Konten Media Partner

Gandeng PKM ISBI, Desa Galagamba Cirebon Siap Pikat Wisatawan Lewat Seni Budaya

21 September 2024 13:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gelaran Mapag Sri, tradisi adat Desa Galagamba. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gelaran Mapag Sri, tradisi adat Desa Galagamba. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ciremaitoday.com, Cirebon-Pemerintah Desa Galagamba, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, tengah bersiap menyambut dunia dengan program wisata desa yang memadukan seni dan budaya lokal yang bakal dikemas secara modern. Melalui kolaborasi dengan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Desa Galagamba berupaya mengemas kekayaan seni tradisionalnya dengan sentuhan kontemporer untuk menarik minat wisatawan.
ADVERTISEMENT
Dalam upaya ini, perpaduan alat musik tradisional seperti genjring dan balasyik dengan alat musik kontemporer menjadi salah satu daya tarik utama. Setiap acara di Galagamba akan diiringi oleh komposisi musik yang mencerminkan karakter unik desa ini.
“Kami berkolaborasi untuk menghadirkan sesuatu yang berbeda, sebuah perpaduan seni tradisional dan modern yang bisa membangkitkan potensi wisata seni di sini,” ujar, Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ISBI Bandung, Dr. Jaeni B. Wastap, kepada wartawan, Jumat (20/9).
Pemberdayaan Generasi Muda Melalui Seni
Tidak hanya menampilkan seni, program ini juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat, khususnya generasi muda. ISBI Bandung memberikan pelatihan seni seperti musik, tari, dan bahkan pembuatan naskah drama berjudul ‘Kanda Galagamba’ yang menceritakan sejarah berdirinya desa tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kami ingin pemuda-pemudi di sini tidak hanya mengenal seni budaya mereka, tapi juga mampu mengelolanya secara mandiri,” katanya.
Dengan dukungan Karang Taruna dan Pegiat Seni Galagamba, pemuda desa diharapkan mampu mengorganisir kegiatan seni dan budaya desa secara berkelanjutan. Bantuan teknis, seperti pelatihan public speaking dan MC, juga diberikan agar mereka siap menjadi penggerak utama dalam berbagai acara desa.
Latihan rutin para pelaku seni Lais (Sintren) di Desa Galagamba. Foto: Istimewa
Ritual dan Upacara Adat Jadi Daya Tarik
Desa Galagamba dikenal dengan berbagai ritual adat dan upacara tradisional yang memiliki daya tarik tersendiri. Salah satunya adalah Mapag Sri, sebuah tradisi syukuran setelah panen padi, serta kunjungan ke situs-situs keramat seperti Buyut Balegede dan Sumur Besian yang memiliki pemandangan menakjubkan Gunung Ciremai, hingga penampilan memukau seni tradissional Lais (Sintren) yang dibalut nuansa modern.
ADVERTISEMENT
“Dalam satu tahun, ada begitu banyak event budaya di sini. Bahkan, beberapa bulan bisa ada dua acara besar. Kami ingin ini menjadi daya tarik wisata,” jelas Dr. Jaeni.
Ia optimis, dengan persiapan yang matang hal ini akan dapat terealisasi dengan baik. Apalagi, lokasi Desa Galagamba yang berada tak jauh dari pintu keluar dan masuk Tol Cipali, serta juga dekat dengan BIJB Kertajati hingga akses jalanan yang mulus dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para wisatawan lokal maupun asing.
Wisata Edukasi dan Pembangunan Berkelanjutan
Proyek pengembangan wisata desa di Galagamba ini akan berjalan selama tiga tahun, dengan fokus tahun pertama pada pengemasan seni budaya dan pembangunan fasilitas penunjang. Dalam kurun waktu tersebut, pihaknya juga akan membangun objek wisata kuliner khas Galagamba seluas 1 hektare, yang setiap pekannya akan menampilkan kesenian berbeda.
ADVERTISEMENT
Saat ini, kata dia, pengembangan baru berjalan di tahun pertama, dengan capaian progres 75 persen.
Sementara itu, Kuwu Desa Galagamba, Suwandi Hartono, menyatakan bahwa selain seni budaya, sektor pertanian juga akan diintegrasikan dalam program wisata edukasi.
“Kami berencana mengembangkan wisata edukasi pertanian dengan latar Gunung Ciremai yang indah, dan tentunya menggabungkannya dengan seni budaya lokal,” ungkapnya.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian desa melalui wisata yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Selain itu, Suwandi menargetkan agar ke depan Desa Galagamba dapat menjadi tuan rumah festival berskala nasional dan internasional.
“Kami berharap seni dan budaya Galagamba bisa dikenal bukan hanya di tingkat lokal, tapi juga di kancah internasional,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Dengan potensi besar yang dimiliki Desa Galagamba, proyek wisata ini menjadi langkah strategis untuk menghidupkan kembali kearifan lokal sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.(*)