Data Kemenkes 2019: Majalengka Masuk 3 Besar Kasus BAB Sembarangan

Konten Media Partner
20 Desember 2019 17:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jobong atau tempat buang air besar umum masih banyak ditemui di Kabupaten Majalengka, khususnya di perdesaan. (Rd Algifari Suargi)
zoom-in-whitePerbesar
Jobong atau tempat buang air besar umum masih banyak ditemui di Kabupaten Majalengka, khususnya di perdesaan. (Rd Algifari Suargi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ciremaitoday.com, Majalengka - Masyarakat Kabupaten Majalengka, khususnya warganet dalam beberapa hari dihebohkan dengan temuan bahwa daerah mereka masuk ke dalam daftar dengan jumlah warga yang Buang Air Besar Sembarangan (BABS) cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
Seperti data yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan tahun 2019 terkait Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), sebanyak 2,4 juta kepala keluarga di Jawa Barat masih melakukan BABS dan Majalengka menyumbang 34,84 persen atau menempati urutan ketiga setelah Tasikmalaya dan Kota Bandung.
Data tersebut muncul dalam lokakarya Pembiayaan Alternatif Air Minum dan Sanitasi di Hulu DAS Citarum yang diselenggarakan Bappeda Jabar dan Water.org di Bandung beberapa waktu lalu, yang dimuat beberapa media baik cetak maupun online.
Dalam lokakarya itu, muncul data bahwa di Kabupaten Majalengka dari 382.332 KK, sebanyak 133.193 KK masih BABS.
Menindaklanjuti kabar itu, Bupati Majalengka, Karna Sobahi, mengatakan akan segera melakukan identifikasi dan validasi terkait data yang beredar. Hal itu guna mengetahui secara pasti, daerah mana saja yang disebut-sebut masih banyak kasus BABS.
ADVERTISEMENT
"Kita akan mengidentifikasi dulu kebenaran data dan daerah mana. Karena kita punya 330 desa 13 kelurahan dengan 26 kecamatan. Ini daerah-daerah mana saja yang memang masih memiliki kebiasaan buang air besar sembarangan," kata Karna, Jumat (20/19).
Kendati belum ada data pasti, Karna menilai kabar tersebut menjadi permasalahan yang cukup serius. Pasalnya, kasus itu berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat. "Kalau sudah (teridentifikasi), nanti akan kita programkan untuk pemetaan, akan difasilitasi. Kita programkan, karena menyangkut pelayanan masyarakat," beber dia
Namun, temuan di lapangan masih didapati masyarakat yang jumlahnya tidak sedikit melakukan BABS menggunakan water closet (WC) tanpa saluran septic tank, melainkan berada di atas empang yang sering disebut masyarakat Majalengka dengan 'Jobong/Paciringan'. Kondisi tersebut biasanya berada di wilayah pedesaan.
ADVERTISEMENT
Selain di pedesaan, masyarakat yang bertempat tinggal di Kota Majalengka juga masih banyak yang menyalurkan pembuangan tinja langsung ke sungai.