Konten Media Partner

Disperindag Jabar Gelar Operasi Pasar Murah untuk Jaga Inflasi di Akhir Tahun

12 Desember 2023 19:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Operasi pasar murah Disperindag Provinsi Jawa Barat. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Operasi pasar murah Disperindag Provinsi Jawa Barat. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Bandung-Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa barat (Jabar) bakal menggelar operasi pasar murah mulai hari ini hingga 14 Desember 2023 mendatang. Kegiatan itu diadakan untuk menekan kenaikan harga komoditas dan inflasi menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru.
ADVERTISEMENT
Kegiatan itu masuk dalam program Optimalisasi Pusat Distribusi Provinsi Pengendalian Inflasi (OPADI) Jabar.
"OPADI berikutnya menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 dengan mempertimbangkan kenaikan harga yang ada," ujar Kadisperndag Jabar, Noneng Komara Nengsih melalui keterangan yang diterima pada Selasa (12/12).
Kegiatan pada akhir tahun tersebut akan difokuskan di daerah-daerah yang angka inflasinya tinggi seperti Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya dan Bandung Raya.
"Sasarannya pada masyarakat di daerah-daerah yang inflasinya tinggi," ucapnya.
Di Kota Tasikmalaya, OPADI akan digelar di 3 wilayah dari 12 hingga 14 Desember yakni Kecamatan Kawalu, Kecamatan Mangkubumi dan Kecamatan Tamansari dengan komoditas beras serta minyak goreng.
"14 Desember di Kota Cirebon dua kecamatan di Harjamukti dan Lemah Wungkuk komoditasnya beras, minyak goreng dan gula pasir. Kota Bandung, di halaman TVRI Kecamatan Cibaduyut dengan komoditas cabai merah dan cabai rawit merah," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Masyarakat menurutnya bisa mendapatkan komoditas tersebut dengan pembelian maksimal seperti beras medium 5 kilogram dengan harga Rp 47 ribu perlima kilogram.
Kemudian gula putih 1 kilogram Rp 11.700, minyak goreng 2 liter dengan harga Rp 12.400 perliter, cabai merah 1 kilogram Rp 43.500 perkilogram, dan cabai rawit merah Rp 57.900 perkilogram.
"Harganya sudah disubsidi," ujar Noneng.
Sementara di wilayah lain, operasi pasar akan tetap digelar dengan ragam komoditas yang dibutuhkan masyarakat salah satunya jika ada komoditas penyumbang inflasi di dalamnya seperti cabai.
“Yang paling meningkat harganya itu seperti cabai, ini nanti ada di operasi pasar, jadi komoditasnya tidak sama,” katanya.
Noneng mengatakan pihaknya menggandeng sejumlah perguruan tinggi di Bandung untuk menentukan komoditas yang akan disalurkan dalam operasi pasar. Kajian dilakukan pada komoditas yang harganya terus mengalami kenaikan. “Beras, minyak goreng, gula dan ada cabai,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Noneng berharap lewat Opadi, masyarakat Jawa Barat dapat memperoleh harga barang kebutuhan pokok yang terjangkau dan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok yang terjamin..
“Masyarakat nanti bisa menebus komoditas Opadi dengan kupon yang sudah kami siapkan,” katanya.
Sebelumnya, Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin mengatakan Pemprov Jabar menjadwalkan gelaran operasi pasar dan gelar pangan murah secara intensif hingga akhir tahun ini.
Bey berharap langkah tersebut bisa segera menstabilkan harga kebutuhan pokok itu di lapangan di samping menjaga tingkat inflasi.
Tak hanya itu, program bantuan pangan beras dari pemerintah pusat bagi 4,1 juta keluarga penerima juga diharapkan bisa ikut menekan gejolak harga tersebut.
Menurut Bey, sebenarnya pihaknya sudah menggelar program serupa. Tercatat hingga Agustus lalu, 57 kegiatan OP dan GPM sudah tergelar. Untuk itu, instrumen pengendali inflasi tersebut itu bakal terus dilakukan pihaknya secara massif.
ADVERTISEMENT
OPADI JABAR atau Optimalisasi Pusat Distribusi Provinsi untuk Pengendalian Inflasi Jawa Barat merupakan Inovasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dalam Penguatan Sarana Perdagangan Provinsi sesuai amanat dari Permendag No. 21 Tahun 2021 tentang Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan. (*)