Konten Media Partner

Dedi Mulyadi Dinilai Sebagai Figur Tokoh Keberagaman di Jabar

20 September 2024 12:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon gubernur Jawa Barat yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan sembilan Partai non parlemen Dedi Mulyadi saat Dialog Kebinekaan Bersama Kang Dedi Mulyadi ‘Bersama Ciptakan Kondusifitas Pilkada 2024’ di Kota Bandung. Foto: Tomi Indra
zoom-in-whitePerbesar
Calon gubernur Jawa Barat yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan sembilan Partai non parlemen Dedi Mulyadi saat Dialog Kebinekaan Bersama Kang Dedi Mulyadi ‘Bersama Ciptakan Kondusifitas Pilkada 2024’ di Kota Bandung. Foto: Tomi Indra
ADVERTISEMENT
ciremaitoday.com, Bandung, - Ketua Dewan Pembina DPW Pujakesuma Jabar, Juson Simbolon menilai, figur calon gubernur Jawa Barat yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan sembilan Partai non parlemen Dedi Mulyadi mampu menjaga kebinekaan dan keberagaman.
ADVERTISEMENT
Hal ini ditegaskan disela ‘Dialog Kebhinekaan Bersama Kang Dedi Mulyadi ‘Bersama Ciptakan Kondusifitas Pilkada 2024’ di Kota Bandung. Juson menilai dialog kebinekaan ini untuk merasionalkan ide-ide Kang Dedi Mulyadi yang berangkat dari hal-hal yang berkaitan dengan budaya, keberagaman dan minoritas.
“Kebebasan beragama yang selama ini kan seolah-olah itu hanya perdebatan perdebatan yang dibicarakan tertutup,” ujar Juson, salah satu Penggagas Dialog Kebhinekaan, sekaligus Ketua Dewan Pembina Pujakesuma Jawa Barat Juson Simbolon, Jumat 20 September 2024.
Menurutnya, kebinekaan itu banyak aspek, termasuk itu karakteristik Jawa Barat, pola pembangunan. “Sampai dibedah ke bagian yang menurut saya itu adalah tumbuh sebagai kebinekaan yang harus kita akui secara bersama-sama,” katanya
Menurutnya, orang akan memahami bahwa apa yang disampaikan Kang Dedi Mulyadi itu bukan sesuatu yang imajiner bahkan mengawang-ngawang. “Tetapi memang fakta di lapangan yang selama ini orang seolah-olah enggan untuk berdebat soal itu,” katanya.
ADVERTISEMENT
Juson menilai, orang selalu melihat yang berbeda itu menjadi soal persoalan, apakah itu persoalan ras, suku, agama bahkan nilai-nilai kesenian. Bahkan kearifan lokal yang memang itu sudah tumbuh jauh sebelum peradaban modern.
Padahal, lanjut Juson, itu mengandung filosofi yang bisa menyelamatkan Jawa Barat dari aspek lingkungan, tata ruangnya dan lain-lain.
“Kang Dedi orang yang suka merangkul semua orang. Dia selalu melakukan pendekatan terhadap semua orang itu, terlepas agamanya apa dalam konteks kemanusiaan,” katanya.
“Kita bercermin dalam diri Kang Dedi Mulyadi. Dan dia menjadi simbol yang hadir dalam pada setiap orang, dan kita mengharapkan itu menjadi hadirnya negara ketika Kang Dedi menjadi Gubernur. Untuk mengayomi semua orang dan menjadi bapak semua orang,” terangnya. **
ADVERTISEMENT