Konten Media Partner

Durian "Perwira", Si Legit Nan Menawan Asal Majalengka

19 Februari 2019 21:01 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Durian Sinapeul atau ‘Perwira’ asal Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka jadi magnet yang mampu menarik setiap orang saat datang ke Kabupaten Majalengka. (Oki Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Durian Sinapeul atau ‘Perwira’ asal Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka jadi magnet yang mampu menarik setiap orang saat datang ke Kabupaten Majalengka. (Oki Kurniawan)
ciremaitoday.com,Majalengka,- Durian Sinapeul atau ‘Perwira’ asal Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka jadi magnet yang mampu menarik setiap orang saat datang ke Kabupaten Majalengka. Sekilas, tak ada perbedaan mencolok dengan durian pada umumnya. Hanya saja, rasanya yang legit dan khas serta jumlahnya yang terbatas menjadikan varian buah durian ‘Perwira’ ini diburu para maniak durian dari berbagai daerah.
ADVERTISEMENT
Tak sedikit dari warga dari luar kota seperti Bandung, wilayah Jabodetabek, dan Cilegon Banten, bahkan dari luar negeri memburu durian ‘Perwira’ asal Majalengka. Titin Susilawati, pemilik pondok durian Perwira (Sinapel).
Durian "Perwira" ini biasanya dibanderol dengan harga Rp80.000/kg. Sementara durian lokal berkisar Rp45.000 sampai 150.000/buah.(Oki Kurniawan)
“Durian perwira rasanya manis legit dan sedikit pahit sehingga tidak heran banyak yang memburu dari luar Majalengka,” ujar Titin Susilawati, pemilik pondok durian Perwira (Sinapel).
.
Menurut Titin, durian Perwira merupakan warisan turun temurun. Berawal dari pohon induk yang sudah berusia ratusan tahun yang kemudian di budidayakan melalui teknik stek batang atau okulasi.
“Pohon indukan durian kami dapat warisan yang umurnya sudah ratusan tahun,” ungkapnya sambil menunjuk salah satu pohon durian yang sangat tinggi di depan rumahnya.
ADVERTISEMENT
Masih dikatakan Titin, dirinya memiliki kebun dengan lebih dari 200 pohon durian lokal dan perwira. Biasanya masa panen dilakukan pada awal November sampai akhir Februari dengan rata-rata satu pohon bisa berbuah hingga 50 biji.
Namun pada musim panen 2019 ini, mengalami penurunan karena curah hujan yang tinggi di bulan Januari sehingga durian diserang hama ulat dan rasa duriannya menjadi ‘anyep’ akibat pohon tumbuh daun. “Dibandingkan tahun tahun sebelumnya, ada penurunan kuantitas panen durian karena intensitas hujan saat durian sudah besar besar,” jelasnya.
Durian sinapeul biasanya dibanderol dengan harga Rp80.000/kg. Sementara durian lokal berkisar Rp45.000 sampai 150.000/buah.(*)
Penulis : Oki Kurniawan
Editor : Tomi Indra Priyanto