Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Darwis Triadi Berbagi Tips Fotografi kepada Fotografer Amatir Cianjur
7 Oktober 2022 12:51 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cianjur - Ratusan peserta antusias mengikuti sesi demi sesi kegiatan Workshop Fotografi yang diselenggarakan Fotografer Amatir Cianjur (FAC) di Palace Hotel Cipanas Cianjur, Kamis (6/10/2022) kemarin.
ADVERTISEMENT
Acara yang dimeriahkan oleh penampilan pertunjukan tari kontemporer NOISE itu menghadirkan narasumber utama seorang pakar fotografi terkemuka Darwis Triadi. Dalam kesempatan itu Darwis menyampaikan beberapa hal mengenai tips dan trik mengenai fotografi bagi pemula dan profesional.
“Ingat fotografi sejatinya adalah tentang cahaya. Untuk menangkap cahaya salah satunya adalah dengan kamera,” kata Darwis mengawali pemaparannya yang menyita antusiasme peserta dan berlangsung lebih dari empat jam itu, dalam keterangan yang diterima Ciremaitoday, Jumat (7/10/2022).
Cahaya, kata Darwis, merupakan suatu hal yang paling penting dalam fotografi. Cahaya dibagi menjadi dua yaitu Natural dan Artifisial. Cahaya Natural adalah cahaya yang berasal dari matahari sedangkan Cahaya Artifisial adalah cahaya yang dibuat.
“Dalam hal fotografi kita harus mampu melihat bagaimana jatuhnya cahaya ke objek. Dalam hal cahaya artifisial terdapat teknik pengambilan cahaya salah satunya yaitu teknik pencahayaan rembrant,” sebut Darwis.
ADVERTISEMENT
Teknik pencahayaan, jelas Darwis, salah satunya menggunakan satu buah sumber utama cahaya yang diletakkan di sebelah kiri atau kanan atau kepala atas objek.
“Teknik ini akan menerangi salah satu sisi wajah model dan menghasilkan efek terang-gelap secara berlawanan. Semakin dekat cahaya ke objek hasil potret yang dihasilkan akan lebih detail,” papar Darwis.
Oleh karena itu, kata dia, lebih baik tidak menggunakan cahaya yang langsung sejajar dengan lensa kamera serta hindari terjadinya cross light.
Dalam fotografi sebut Darwis terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yakni komposisi dan warna. “Komposisi kamera seperti kita ketahui dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu shutter speed, ISO, dan aperture. Shutter speed yaitu kecepatan kamera dalam menangkap cahaya, Semakin cepat shutter speed semakin cepat juga sensor menerima cahaya,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Sementara yang dimaksud dengan ISO, kata Darwis, adalah tingkat kesensitifan sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi ISO-nya artinya kamera semakin sensitif.
“Selanjutnya tentang aperture atau yang biasa disebut diafragma dapat didefinisikan sebagai ukuran bukaan lensa dalam menerima cahaya. Semakin kecil bukaan lensa artinya semakin banyak pula cahaya yang masuk,” sambungnya.
Darwis juga sempat menyinggung tentang istilah Rembrandt Lighting (RL) dalam dunia fotografi. RL adalah teknik pencahayaan yang akan menghasilkan foto unik karena bayangan yang dibentuknya. Salah satu yang menjadi perhatian pada teknik ini adalah bayangan segitiga yang terbentuk di bawah mata dengan sisi gelap di sekitarnya.
Darwis juga menyampaikan bahwa dalam fotografi harus juga diperhatikan soal ‘communication skill’ serta pemahaman terhadap objek, baik dari sisi gesture maupun detail objek bersangkutan.
ADVERTISEMENT
“Fotografi tidak hanya terkait segi teknik dan hasil foto, namun juga perlu dimiliki seorang fotografer adalah kepribadian yang baik. Ingat tiga hal yang harus diperhatikan oleh seorang fotografer adalah spirit, mentality, dan motivasi”, ujar Darwis, mengingatkan.
Terpisah Ketua Panitia Workshop Fotografi bersama Darwis Triadi yang juga Ketua FAC, Muhammad Yusuf S, mengatakan, kegiatan tersebut terselenggara atas kerja sama dengan berbagai pihak seperti Palace Hotel Cipanas, Lokatmala Foundation dan Bank Artha Graha. Termasuk sejumlah sponsor lain.
“Sebelumnya kami juga telah menggelar kegiatan pra-event seperti ‘FAC GOES to SCHOOL’ sebagai rangkaian kegiatan dari 10 tahun FAC ini,” kata Yusuf.
Pada kegiatan yang berlangsung sejak pagi hingga petang itu, juga menampilkan pertunjukan tari kontemporer NOISE menjadi perhatian dan catatan tersendiri bagi para peserta yang hadir. NOISE yang digelar menjelang dibukanya acara workshop itu menampilkan kelincahan apik sang koreografer nasional sekaligus penari Wina Rezky Agustina dari Lokatmala Foundation.
ADVERTISEMENT
Direktur Komunikasi dan Jaringan Lokatmala Foundation, Grisela Dita, menjelaskan, NOISE hadir sebagai perlambang dari kegundahan dan kegusaran masyarakat saat ini yang sudah mulai digiring pada kebisingan-kebisingan.
“Ada sejumlah persoalan sosial ekonomi hingga politik pasca pandemi yang terus menggerus kekhawatiran publik yang kian menyesakkan akhir-akhir ini. Namun tentu saja kita tak boleh diam dan menerima kebisingan itu,” sambung Dita.
Sebab itu kata Dita, optimisme harus terus dipantik. Teh Wina Rezky Agustina dibantu Executive Producer, Raka Dhika Yudhistira dan kawan-kawan memberikan tawaran itu dengan pesan-pesan tari modern yang tetap berakar pada nilai-nilai seni tradisi.
Seniman lainnya M. Widhi Nurahman berhasil mengalihkan pesan-pesan koreografi yang ditampilkan Wina ke dalam sebuah gambar spontan di atas kanvas. Lengkingan tembang sang penari diiringi dentingan kecapi suling secara live oleh penata musik Restu Febriansah bahkan cukup mengundang decak kagum seluruh hadirin.
ADVERTISEMENT
Wina yang saat itu dibalut kostum kebaya modern dengan segala aksesorinya berhasil membawa penonton diam dan hening seketika. Terlebih saat dia mengenakan topeng panji dalam salah satu adegannya.
Semua hadirin nampak terbius energi positif yang dipancarkan oleh gerak profesional Wina. Seolah memberi pesan bahwa setiap kebisingan sejatinya bisa diheningkan. Topeng pun akhirnya dibuka.
Pada penghujung acara hasil lukisan karya Widhi itu kemudian diserahkan oleh panitia dan Tim Lokatmala Foundatio sebagai oleh-oleh untuk Darwis Triadi.***