Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
IFAD Pastikan Program UPLAND di Garut Berjalan Optimal
24 November 2024 22:01 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Garut - Tim dari Fund for Agricultural Development (IFAD) melakukan supervisi ke Kabupaten Garut, Jawa Barat, dalam rangka meninjau program UPLAND. Supervisi dilakukan untuk memastikan efektivitas program guna mendukung tingkat kesejahteraan petani di Garut.
ADVERTISEMENT
Anggota Tim Supervisi Misi IFAD, Rahmi Khalida, menjelaskan supervisi difokuskan pada komponen peningkatan produktivitas dan fasilitas pendukung yang diterapkan.
"Kami ingin memastikan infrastruktur, manajemen lahan, serta sarana seperti gudang, jalan usaha tani, dan alat transportasi seperti truk telah berjalan optimal dan dimanfaatkan oleh penerima manfaat," katanya dalam rilis yang diterima, Minggu, 24 November 2024.
Program UPLAND berorientasi pada peningkatan kesejahteraan petani dataran tinggi, khususnya melalui budidaya tanaman seperti kentang. Namun, sejumlah tantangan utama mengemuka, salah satunya adalah perubahan pola tanam dari petani kentang konsumsi menjadi penangkar benih. Selain itu, kestabilan harga masih menjadi kendala.
"Meski koperasi telah berjalan selama setahun, diperlukan waktu untuk membangun kepercayaan petani agar mau menjual hasil produksi kepada koperasi," tambah Rahmi.
ADVERTISEMENT
Rahmi menyoroti potensi besar pertanian dataran tinggi. Rahmi juga menegaskan alasan Indonesia dipilih sebagai lokasi implementasi program.
"Indonesia telah lama menjadi anggota IFAD. Sebagai negara berkembang dengan potensi besar di sektor pertanian, program ini selaras dengan visi IFAD untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan,” jelasnya.
Pada kesempatan berbeda, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Haeruman, melaporkan bahwa proyek UPLAND telah mengembangkan total 200 hektare lahan di empat desa, di antaranya Sukawargi (100 hektare), Cikandang (30 hektare), Simpang (40 hektare), dan Margamulya (40 hektare). Proyek ini bertujuan menghasilkan benih kentang bersertifikat dan meningkatkan taraf hidup petani.
Dukungan infrastruktur, seperti jalan usaha tani, embung, irigasi sprinkler, dan ternak domba, menjadi faktor pendukung keberhasilan proyek ini.
ADVERTISEMENT
“Proyek UPLAND telah meningkatkan pendapatan petani, sehingga mereka kini lebih mandiri secara ekonomi,” ujar Haeruman.
Ia berharap program ini dapat diperluas ke desa lain pada 2025. Namun, ia juga menekankan pentingnya penguatan kelembagaan kelompok tani agar keberlanjutan aset, seperti gudang benih, tetap terjaga melalui pengelolaan berbasis peraturan desa (Perdes).
“Dengan kontribusi petani dan keberlanjutan infrastruktur, potensi kentang di Garut dapat mendukung swasembada pangan nasional,” pungkasnya. (*)