaman," jelas Yusa usai FGD bertema "Bebenah Bandung: Kampung Kota, Kesejahteraan & Kepemimpinan Daerah menuju Indonesia Emas 2045”.
Alasannya, kata Yusa, politisi tidak berpengalaman kurang bagus juga karena nantinya dia hanya bisa berucap dan janji-janji manis.
"Tapi kalau dia punya pengalaman saya kira ini bisa jadi nilai lebih, praktisi pun sama. Praktisi punya pengalaman," tutur Yusa, di UTC Dago Hotel, Jl. Ir. H . Djuanda No. 4, Kota Bandung, Rabu (19/6/2024).
Selain itu, tambah Yusa, Wali Kota Bandung juga harus pemberani dan memiliki gebrakan-gebrakan baru.
"Masyarakat sekarang tidak butuh janji muluk lagi tapi perbanyak lapangan kerja, anak bisa sekolah, guru berkualitas, sarana prasarana sama semua. Tidak ada yang favorit," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dari ketiga calon yang hadir dalam Focus Group Discussion (FGD) itu yakni Sonny Salimi (Direktur Utama Perumda Tirtawening), Erwin (anggota DPRD Kota Bandung), dan Asep Mulyadi (anggota DPRD Kota Bandung).
Menurut Yusa, ketiga calon ini memiliki keinginan kuat, kendati mereka terbilang masih baru dibanding Atalia Praratya yang sudah mendampingi Kang Emil (Ridwan Kamil) menjadi wali kota dan gubernur. Begitupun Farhan, imbuh Yusa, merupakan selebritis politisi sehingga sudah cukup populer.
"Meskipun yang dua menjadi anggota DPRD, dan Pak Sonny Dirut PDAM," tandasnya.
Narasumber lain pun seperti Pakar Ilmu Politik Unpad, Mudiyati Rahmatunnisa, Guru Besar Ilmu Politik UPI, Prof. Dr. Cecep Darmawan, dan Tokoh Masyarakat Kota Bandung, Herru Joko, memberikan pandangan mereka terkait masalah yang harus diselesaikan oleh para calon Wali Kota Bandung ke depannya nanti.
ADVERTISEMENT
Mereka mengaku sepakat ada banyak permasalahan di Kota Bandung yang harus diselesaikan, di antaranya kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan.
Di tempat yang sama, bakal calon Wali Kota Bandung, Asep Mulyadi, mengaku sangat bersyukur ada agenda FGD tersebut. Menurut dia, dengan kegiatan ini ada masukan-masukan dari akademisi untuk pemimpin Kota Bandung ke depan.
"Karena walau bagaimanapun kita adalah pentahelix ya. Akademisi adalah salah satu hal yang membuat kita juga masukan-masukan buat kami nanti bagaimana masalah-masalah di Kota Bandung yang harus kita selesaikan. Dan hari ini bagus beberapa narasumber memberikan peta masalah yang harus diselesaikan, kemudian ide-ide ke depan. Saya pikir ini masukan yang bagus buat kami para bakal calon wali kota," tutur Asep Mulyadi.
ADVERTISEMENT
Asep pun mengaku pada saat ia terpilih menjadi legislatif kemarin sempat keliling ke masyarakat, ia mendapat aspirasi dari masyarakat. Asep mengatakan bahwa memang hari ini masalah ekonomi menjadi bagian yang harus menjadi perhatian khusus bagi wali kota ke depan. Apalagi menghadapi tahun 2025.
"Saya pikir ekonomi ini akan semakin berat. Betul ya, laju pertumbuhan ekonomi itu tumbuh hampir 5 persen, tapi kenyataannya hari inilah banyak juga perusahaan-perusahaan yang justru margin net-nya itu makin kecil. Artinya menunjukkan bahwa beban masyarakat kan semakin berat," ucapnya.
Pemerintah kota ke depan, lanjut Asep, harus lebih banyak lagi mengembangkan peluang lapangan kerja.
"Diperbanyak tuh job fair tapi bukan sekadar pelaksanaan job fair, tapi bagaimana menyambungkan dinas terkait menjadi teman bagi para pencari pekerja, juga bagi para pengusaha. Karena pengusaha ini juga tantangannya besar ke depan. Mereka harus terus struggle kemudian stabil menghadapi beberapa masalah ini sehingga menciptakan lapangan pekerjaan baru," paparnya.
ADVERTISEMENT
Masih kata Asep, bukan hanya lapangan pekerjaan baru, pemerintah juga harus memberikan ruang supaya peluang wirausaha ini dikembangkan secara masif, secara besar. Karena peluang wirausaha jauh lebih besar dibandingkan dengan peluang lapangan kerja.
"Tinggal bagaimana perubahan-perubahan mindset dikembangkan. Kemudian diadakan juga program-program ekonomi buat masyarakat," ujar politisi PKS itu.
Bakal calon Wali Kota Bandung lainnya dari Partai Gerindra, Sonny Salimi, menyampaikan terkait masalah kepadatan penduduk terjadi di setiap kota tidak hanya di Kota Bandung.
Karenanya, imbuh Sonny, saat ini pembangunan bukan lagi bersifat horizontal tetapi harus vertikal. Dan hal seperti ini harus didorong sehingga perencanaan kota bisa dilaksanakan dengan baik, seperti yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah saat ini semisal pengadaan program rumah deret.
ADVERTISEMENT
"Tapi kata kuncinya menurut untuk menyelesaikan banyak persoalan yang itu tadi harus ada kolaborasi. Ada penegakan aturan. Kalau memang belum tersedia aturannya kita buat. Pasti ada sesuatu yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan aturan ataupun budaya atau perubahan perilaku, tapi harus dengan kebutuhan dana, membangun infrastruktur kan tidak dengan regulasi, membangun infrastruktur harus dengan uang," jelas Sonny.
Lain lagi dengan calon wali kota lainnya yakni Erwin. Dia menyatakan bahwa Kota Bandung butuh pemimpin yang berani. Pasalnya, peraturan yang ada sudah bagus.
"Perda bagus, regulasi bagus, tinggal pemimpin yang berani. Saya siap membenahi ini semua, ini perlu eksekusinya karena perda kemiskinan ada, perda kreatif, perda ada kemajuan ada tinggal implementasi, kolaborasi semua untuk membereskan dari hulu sampai hilir," katanya. (*)
ADVERTISEMENT